[1] rumus ft jww

785 123 34
                                    

Bagaimana bisa seorang lelaki sediam itu?

Bahkan ketika ada gadis cantik petakilan yang setiap hari mengganggunya. Dia tetap pada pendiriannya, memasang wajah tanpa ekspresi dan berlagak sibuk dengan apa yang ada di depan wajahnya.

"Nu, kalo yang ini gimana? Masa ujuk ujuk angkanya 314 gini?"

Yerin, gadis yang menghalang-halangi pandangan Wonwoo terhadap buku, tengah menunjuk-nunjuk soal latihan di buku cetak milik Wonwoo.

Lelaki itu menyingkirkan kepala Yerin dengan kedua tangannya agar Yerin kembali duduk normal daripada membungkuk-bungkuk menghalangi bukunya.

"Kan nilainya udah diketahui Rin, gitu aja gak tahu!"

Yerin hanya berdalih, dia tahu, hanya saja ia menginginkan Wonwoo untuk sedikit berbicara padanya. Setidaknya hari ini.

Bukan salah Yerin kalau bersikap begini karena dia menginginkan perhatian, sedikit saja, dari teman duduknya sejak dua bulan lalu. Pasalnya semenjak kelas dua dia ditempatkan duduk dengan lelaki kulkas ini. Dingin sih sikap dan ekspresinya makanya sampai dijuluki kulkas. Yerin hanya berusaha akrab. Jangan salahkan Yerin yang begini. Ia anak yang petakilan, rasanya risih ketika teman duduknya bahkan jarang bercakap dengannya. Yerin ingin akrab, itu saja, mungkin.

Atau ada yang lain.

Jeon Wonwoo anak ranking 3 paralel waktu kelas sepuluh lalu. Dia cukup populer karena kepintarannya itu dan visualnya yang memikat gadis mana saja. Dia tampan namun cuek. Atau tusndere. Ya entahlah. Yerin yang satu bangku dengannya saja belum tahu sifat-sifat mendalam lelaki yang kini menuliskan sesuatu di notebooknya, untuk Yerin, karena dia menyobeknya dan memberikannya pada Yerin.

Yerin bertanya apa maksud kertas berisi rumus-rumus fisika yang Wonwoo beri padanya itu.

"Elo apalin itu, nanti kalo uts bisa ngerjainnya, gue jamin!"

Katanya sedikit antusias namun ya tetap saja, Jeon Wonwoo yang cuek dia diam kemudiannya. Kembali sibuk dengan buku... geografinya?

Yerin melipat kertas itu.

"Kalo gue hapal... lo mau ngasih apa?" Tanya Yerin sambil membenahi kertas tersebut ke dalam pensil casenya.

Wonwoo menoleh, "Ya lo bakal dapat nilai bagus karena pas uts bisa ngerjainlah,"

Yerin geleng-geleng kepala sambil tersenyum tipis. "Naif banget sih Nu, reward gitu karena gua berhasil ngapalin."

Wonwoo tidak menanggapi dia diam saja mendengarkan Yerin yang hendak kembali berucap.

"Satu bulan dari sekarang gue bakal hapalan dan satu bulan yang akan datang gue setorin ke elo. Setelahnya lo bisa jemput gue ke rumah di hari minggu. Kita jalan,"

What?

Wonwoo mencerna apa yang dikatakan gadis berponi rapi di sebelahnya itu.

"Simple kan? Gak neko-neko Nu, gue pengen kenal lo lebih jauh," Yerin memberi cengiran terbaiknya pada lelaki berwajah tanpa ekspresi itu.

Bukan tanpa ekspresi, malas berekspresi. Tapi barusan, dia membuang muka dari Yerin dan tersenyum tipis melihat Yerin tersenyum sampai menampakkan giginya.

"Ok deh!"

_____

aq kangen wonrin:')

een schot°jyrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang