Volume 4 Chapter 11.2

2.6K 328 20
                                    

Bendera Kerajaan dipindahkan ke timur, ribuan tentara meninggal di sana, mereka dikuburkan di sungai Ah Man.
Tak terhitung jiwa yang melayang dan tidak bisa kembali ke rumah.

Tempat yang dipenuhi dengan tiupan angin kencang ini, kini sudah menjadi legenda.

Perahu yang dirantai itu, terbakar api yang panas membara membumbung tinggi di cakrawala, seperti neraka, yang akan tertanam dalam memori kerajaan Li selamanya, Xi Rei, Yong Yin, dan reputasi Duke dari Xi Rei dalam pikiran manusia tidak akan pernah pudar.

Saat Tentara kembali dengan kemenangan, karena ketidaksadaran Duke Ming, tidak  bersemangat untuk merayakannya.

Di kereta tenda, Feng Ming perlahan-lahan diletakkan di tangan Rong tian.
Berlutut di samping untuk melayani adalah dua orang yang baru saja terbangun, Chiu Yue dan Chiu Xing.

Chiu Yue dengan hati-hati memegang mangkuk emas, satu tangan Rong Tian memeluk Feng Ming, dan tangan lainnya mengambil satu sendok sup obat diarahkan ke mulut Feng Ming. Mata Feng Ming masih terpejam, sehingga sup obat itu menetes dari mulutnya.

"Aih," Rong Tian mengencangkan alisnya, kemudian mengambil alih mangkuk emas itu, untuk memberi obatnya, dia mengisi mulutnya dengan obat itu kemudian meminumkannya ke Feng Ming dari mulut ke mulut.

Chiu Yue mengusap matanya yang membengkak, kemudian menangis lagi,
"Ini semua adalah kesalahan buruk Miao Guang, jika bukan karena dia, bagaimana mungkin Duke Ming tidak sadarkan diri dan tidak terbangun?"

"Chiu Yue ah, tolong jangan menangis lagi," Chiu Xing mengerutkan kening,
"Raja Besar sudah bilang, kalau kita masih menangis, kita akan diusir."

Rong Hu berdiri di samping, dengan saksama berkata,
"Ini semua salahku, tidak bisa menyelamatkan Duke Ming sebelumnya, dan membiarkan Duke Ming disiksa oleh Ruo Yan yang telah menjadi Raja iblis selama hampir setengah tahun."

Lie Er menepuk pundak Rong Hu, menghela napas,
"Kakak, jangan salahkan dirimu, kita sebagai pelayan paling kosmopolit untuk Duke Ming, namun sudah membuat Duke Ming sangat menderita, ini semua salah kita ."

--------------

Kosmopolitanisme :
adalah ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa manusia merupakan satu komunitas tunggal yang memiliki moralitas yang sama.
Seseorang yang memiliki pemikiran kosmopolitanisme dalam bentuk apapun disebut kosmpolitan atau kosmopolit.

--------------

"Jangan bicara lagi," Rong tian berkata dalam, "Yang harus disalahkan adalah Aku," Dengan lembut dia membelai bulu mata panjang Feng Ming, menatap Feng Ming yang tidur sangat nyenyak dan damai, namun wajahnya masih terlihat pucat, Rong Tian merasa sangat tidak enak di dalam, dia dengan sedih berkata,
"Aku sebagai Raja Xi Rei bahkan tidak memiliki kemampuan apapun, Aku pernah mengatakan bahwa aku akan menanggung semua penderitaanmu, Tapi kenapa yang menderita adalah kamu?"

Feng Ming dengan taat tidur di dalam pelukannya, tubuh lembutnya mengeluarkan keharuman unik yang khas miliknya.

Semakin dia berpikir, semakin dia merasa tertekan, dia menundukkan kepalanya dan dengan lembut membelai rambut hitam Feng Ming, dia berbisik,
"Feng Ming, Feng Ming, tolong cepatlah bangun. Aku ingin mengajakmu melihat padang rumput hijau dan lereng bukit, Di sana bunga-bunga sudah mekar penuh, dan itu sangat indah."

Enam puluh empat kuda menarik gerobak Raja perlahan-lahan bergerak maju, roda kayu itu bergerak di jalur yang terjal.

Bendera bergoyang terlihat dari kejauhan, gerbang Xi Rei terbuka lebar, sebuah karpet emas bergulir hingga sampai gerbang, itu merupakan seremonial yang paling serius untuk menyambut sang Raja.

凤於九天 / Feng Yu Jiu Tian (Indonesia Translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang