凤於九天 / Feng Yu Jiu Tian (Indonesia Translate)

Volume 3 Chapter 11

Catatan:

Terjemahan pada Puisi yang digunakan pada bab dibawah, Langkah para dewa 'sulit ditemukan, cinta itu hanya seperti mimpi.

Rumput mengejar dengan angin, daun bersandar pada angin Sebuah hati menunggu, cinta seumur hidup menunggu bagian awan dan untuk melihat cahaya bulan.Baris terakhir adalah sebuah pepatah, yang tidak bisa melacak asal mula di paling awal, sehingga penulis telah menggunakan Puisi ini sebagai cara untuk menjelaskan.

Pepatah ini berarti bahwa seorang talenta harus memiliki pasien menunggu awan untuk berpisah sebelum mereka bisa melihat bulan / matahari, untuk mendorong orang agar memiliki daya tahan sampai akhir.

• Memukul ular bergantung pada tongkat

Kalimat ini tidak direkam oleh orang-orang terkenal, namun sebuah dialog cerita rakyat mengajarkan cara menyerang seekor ular di daerah Linh Nam Selatan yang memiliki banyak penyakit dan organisme berbahaya, seperti ular berbisa dan tikus. Karena itu, bedanya pakai tongkat bambu atau tongkat keras.

Ular-ular itu sering melilit benda keras itu, jika tongkat itu melintas dan tidak memukul titik kelemahan ular maka bisa melilit tubuh dan berbalik menggigitnya. Karena itu, masyarakat di sana tidak menggunakan tongkat melainkan cambuk bambu untuk memukul ular.

Ekspresi ini menyiratkan bahwa orang harus mencari peluang, pada saat masing-masing situasi dan melakukan apa yang terbaik untuk mencapai manfaat terbaik. Dalam kasus ini, orang yang menggunakan taktik manipulatif untuk melepaskan diri dari serangan balik di mana lawan merasa sulit menemukan jalan untuk menyelesaikannya.

(Nggk ngerti dah..pokoknya begitulah 😅😅,,,dan begadang 😪,,,)

******************************************

Kusir menghentikan keretanya di depan istana.

Meskipun ekonomi Bo Jian telah melemah selama beberapa tahun terakhir, namun istana ini megah ribuan kali lebih baik daripada Xi Rei, kedua sisi dinding gerbang utama berwarna merah yang membentang lebih panjang daripada penglihatannya, jalan di bawah pun mulus.

Feng Ming berpikir,
'Bo Jian seperti Rong Tian telah jelas terlalu materialis dan menyia-nyiakan sumber daya dengan tidak terlalu baik agar praktis. Raja Bo Jian tidak peduli dengan memerintah negara hanya peduli bagaimana membangun istana, negara seperti ini tentu saja akan bisa binasa dan membusuk '

Bo Ling keluat pada saat bersamaan dengan Feng Ming, matanya menoleh ke istana yang megah, lalu menghela napas,
"Setiap kali saya melihat istana, saya tidak merasakan apa-apa."

Feng Ming melirik Bo Ling, berpikir,
'Kamu anak raja, dibesarkan dengan orang biasa tentu saja tidak bisa merasakan bagaimana berada di dalam tempat ini. Tapi, setelah bertahun-tahun menunggu kamubakhirnya melihat bagian awan dan melihat cahaya bulan, dan akhirnya sah menjadi pangeran.'

Mata Bo Ling berhenti melihat bendera Bo Jian ditembok yang berkibar mengikuti arah angin, perlahan berkata,
"Duke Ming harus mendengar cerita ini, istana Bo Jian harus diperbaiki setiap tahunnya,pemandangan indah yang dikenal sebagai yang paling cemerlang dari sebelas negara. Meskipun demikian, masalah warga sipil tidak pernah terdengar dibalik kemegahan istana yang tak tertandingi ini. "

Feng Ming merasa sedikit terkejut;
Sungguh luar biasa bahwa Bo Ling benar-benar merawat bangsanya dan seorang pria patriot.

Bo Ling berbalik, tertawa sedih,
"Duke Ming pasti sangat waspada terhadap Bo Ling, tentu saja bisa dimengerti karena Bo Ling benar-benar mengincar takhta. Saya ingin menginginkan tahta Bo Jian dengan menggunakan tipuan tercela untuk mendapatkannya. Saya tumbuh bersama penduduk sipil, saya merasa bahwa jika saudara laki-laki saya mewarisi takhta, orang-orang akan lebih banyak menderita. Ketika saya naik tahta, keputusan pertama saya adalah tidak akan pernah mempermegah istana, seluruh negeri dari bangsawan dan Orang biasa harus berpakaian sederhana dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama-sama untuk mengerjakan kepentingan umum untuk semua orang. "