Evan Syahriza. Nama itu seminggu ini selalu mengisi benak Nindi. Nama yang tadinya asing kini memiliki arti penting dalam hidup Nindi. Semua berjalan sangat sempurna dengan Evan. Nindi yakin Evan lah Mr. Perfect yang dicari nya selama ini.
Evan memenuhi janji nya untuk mengantar jemput Nindi setiap hari. Lalu mereka menghabiskan sepanjang hari bersama. Makan siang, nonton film, ataupun sekedar ngopi di cafe. Hati Nindi selalu ceria seperti bunga matahari yang baru mekar. Evan selalu mampu membuat Nindi meleleh hanya dengan sebaris kalimat seperti ‘I’m yours... so, please be mine, forever’ di tengah percumbuan mereka, atau dengan sikap Evan yang sangat romantis meskipun mereka sedang berada di keramaian, seperti tak pernah melepaskan gandengannya dari Nindi, mengecup buku jari nya dan tertawa lepas atau sekedar memberi ciuman lembut di puncak kepala Nindi untuk mengucapkan terima kasih karena sudah mau menjadi kekasihnya, hal yang tak pernah di lakukan pria manapun yang dikenalnya selama ini. Evan benar-benar sudah menawan Nindi. Dan kini hatinya sepenuhnya milik Evan.
Awalnya Nindi harus menjaga hubungan mereka agar tak diketahui murid-muridnya, tapi hari ini sepertinya hal itu tidak bisa lagi, karena kemarin Monik tanpa sengaja memergoki Evan sedang membuka kan pintu mobil untuk Nindi. Dan pagi ini, Monik mencegat mereka di gerbang sekolah dengan kedua tangan di pinggang.
“Oooh... Sepertinya kita ketahuan.” Kata Evan sambil menunjuk Monik dengan dagunya. Nindi menghela nafas pendek.
“Biar aku urus. Kamu jalan aja, katanya ada meeting dengan klien jam delapan nanti kan?.”
“Heemm... Kamu take care ya.” Ujar Evan lalu mendaratkan sebuah kecupan singkat di kening Nindi. Membuat Monik yang melihatnya dari seberang meradang. Mobil Pajero sport Evan bergerak lebih cepat dua detik dari langkah lebar Monik. Berlari kearah nya. Nindi menatap Monik tajam.
“Kamu kenapa nggak masuk kelas, satu menit lagi bel. Ayok masuk sana.” Seru Nindi sambil mengibaskan tangannya seperti mengusir anak ayam masuk ke kandang. Monik tidak menanggapi ucapan gurunya tersebut ia malah berkacak pinggang dan melotot menatap Nindi.
“Sejak kapan bu Nindi dekat sama mas Evan?.”
“Sejak kapan itu jadi urusan kamu?.” Sahut Nindi acuh lalu menyebrang jalan. Monik terus mengekor dengan seribu rasa ingin tahu.
“Kalau menyangkut mas Evan, itu adalah urusan saya.”
“Oh ya? Memang kamu ada hubungan apa sama Evan?.”
“Dia sahabat kakak saya, dan dia juga pacar saya.” Seru Monik sedikit berang. Nindi tertawa sumbang. Ia terus berjalan hingga memasuki pelataran SMU Satu Nusa. Monik masih menjajarinya.
“Jawab bu, apa hubungan ibu sama mas Evan?.” Karena sebal terus diikuti muridnya, akhirnya Nindi menghentikan langkahnya dan dengan senyum simpul ia berujar.
“Maaf ya Mon, pacar pura-pura kamu itu sekarang jadi pacar sungguhan saya. That’s all you have to know.” Setelah itu Nindi meninggalkan Monik yang terpaku di tempat.
**
Nindi sangat menantikan hari jumat, kenapa? Selain karena jam belajar yang lebih cepat, juga karena di hari jumat Nindi tidak ada jadwal mengajar di kelas 3 Ipa 2, kelas nya Monik dan kawan-kawan. Setidaknya ada satu hari dalam seminggu dimana ia tidak perlu berteriak-teriak macam tarzan dan bisa bernafas lebih lapang.
“Udah ditunggu ya sama yayang nya? Tuh Pajero sport udah ada di depan gerbang.” Ujar Sofia, guru bahasa Inggris SMU Satu Nusa yang terkenal centil dan narsis sambil menduduk kan bokong nya di meja sebelah Nindi.
Sepertinya memang tidak ada rahasia yang abadi, Nindi menyadari hal itu. Ini pasti ulah Wati. Gumam Nindi. Salahnya juga tidak bisa mengunci mulut nya, dan mengumbar cerita ke rekan kerja nya hanya karena Wati menangkap basah dirinya sedang tersenyum menatap handphone seharian.
![](https://img.wattpad.com/cover/135260159-288-k886284.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Will Find a Way
General FictionEvan mengamit jemari Nindi dan membawa ke dadanya. "Nin... Aku tahu aku salah udah berbohong sama kamu. Please, maafin aku Nin... aku cuma nggak ingin membuat kamu khawatir." Terlambat. Nindi menarik jemarinya dari genggaman Evan. "Van... Aku pal...