PART 1

77 0 0
                                    

Aku El

Di negeri tercinta Indonesia, tepatnya di kota Palembang adalah salah satu kota besar yang ada di indonesia dan di kota ini juga banyak terlahir bujang elok dan gadis yang cantik nan anggun dan di kota ini pula sekitar 20 tahun lalu tepatnya 11 april 1997 seorang ibu melahirkan anak lelaki bernama Muhammad El Farouqh. Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Adam El Qobri dan Siti Aisyah dan ia mempunyai adik bernama Fildzah Tahnia Liza.

Mempunyai wajah yang rupawan, tinggi dan layaknya perawakan orang arab karena ia adalah keturunan orang arab yang diturunkan dari ayah nya dan badan yang tinggi tegap, tentunya akan membuat hati wanita meleleh jika sudah memandangi mata nya.

Pada suatu hari yang cerah, hari pertama ia masuk kuliah. Seragam rapi, putih hitam ia kenakan dan senyum sumringah yang terpancar dari wajahnya karena untuk kuliah di Politeknik Negeri Sriwijaya adalah impiannya sejak masih berseragam putih abu-abu.

Kelas yang rapi, dan teman baru telah menunggu dikelas.

El berjalan dengan semangatnya "Hari ini harus berjalan dengan lancar, jangan sampai mengecewakan!" Ujar El dalam hati.

Tak disangka, teman baru di kelas begitu ramah dan bersahabat. Dengan senyum yang tidak pernah lepas, ia berkenalan dengan teman-temannya begitupun dengan temannya yang membalas dengan senyuman.

Siang itu, tepatnya jam 13.30 WIB dosen masuk ke kelas.

"Hey hey, ada dosen tu di depan kelas, diam diam". Sambil memegang tas kecil dan buku di tangan, ibu itu masuk dengan muka capek. Maklum, jadwal ibu pada hari itu sangat padat dari pagi hingga sore dan kami berada di kelas siang, dengan kelas yang ada AC nya tidak membuat kelas kami dingin karena siang itu begitu panas dan AC tidak terlalu dingin membuat kelas terasa hangat. Karena capek dan di dukung dengan kelas yang hangat, ibu itu tidak jadi memberi materi dan hanya memperkenalkan diri nya.

Kelas kembali ricuh, hiruk pikuk cerita teman. Ada yang bercerita tentang masa SMA, ada juga bercerita tentang tempat ia berasal dan bahkan kami para cowok tentunya bercerita tentang cewek cantik yang ada di kelas yang lain.
Kebetulan saat kami membicarakan nya, cewek itu lewat di depan kelas kami. "Cewekkk, namanya siapa" Sambil berteriak. Sedangkan El hanya berdiam di kursi dan tidak tertarik mengikuti temannya.

"El, yokk ikut kami ke kantin".

"Kantin mana" El.

"Kantin belakang" Jawab teman El.

Tak terasa waktu berjalan sekitar 1 jam, makan, bercerita dan tertawa membuat waktu begitu singkat. Lalu salah satu teman cewek di kelas datang ke kantin dan menyuruh kami masuk kelas karena ada dosen. Perasaan tegang saat menuju ke kelas, takut di marah oleh dosen karena kami pikir, kami hanyalah mahasiswa baru tapi langsung berulah dengan keluar tanpa sepengetahuan dosen pada jam pelajaran.

Wajah yang berkeringat, kami masuk ke kelas.

Sambil memegang buku cetak, lalu dosen bertanya ke kami. "Dari mana kalian!?".

"Kantin bu, habis makan" Jawab kami sambil menundukkan kepala.

"Kalian ini, baru saja masuk ke kampus ini sudah berani ke kantin pada jam pelajaran!!!!. Yasudah duduk sana!!. Berhubung kalian masih baru, saya tidak akan menghukum kalian".

"Baik bu" Jawab mereka.

Sama seperti sebelumnya, dosen hanya perkenalan dan tidak memberi materi apapun kemudian keluar. Dengan santainya kami keluar lagi tanpa memikirkan kejadian yang tadi akan terulang lagi. Kami makan di kantin EMAK, membeli beberapa cemilan dan minuman. Dengan asap rokok yang berasal dari orang-orang di sekitar, tidak membuat kami terganggu dan tetap asyik bercerita. Alhasil saat kami masuk ke kelas, bau asap rokok sangat mengganggu teman cewek di kelas. Nadila menutupi hidungnya yang mencium bau rokok dengan tissue "Duhh kalian habis merokok ya, bau kalian itu lohhh mengganggu sekali."

Sambil menciumi baju nya "Gak kok, kami tadi dari kantin terus banyak yang ngerokok tapi bukan kami nad" Vito.

"Ohh yaudah, ini pafrum buat kalian biar bau nya hilang, jangan habisin yaaa".

"Wahhh makasih banyak lohh nad, tenang gak kami habisin kok. Kami sadar diri juga kok (tersenyum)." Ujar Vito.

Sembari menunggu dosen masuk, kami duduk di koridor dan menggoda cewek yang lewat. Yang lain asyik, tetapi El seperti biasa hanya diam dan tidak tertarik melakukan hal seperti itu.

Salah seorang teman pun bertanya. Menepuk punggung El. "Bro, kenapa diam aja. Perasaan dari tadi diam aja, giliran cerita yang lain kamu asyik aja tapi kalo masalah cewek diam aja" Heru.

"Gak bro, saya gak mau kek itu, males".

"Jangan-jangan kamu homo ya hahaha" Shobir.

"Iya nih jangan-jangan kamu homo El" Ivan.

"Waduh sembarangan aja, males aja bro."

"Kenapa emangnya bro? Gua perhatiin emang kamu dari tadi kek cuek itu dengan cewek, emang kamu gak pernah pacarana ya El?" Doni.

"Pernah sih waktu SMA tapi ya pacaran biasa gak ada perasaan sama sekali. Alhasil bosen yaaaaaa terus putus".

"Kok gitu, kesian lah cewek digituin" Andre.

"Ya gak percaya aja dengan cinta, cinta itu cuma omong kosong aja bagi saya lagian bukan saya yang suka tapi dia."

"Tapi ya masa' kamu belum pernah jatuh cinta sama cewek bro, bohong nih pasti," Doni.

"Ya terserah kamu aja lah don" Jawab El.

Percakapan langsung sunyi seketika.

Biarkan Jembatan Ini Menjadi SaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang