Saat pagi hari, Chanyeol selalu bersemangat untuk berangkat ke sekolah. Pasalnya mengingat dirinya akan bertemu dengan Baekhyun selalu membuat dirinya merasa sangat bahagia. Dadanya menghangat dengan detakan jantung yang kencang, membuat semangat terbakar di dalam dirinya. Hal tersebut pastinya di sadari oleh ibunya, bagaimana tidak. Chanyeol yang wanita paruh baya itu mengenal anak bungsunya itu selalu malas jika jam berangkat sekolah. Terlebih lagi di hari senin. Maka dari itu ia memindahkan Chanyeol ke sekolah yang jaraknya lebih dekat dari rumah.
Tapi dirinya dapat melihat dengan jelas sang anak yang tengah sarapan dengan wajah yang berseri-seri. Ia melepaskan celemeknya kemudian duduk di hadapan Chanyeol.
"Chanyeol. Kau punya kekasih?"
Chanyeol yang mendapatkan pertanyaan spontan dari ibunya terbatuk karena tersedak susu yang tengah di minumnya. Mata bulatnya menatap sang ibu dengan ukuran yang lebih besar kemudian ia mendenguskan nafasnya. "Tidak. Aku masih free."
Sandara, ibu Chanyeol mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Ia mengambil teko yang berada di tengah meja kemudian menuangkannya di dalam cangkir. Ia menyesap teh yang di tuangnya perlahan. "Begitu. Lalu bekal yang kau siapkan tadi pagi untuk siapa?"
"Tentu untukku."
Kepala Sandara kembali mengangguk paham. "Kau menghias bekal untukmu sendiri? Lagi pula bukankah sekolahmu menyediakan makan siang?"
"Aku menghiasnya agar aku memakannya dengan lahap," Chanyeol memasukkan satu potong roti kedalam mulutnya lalu mengunyahnya cepat. Ia menelan roti di dalam mulutnya dan menghabiskan susunya. "Makan siang di sekolah rasanya tidak enak," ucapnya setelah menelan habis sarapannya. Chanyeol melangkah menuju dapur lalu mengambil bekal yang telah disiapkannya.
Chanyeol mendekat kearah ibunya kemudian mencium pipinya. "Aku berangkat dulu."
"Kau tidak menunggu ayahmu?"
Kepala Chanyeol menggeleng dengan wajah malasnya. "Ibu tau kalau ayah mandi sangat lama."
Setelahnya Chanyeol berlari keluar rumahnya dan menutup pintu depan rumah cukup kencang. Membuat sang ibu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap anaknya. Namun setelahnya Sandara tertawa kecil. "Memangnya kau bisa membohongi ibumu, Park Chanyeol?" setelahnya Sandara menghabiskan teh yang telah ia tuang kedalam cangkir lalu berjalan menuju kamarnya untuk memanggil sang suami yang bahkan belum selesai dengan mandinya. Chanyeol benar, lelaki yang menjadi suaminya itu benar-benar mandi sangat lama! Bahkan dirinya yang seorang perempuan membutuhkan waktu mandi lebih cepat.
.
My Squishy
ChanBaek
Chapter 6
Tulisan cetak miring adalah flashback
.
chanyeol tersenyum cerah ketika dirinya melihat bangku Baekhyun yang masih kosong. Tidak sia-sia dirinya bangun lebih awal agar dapat datang lebih cepat dari Baekhyun. Dirinya ingin terlihat rajin dimata Baekhyun. Chanyeol berlari kecil menuju bangkunya. Ia meletakkan tasnya kemudian mengambil satu buah bingkisan dari sana. Bingkisan tersebut ia berikan kecupan singkat sebelum ia letakkan di kolong meja Baekhyun. Chanyeol menggigit bibirnya sambil menangkup kedua pipinya untuk menahap senyumnya.
Untuk menunggu Baekhyun datang, Chanyeol mengambil ponselnya dari saku blazernya untuk memainkan games yang tersedia di ponselnya. Mata bulatnya sesekali melirik kearah pintu, berharap agar Baekhyun segera menunjukkan batang hidungnya. Namun lelaki mungil yang ditunggunya masih belum menampakkan dirinya. helaan nafas kasar terdengar dari Chanyeol, pasalnya sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Squishy [ChanBaek • Yaoi]
FanfictionChanyeol awalnya tidak peduli dengan sosok Byun Baekhyun yang selalu terbully disekolah barunya. Namun saat pelajaran olahraga, semuanya menjadi berubah. "Ya Tuhan... aku melihat squishy yang cantik!"