Part 15

14.1K 1.3K 44
                                    

Baru beres revisi part ini, langsung di up. Harap maklum jika nemu typo.

Selamat membaca.

***

Aku pikir tidak akan mudah menjalani pertunangan ini. Aku kira akan sulit kembali berdekatan dengan lelaki itu. Patah hati yang aku alami ketika remaja dulu nyatanya masih terasa sanga membekas. Ketika bertemu dengan Adam setelah bertahun-tahun lamanya, hatiku kembali berdenyut. Dan aku pikir itu karena aku masih terlalu sakit hati padanya.

Namun setelah lamaran itu, semuanya berubah. Hampir dua malam sekali Adam mampir ke Florist, dia datang setelah pekerjaannya selesai hanya untuk melihatku katanya dan pulang setelahnya. Aku mengehela berat, kenapa itu sangat mempengaruhi ku?

Aku sempat memepertanyakan hatiku yang tiba-tiba berubah. Bukan denyutan sakit ketika melihatnya karena teringat masa lalu, tapi denyutan lain yang enggan ku akui sebabnya.

"Kenapa?" Aku mengerjap mata, pertanyaan Adam barusan membubarkan pikiran-pikiranku yang melayang kesana-kemari.

"Enggak," keningku berkerut ketika Adam membawa mobilnya memasuki parkiran Restoran.

"Mau ngapain?" Tanyaku seperti orang bodoh, jelas bodoh. Memang untuk apalagi orang datang ke sini!

"Makan dulu."

Ku pikir Adam akan langsung mengantarkanku pulang setelah dari butik tadi. Adam keluar dari mobil, aku mengikutinya. Kami masuk ke dalam Restoran yang sepertinya lumayan banyak pengunjung.

Seorang laki-laki yang berseragam menyambut kami di depan.

"Untuk berapa orang pak?"

"Dua." Laki-laki itu membawa kami masuk lebih dalam. Aku tersenyum melihat suasana Restoran ini, dari luar terlihat sangat biasa. Namun tidak kusangka Restoran ini memiliki view yang sangat menakjubkan bagi pengunjung yang datang. Kami duduk di dekat kaca yang menyajikan pemandangan sore hari. Aku pikir tadi ketika masuk tadi jika Restoran ini memiliki satu lantai, tapi ternyata mereka memiliki lantai lain di bawah sana. Yang artinya, ini bukan lantai pertama.

Pramusaji tadi memberikan dua buku di atas meja kami, lalu pergi setelah mengatakan akan kebali jika kami sudah siap memesan. Aku sudah menjatuhkan pilihanku, dan begitupun Adam karena tangannya langsung terangkat memanggil pramusaji seorang wanita. Venezia spaghetti menjadi pilihanku, Adam juga memesan menu yang sama. Serta jus tomat dan air mineral yag menjadi minuman Adam.

Keheningan langsung menyergap kami setelah pramusaji wanita itu pergi, hanya suara musik yang di putar di Restoran ini. Aku melirik Adam yang matanya berfokus ponsel ditangannya, ku alihkan pandangan ke luar kaca untuk menikmati pemandangan yang di suguhkan. Nyatanya memang lebih baik memandang keluar jendela dari pada memandang makhluk yang ada di depanku. Yang lebih suka memandang benda pipih itu dari pada orang yang di depannya.

"Benarkan aku gak salah liat." Suara membuat ku dan juga Adam menoleh kesamping meja kami. Keningku berkerut ketika seorang wanita perpakaian terbuka tersenyum pada Adam. Ku lihat ia membungkukkan tubuhnya dan tanpa canggung mencium sebelah pipi kanan Adam. Mataku melotot, tidak hanya terkejut karena melihat wanita itu mecium pipi Ada. Tapi juga karena aku kini mengenali siapa wanita itu.

"Kamu kok bisa disini sih? Sama siapa?" Tanyanya dan kini kepalanya sudah menoleh padaku.

"Dia siapa?" Tanyanya pada Adam dengan dagu yang diarahkan padaku. Matanua menyipitkan untuk mengenaliku.

"Apa kita pernah ketemu? Ko wajahnya gak asing yah?" Cacing yang sempat berdemo di perut ku mendadak damai, dan rasa lapar itu menguap seketika. Bukan hanya aku yang menganalinya, dia pun sepertinya mengingatku.

Kau Adalah... (Sudah Tersedia Di Googleplay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang