#17

456 58 9
                                    

"Krystal, kalo Kakak minta tolong kamu ke percetakan gak kenapa-napa?"

Seola mendatangi Krystal yang sedang duduk di koridor kampus.

"Ah ya Kak Seola?"

Seola tersenyum. "Lagi bengong ya,"

"Maaf Kak..."

Seola ikut duduk di sebelah Krystal. "Aku mau minta tolong kamu ke percetakan,"

"Tadi Jaeho lagi ambil motor, tapi tiba-tiba aku dikasih tau kalau dosenku mau masuk kelas."

"Oh? Boleh kok, aku lagi senggang."

Seola mengulurkan flashdisk yang dipegangnya. "Nama filenya poster naik cetak dua ya, ini uangnya juga."

"Kalau aku lupa. Aku chat ke Kakak ya?"

Seola mengangguk. "Maaf ya jadi nyuruh kamu, kasian Jaeho sendiri, aku heran panitia banyak tapi kalau kayak gini susah dicari yang luang."

Krystal berdiri dan mengangguk. "Gak papa Kak, aku kan juga panitia."

"Oke. Aku duluan ya Tal, udah harus masuk. Terima kasih ya."

- - - - -

"Kalau lo mau pulang duluan gak papa Tal."

Sekarang Jaeho dan Krystal sedang duduk menunggu pesanan mereka dikerjakan.

"Gak papa, kasian lo kalau ditinggal."

"Masih lumayan lama loh ini."

"Iya tau kok."

"Jongin!"

Krystal menoleh. Jaeho juga menoleh, namun setelahnya Jaeho mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Jongin tunggu dulu, ini flashdisknya gak ada."

Seorang wanita dan seorang lelaki berdiri di dekat pintu masuk. Mereka mengalihkan perhatian Krystal hanya karena sang wanita menyebut satu nama.

"Di mana emang tadi nyimpennya?"

"Di tas gue."

"Coba cari lagi."

"Bantuin dong..."

Mereka berdua sibuk mencari flashdisk di tas sang wanita. Tak berapa lama kemudian flashdisk yang mereka cari ditemukan.

"Makanya kalo naro barang jangan asal."

"Tadi lo buru-buru sih, makanya gue masukkin asal."

"Yaudah buruan, butuh cetak satu doang kan? Keburu mau hujan nih, gue lagi bawa motor."

"Iya, iya!"

Mereka berdua berbalik. Krystal tersentak karena mata Jongin bertemu tepat dengan matanya.

Hanya beberapa detik dan kemudian hati Krystal mencelos karena Jongin berpaling dan berjalan menuju meja komputer yang ada di sana seakan tidak mengenalnya.

"Em, Ho?"

"Kenapa?"

"Kalau gue duluan gak papa? Gue kayaknya kurang enak badan."

ThirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang