11. Pengungkapan

462 74 112
                                    

Happy Reading!

🔰🔰🔰

Jinyoung berada disana, di atas kudanya dengan sebuah pedang yang tersimpan di belakang punggungnya. Menatap tajam dengan guratan wajah yang mengeras seolah sedang menahan sebuah gejolak.

Jihun rasa kakinya terekat erat dengan kegugupan luar biasa. Jinyoung tak akan mencampuradukkan relasi dan kesalahan dalam satu pengampunan.

Jihun tertangkap basah telah bermain api di belakang janji sebagai prajurit Nerion.

Udara seolah pergi meninggalkan jangkauan parunya yang menyempit, mendesak hingga kerongkongannya tercekik.

"Jin...Young," bahkan hanya mengucap sebuah nama, Jihun merasa terlalu banyak sumbatan berduri di lehernya.

Kemudian pandangan Jihoon menggelap, terhalang oleh tubuh besar Daniel yang memeluknya. "Tenanglah. Ingatlah bahwa ada aku disisimu." ucapan Daniel seperti mantra yang mengembalikan dunia Jihun dalam waktu tersingkat. Tanpa perlu alasan pasti yang mendasar secara perlahan menormalkan lompatan jantungnya.

Tubuh Daniel memutar ke belakang tanpa menjauh dari sosok Jihun, dari depan lalu menempatkan dada bidangnya untuk menempel pada punggung Jihun yang kaku.

Sebelah telapak tangan Daniel membelai rambut panjang di satu sisi kepala Jihun, turun ke garis rahangnya yang melengkung seperti pahatan sang dewi, ujung jemarinya menggelitik sisi leher Jihun dan berakhir di bahunya.

Daniel mengekang tubuh Jihun dengan satu lengannya yang kokoh. Jalinan serabut otot lengan Daniel yang tersusun menekan tubuh Jihun, sentuhan lembut itu menuntunnya pada sebuah kepercayaan bahwa ia punya dua buah tangan yang berjanji akan selalu melindunginya.

"Kau terlalu cepat panik. Lihatlah kemana arah pandangan mata Jinyoung, sayang?" Daniel merendahkan kepalanya untuk sejajar dengan telinga Jihun ketika berbisik pelan. Bibirnya begitu dekat dan mengusik syaraf Jihun.

Daniel memainkan bibirnya di pipi Jihun, berkali-kali mengecupnya dengan gerakan perlahan yang sensual.

Setidaknya Daniel tahu saat bahu Jihun sedikit mengendur dan ia mengangkat ujung jarinya ke sebuah titik. Ekor mata Jihun mengikuti dan menemukan seorang pemuda yang mungkin tingginya sama dengan Daniel, berdiri gagah di depan tak jauh dari mereka berdua.

Wajah mudanya sangat tampan dan mempesona dengan garis rahang yang kuat. Ia memegang sebuah busur panah yang terarah pada Jinyoung.

Jihun terpejam sejenak dalam kelegaan. Saat ia berkata telah siap dengan segala kemungkinan terburuk ternyata hal itu tidak semudah ucapan yang menguap ke langit.

"Aku selalu dapat mengandalkan mereka kapanpun." ucap Daniel, menaruh dagunya pada kepala Jihun.

Seperti menyaksikan lakon drama musikal tanpa iringan musik yang dramatis.

"Itu Donghan dan Kenta. Sahabatku sekaligus pengawalku yang paling hebat." tuturnya. Jihun masih sedikit bingung tentang posisi mereka yang riskan namun luput dari pandangan Jinyoung.

"Ya, aku pernah bertemu mereka sebelumnya." sahut Jihun masih menatap lurus ke depan tapi sudah sedikit tenang.

"Biarkan Donghan memancing kemarahan Jinyoung hingga kita bisa keluar dari sini. Yeji belum lama ini memasang sebuah gerbang tak terlihat yang tak kupahami. Tapi, kurasa hal itu bekerja dengan baik. Selama kita berada di dalam keremangan, mata Jinyoung tak akan mampu menembus kemari." Daniel menjelaskan dengan sebuah gerakan tangan dan Jihun merupakan tipikal seseorang yang mudah tertarik pada sesuatu. Ia mengikuti gestur tangan Daniel yang menari seperti pemandu jalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Super Slow Up) BETRAYAL [NielWink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang