O5

917 86 3
                                    


꒰ ☁️ ꒱

✧ ཻུ۪۪⸙͎⋆*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✧ ཻུ۪۪⸙͎⋆*











"Tunggu ya nak, arsen masih tidur soalnya," kata bunda pada seorang gadis yang kini duduk manis di ruang tamu.

bunda pun menaiki anak tangga dan berjalan menuju kamar dengan pintu biru tua.

"sen ? arsen ? bangun nak, itu ada temennya di bawah," ucap bunda sembari mengetuk pintu.

sementara itu, di dalam kamar terlihat 2 buntelan dosa yang tengah tertidur. satu di kasur, yang satunya lagi di karpet.

"hoamm, bang bangun," altha melemparkan bantal pada arsen yang terkapar di karpet.

"bentar lagi bun," racau arsen.

"bun matamu sepuluh. ada temen lo tuh," kali ini altha melemparkan guling ke arah arsen.

"siapa siH— ANJER GUE LUPA KALO ADA JANJI AMA PINKY. MAMPUS."

arsen segera bangun dan berlari menyambar handuk.

"cih, sampai mana tadi mimpi gue ?"

altha melanjutkan tidurnya. tak peduli dengan arsen yang hampir kejungkal saat membuka pintu kamar mandi.

sementara itu di ruang tamu,

"loh arsen belum turun ?" tanya bunda pada pinky.

ya.

pinky.

neng gebetan arsen itu loh.

"belum tante, mungkin arsennya lagi siap-siap," jawabnya sopan.

"coba kamu samperin. pintunya yang
warna biru tua ya."

"eh, emangnya gak apa-apa tante ?" tanya pinky ragu.

yakali dia masuk kamar cowok. kalok di grepe grepe gimana?

"gapapa. lagian kalo kamu ke atas kan gak bakalan berdua doang," kata bunda.

pinky pun mengangguk, "saya ke atas dulu ya tante."

setelah sampai di pintu biru tua yang dimaksud bunda, pinky mengetuknya.

"arsen ?" panggilnya.

'cklek'

pintu terbuka, menampilkan cewek dengan rambut bak sarang burung dan muka bantal khas orang baru bangun tidur.

"l-lo.."

pinky terbata-bata saat melihat orang yang membuka pintu.

"loh, kak pinky ? janjian ama kak arsen ya ?" tanya altha yang masih setengah sadar.

SG ⸙ 𝙛𝙞𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang