Evan mengamit jemari Nindi dan membawa ke dadanya. "Nin... Aku tahu aku salah udah berbohong sama kamu. Please, maafin aku Nin... aku cuma nggak ingin membuat kamu khawatir." Terlambat. Nindi menarik jemarinya dari genggaman Evan. "Van... Aku paling benci kebohongan, terutama orang yang mengucapkan kebohongan. Tapi dalam kasus ini, untuk pertama kali dalam hidup ku, aku lebih membenci kebenarannya." Anindita Lituhayu adalah seorang guru yang menginginkan bentuk kehidupan keluarga yang harmonis dengan suami dan anak-anak yang bisa dilihatnya setiap hari, sedangkan Evan Syahriza adalah Mayor pasukan khusus yang rela mempertaruhkan nyawanya demi mengabdi kepada pekerjaannya. Hal itulah yang membuat Nindi berpikir ribuan kali untuk mempertahankan hubungan mereka. "Aku nggak ingin kamu memilih antara aku atau pekerjaan mu. Aku rasa itu nggak adil untuk mu. Aku juga nggak mau egois, karena itu biar aku yang mengalah. Aku mundur Van. Maaf." No Option. Tidak ada pilihan untuk Evan selain menerima nya. "Kalau memang itu sudah menjadi keputusan mu, aku menghargainya. Semoga kedepannya kamu akan selalu bahagia." Putus dari Evan membuat Nindi seperti berada pada titik nol terendah dalam hidupnya. Tanpa pikir panjang lagi ia melarikan diri ke sebuah pulau terpencil yang sangat indah bernama Lebayah. Salah satu pulau paling eksotis di kepulauan Anambas. Namun siapa sangka di pulau kecil itu Nindi bertemu dengan orang-orang yang banyak memberikannya makna kehidupan, tentang arti memberi dengan ketulusan tanpa pamrih, tentang kesederhanaan yang membumi, tentang rasa memiliki yang layak diperjuangkan. Salah satu orang tersebut adalah Evan. Apakah pertemuan kedua mereka di Lebayah mampu membuat Nindi melupakan masa lalu buruk keluarganya tentang pria berseragam loreng? mampukah Evan kembali mengambil hati Nindi? ataukah pria tampan lain yang dikenalnya? hanya waktu yang mampu menjawab nya...
14 parts