Part 7

12.5K 1.3K 17
                                    

Aku sedikit kesulitan menyamakan langkah besar Adam, lelaki ini dengan tidak merasa bersalah menyeretku mengikutinya dari belakang untuk membawaku kebelakang rumahnya, berjalan melewati jembatan kecil yang di kelilingi kolam ikan, sampai pada Gazebo yang di naungi saung-saungan berbahan kayu, menghadap kolam ikan berbentuk memanjang dan sedikit berkiku. Ternyata selain ada taman dan rumah kaca, di rumah tante Belinda terdapat juga Gazebo, yang sepertinya diperuntukan santai keluarga.

"Duduklah." Dia duduk terlebih dahulu, aku mengambil jarak beberapa langkah dan duduk menghadapnya.

"Ini mengenai perjodohan kita yang Mami bilang tadi." Aku yang sedang melihat kolam yang berada di sampingku melihatnya seketika.

"Perjodohan?" Jadi, beneran kalo tante Belinda mau jodohin aku dengan anaknya ini?

"Kenapa?" Kenapa? Aku menatap horor, kenapa dia malah bertanya?

"Kenapa kita mau di jodohin?"

"Kenapa kamu enggak nanya Mami?" Ya enggak mungkinlah aku nanya sama mamahnya ck.

"Jadi kamu udah tau kita mau di jodohin?" Dia mengangguk.

"Sudah."

"Kapan?"

"Setelah makan malam tempo hari." Gercep juga tante Belinda, sungguh tak kusangka ucapan yang kukira hanya candaan ternyata bukan main-main. Bahkan tante Belinda langsung memberitahu anaknya soal itu.

"Lalu tanggapan kamu?" Langsung aku menanyakannya begitu ingat.

Dia mengedikan bahunya santai "Saya menerima nya."

"Apa??"

"Kenapa?"

"Kenapa kamu menerimanya?" Kuharap dia menjawab, kamu salah dengar, saya bilang tidak menerimanya.

"Kenapa saya harus menolaknya?" Ternyata dia malah menjawab seperti itu. Aku menatap dirinya dengan sangat kesal, berdiri dengan kedua tangan terkepal.

"Jelas aja kamu harus menolaknya. Apa kamu pikir aku gatau?" Dia ikut berdiri dan menatapku dengan wajah bertanya.

"Saya kenapa?"

"Kenapa juga tante Belinda malah mau jodohin kita, apa tante Belinda menyuruhmu poligami?"

"Kamu bicarapa apa?"

"Ck. Kamu pikir aku gatau apa kamu kamu itu udah punya anak!" Aku menatapnya penuh dengan permusuhan, jika dia wanita mana yang rela suaminya nikah lagi. Pake di jodohin orangtuanya lagi, udah kaya drama wattpad aja.

"APA!!" Aku hampir terkena serangan jantung mendengar seruan keras di belakang kami, kulihat tante Belinda bersama seorang wanita dan juga gadis kecil yang kulihat tempo hati di Bandara.

Keningku mengerut dalam, tante Belinda terlihat akrab bahkan dekat dengan wanita itu. Kenapa beliau malah mau menjodohkan anaknya pada wanita lain. Mereka juga sudah memilik seorang anak yang sangat cantik, yang kini sedang berlari ke arah kami dengan merentangkan tangannya.

"Uncleeeee, I miss you." Adam menyambut anaknya lalu menggendong gadis kecil itu, dan lelaki itu menciumi wajah anak tersebut dengan sayang.

"Maksud Abi apa?" Tante Belinda menyentuh lenganku, membuatku memangkan muka dari pemandangan di depanku kesamping. "Apa maksud Abi kalo Adam udah punya anak." Aku mengerjap bingung, kenapa tante Belinda malah bertanya?

"Itu." Aku menunjuk Adam yang sedang menggendong anaknya itu, dan menjawab pertanyaan tante Bekinda. "Anaknya Adam. Berarti Adam udah nikah."

Suara tawa wanita yang kukira istrinya Adam terdengar geli dan puas. Kenapa dia malah tertawa?

Kau Adalah... (Sudah Tersedia Di Googleplay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang