[2] not only words ft smn

390 77 18
                                    

"Lama bener sih lo ka gue kira nyasar kemana," Eunha melipat kedua tangan di dadanya setelah membukakan pintu untuk Yerin dan kemudian duduk di sofa. "Takut gue tuh udah gelap."

Yerin terkekeh. Sepupunya ini memang dicap penakut oleh keluarganya. Jadi orang tua Eunha sedang menjalankan umroh ke tanah suci, Eunha sebenarnya diajak karena dia anak semata wayang, namun dia rasa belum saatnya ia ke sana. Belum benar kata Eunha. Eunha sadar betapa bobroknya dia.

Nah makanya karena kedua orang tua pergi ia meminta Yerin untuk datang ke rumahnya dan tinggal di sini sampai orang tua Eunha pulang dan Yerin mengiyakan.

.

"Taehyung!"

Lelaki berhidung mancung itu menoleh mendapati gadisnya berjalan dengan langkah lebar ke arahnya. Dengan wajah... yang tidak bersahabat.

"Gue liat snapgramnya Irene dan itu sama lo kan kemarin?" Skak Yerin menuntut jawaban jujur dari lelaki yang berstatus kekasihnya itu.

Taehyung menggeleng. "Not me."

"Itu elo goblok! Gak usah nyangkal!" Iya Yerin emang lumayan savage, entah itu ke pacarnya sendiri juga mah. Sampai ngatain goblok, goblok juga lo sayang Rin.

"Jangan bohong Tae, apa perlu gue tanyain Irenenya? Kalian kemana? Kemarin sore kan waktu gue minta anter ke rumah Eunha tuh dan lo bilang harus anter nyokap lo ke pengajian kan?!"

Taehyung tidak bisa mengelak lagi, iya itu memang dia. Mau bagaimana.

"Tega ya lo ngebohongin gue?!" Yerin berlalu gitu aja tanpa berkata hal yang lain.

Yerin memang suka nyablak, pemfilter mulutnya gak bener-bener berfungsi makanya doi sering cakap hal yang jorok namun Yerin tuh lembut di dalam, dia juga perempuan yang hatinya bak karang di dasar laut yang bisa aja rusak ketika para nelayan nyari ikan pakai cantang. Ya gitu. Kuat, tapi tetep bisa juga rusak.

Dia marah-marah begini tapi dia bakal lari ke toilet cewe dan nangis di sana.

.

"Na elo gak kemana mana sore ini?" Tanya Yerin di perjalanan pulang sekolah.

"Ada ka jjs sama Jongkook, kenapa emang?" Eunha menelisik wajah Yerin yang tidak sebahagia biasanya.

Yerin tersenyum, "Ya udah, have fun ya sama dia!"

"Elo... ada masalah sama ka Taehyung?"

Yerin bakal nyembunyiin kesedihannya daripada ngebuat orang di sekitarnya khawatir. Tapi beda lagi kalau ketahuan dan orang di sekitarnya maksa untuk tahu ada apa dengannya.

Yerin menggeleng, "Kaga, kelas 3 mau UN pala gue sakit."

Eunha tertawa. "Kata mau masuk UI, segitu aja mumet!"

.

Yerin memutuskan bersepedaan mengelilingi komplek sekitar rumah Eunha dan berhenti di taman komplek ketika melihat banyak orang berjualan makanan. Aw syurgawiii~

"Bang cimolnya goceng yang pedes banget," request Yerin di dekat abang-abang yang menggoreng cimol.

"Siap neng,"

Yerin memandang sekitarnya, ah ada saja yang mencolok pemandangan matanya. Muda-mudi bergandengan. Bikin iri apalagi ingat Taehyung bermain di belakangnya. Sakit hati dobel dobel Yerin tu.

Cimol yang Yerin pesen tadi siap. Yerin duduk di pinggiran taman pada bangku yang dibuat dengan batu itu. Menikmati sendiri cimol yang ia beli. Ketahuan banget jomblonya ya padahal mah punya pacar.

Rasa pedas pada cimol yang ia makan mulai terasa di dalam mulutnya. Ah, dia lupa membawa minum pula. Dan dia hanya membawa uang lima ribu itu pun habis untuk membeli cimol semua.

"Anjir pedes banget!" Yerin berkata sambil mengelap keringat yang keluar di dahinya karena kepedesan.

Pluk

Sebuah tisu mendarat di dahinya karena seorang menempelkannya. Orang itu pun duduk di sebelah Yerin, ia membawa mineral dingin yang ia goyangkan di depan gadis itu agar segera diminum.

Bang Mino

"Makasih..." ucap Yerin dengan kemudian mengambil mineral itu dan meneguknya setengah.

Lelaki di sebelahnya terkekeh karena melihat keadaan Yerin yang cukup jauh dari kata beres. Dengan tisu di dahinya yang menhalu keringat yang keluar, bibir yang... merah dan agak bengkak. Itu seksi, eh. Karena makan pedas. Dan dia memegang botol yang tutupnya jatuh di dekat kaki Mino.

Mino meraih tutupnya dan mengambil botol mineral di tangan Yerin juga menutupkannya.

"Serampangan banget lo jadi cewe!" Kata Mino sedikit menyinggung Yerin. Gadis itu membalasnya dengan senyum setengah ikhlas. Tapi ia berterima kasih pada Mino karena membawakan minuman di saat krisisnya melawan kepedasan yang luar biasa di mulutnya.

"Btw thanks ya bang,"

"Gaya sih segala makan pedes pedesan. Sakit perut tahu rasa lo!" Mino menjitak kepala Yerin membuat gadis itu mengaduh dan...

"Ya Allah gagar otak nih gue tiap ketemu lo pala gue jadi korban mulu."

"Lebay," kekeh Mino sambil menunduk.

"Nama lo siapa sih?" Akhirnya Mino menanyakan hal yang membuatnya kepikiran sejak pertemuan kemarin sore. Uh kepo.

"Yerin bang," jawab Yerin sambil nyaplok satu butir cimol yang pedes banget itu. Gak kapok dasar.

_

It gonna be so long I think. But I dont want to

een schot°jyrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang