[2] love of a friend ft jww

309 48 16
                                    

Merasa ada yang bergerak di atas rambutnya, Wonwoo menggeliat dalam tidur sambil duduknya. Matanya mulai mengerjap untuk terbuka sampai cahaya menyapa retinanya, ia tersadar punggungnya pegal karena tidur dalam posisi duduk karena tak mau jauh dengan Yerin, seharusnya Wonwoo bisa berbaring di sofa. Dia menegakkan tubuh dan langsung menerima sapaan ditambah senyuman cantik Yerin.

"Jam berapa?" Gumamnya sambil meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Sembilan."

Jawaban Yerin membuat mata sipit Wonwoo terbuka sempurna.

"Ya Tuhan, kamu udah makan?"

Yerin mengangguk, "Aku bahkan udah ganti baju. Untung kamu masih merem." Kekeh Yerin.

Kalau pun Wonwoo sudah bangun dia akan keluar kok saat Yerin diseka dengan air hangat oleh suster.

"Minum obat?"

Yerin kembali mengangguk.

"Sana mandi... tuh ileran?" Yerin itu jahil, membuat Wonwoo salah tingkah mengusap-usap pipinya padahal ia tidak ngiler.

Wonwoo berdiri hendak menuju kamar mandi di ruangan ini, namun tangannya ditahan oleh Yerin. Ia menoleh, perasaannya tidak enak melihat perubahan ekspresi wajah Yerin.

"Dimana Ka Taehyung?"

Rasanya ada yang mengikat ulu hatinya, sesak. Lidahnya kelu tak mampu berucap.

_____

Wonwoo berhasil lolos dari situasi dimana Yerin bertanya tentang pacarnya tadi, koleganya ada yang menelpon dan itu menjadi alasan untuknya pergi menjauh. Ia juga sudah mandi dan sarapan. Untuk pakaian yang ia kenakan, ia hanya mengenakan kaos putih dalaman yang ia gunakan sejak kemarin, beruntung di tasnya ada parfum.

Keadaan di sekeliling mereka pasif, sejak tadi tak ada yang berucap. Yerin murung, Wonwoo tahu alasannya. Namun Wonwoo tak punya ide untuk kabur dari situasi ini. Mau meninggalkan Yerin? Itu sangat jahat. Memulai obrolan? Pasti Yerin akan menuntunnya pada obrolan yang dia hindari.

Pintu utama ruangan bergerak terbuka. Sosok tinggi masuk ke ruangan. "Eh ada Ka Wonwoo?" Adalah Chanwoo, adik Yerin. Mungkin baru sempat mengunjungi kakaknya karena kuliah semester akhir, sibuk.

Wonwoo tersenyum menanggapi lalu menjulurkan tangan karena yang lebih muda mengajaknya berjabat akrab.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Wonwoo, karena pada kenyataannya meraka tidak sering bertemu.

"Baik Ka. Sejak kapan di sini?" Chanwoo meletakan bawaannya, kresek berisi buah ke atas kulkas yang berada di ruangan ini. Lalu tasnya di sebelah kaki sofa kemudian dirinya duduk di sebelah Wonwoo. Tipikal adik yang cuek pada kakak perempuan karena tidak menyapa, sama sekali.

Wonwoo bahkan memberi isyarat pada Chanwoo untuk setidaknya menyapa kakaknya itu, Yerin hanya melamatkan pandang sejak adik bongsornya itu masuk.

"Ka Yerin udah makan?"

Dan Yerin hanya membalas dengan gumaman.

"Aku di sini sejak kemarin Wu, syukur ada kamu, mau izin pulang. Belum ganti pakaian dari kemarin." Terang Wonwoo yang didengarkan dengan baik oleh adik gadis yang duduk memandang luar dari kaca jendela ruangan ini. Namun saat mendengar kalimat Wonwoo, dahinya berkerut.

"Chanwoo pasti membawa pakaian bersih, kan?" Atau maksud lainnya Yerin tidak ingin Wonwoo pergi.

Kedua laki-laki di ruangan ini sontak menengok ke asal suara.

"Maksudku, Nonu bisa pakai baju Chanwoo."

"Apaan sih Ka, Ka Wonwoo capek juga kali udah di sini dari kemarin." Bela Chanwoo yang jadi merasa tidak enak pada Wonwoo dan Yerin. Dia adik Yerin tapi tidak bisa menemani Kakaknya itu, malah orang lain yang melakukannya.

Ada perasaan senang saat Yerin bersuara untuk menahannya tetap di sini meski secara implisit begitu. Tapi dia harus pulang karena ada hal yang musti ia kerjakan berkaitan pekerjaan di kantor.

"Kalo Ka Wonwoo mau pulang, pulang aja. Ka Yerin biar sama aku. Makasih ya Ka udah nemenin Ka Yerin..." Chanwoo tersenyum tulus pada teman lelaki Kakaknya itu. Dia mengenal Wonwoo sejak lama juga, tak jarang Wonwoo mampir ke rumahnya untuk kerja kelompok dengan Yerin saat sekolah atau sekedar mengantar Yerin pulang. Chanwoo sendiri sempat curiga kalau di antara mereka tidak ada hubungan spesial, tapi kenyataannya Yerin berpacaran dengan lelaki lain. Padahal Chanwoo merestui kalau Wonwoo jadi Kakak iparnya.

Wonwoo tersenyum, dia lega ada Chanwoo sekarang. Hatinya tidak harus menambah beban karena khawatir meninggalkan Yerin sendirian di sini.

Kali ini dia hanya mengenakan jasnya saja dengan dalaman kaos putih yang melekat di tubuhnya. "Kalo begitu aku pamit ya."

Ia tidak mendekat pada Yerin tapi matanya tertuju lurus pada gadis itu mengucapkan pamit. Lagi-lagi Yerin hanya bergumam dengan anggukan kecil.

"Hati-hati Ka!" Chanwoo tersenyum, Wonwoo menanggapi dengan anggukan.

_____

"Woo jujur sama Kakak, Ka Taehyung di mana?"

Rasanya Dewi Es mengutuk tempat ini menjadi beku seketika. Mau begerak saja rasanya enggan bagi Chanwoo. Kalau bisa berpindah tempat secara ajaib Chanwoo menginginkannya kini.

"Ka aku lapar, ada makanan apa?" Chanwoo berdiri dan berjalan menuju kulkas pintu satu di ruangan ini.

Yerin mengeram, ia memutar roda kursinya menuju pintu. Dirinya mampu membuka pintu itu dan keluar dari sana. Dengan kursi roda melewati koridor dengan tembok bercat putih yang khas untuk bangunan ini. Perasaan Yerin sesak, ia merindukan Taehyungnya.

Ini sudah lama sejak terakhir kali lelaki itu menghubunginya. Hatinya sakit, dia juga takut akan suatu hal, takut Taehyung tidak akan kembali padanya. Ditambah keadaannya yang sekarang, cacat. Yerin marah pada dirinya, benci pada takdirnya. Kenapa hal ini harus terjadi padanya? Apa Tuhan membencinya?

Sampai pada beranda belakang lantai 6, karena di lantai inilah kamar Yerin berada. Dari ketinggian sekitar 18 meter dari permukaan tanah, Yerin melihat ke bawah. Dadanya naik turun, rasa sesak dalam dada masih mendiaminya tanpa mau hengkang. Rasanya ingin lepas. Ponsel di genggamannya ia buka, langsung mendial nama Taehyung di sana.

Masih sama. Sejak awal ia tersadar dan mencoba menghubungi lelaki itu, tidak pernah ada yang menjawab. Entah lelaki itu sibuk atau meninggalkan ponselnya selama bekerja Yerin tidaklah tahu. Tapi setiap waktu ia menghubunginya, semuanya sama. Tak ada jawaban. Kalau memang iya Taehyung tahu keadaannya saat ini dan menolak dirinya yang begini, setidaknya beritahu Yerin agar perasaannya sedikit saja membaik.

_____

Wonwoo menghentikan ayunan tangannya yang akan menggapai pintu mobil. Ponsel di saku celananya berbunyi. Dari Chanwoo yang menelpon.

"Ka Yerin menghilang."

Hanya kalimat itu membuat rasa takut mengguyuri Wonwoo. Dia langsung mematikan sambungan telpon dan berbalik arah meninggalkan parkiran.

Ia tiba di lantai 6 menggunakan tangga karena tidak sabar menunggu lift yang bergulir. Peluh menuruni dahinya. Bagaimana bisa Yerin menghilang saat ada Chanwoo di sana dan ia baru saja meninggalkan mereka 15 menit yang lalu. Wonwoo tak habis pikir.

"Maaf aku pikir Ka Yerin cuma keluar sebentar tapi saat aku cari keluar gak ada."

"Ya Tuhan Chanwoo!" Wonwoo menarik rambutnya frustasi lalu keluar lagi dari ruangan ini diikuti Chanwoo.

"Kamu cari ke sana! Kakak akan ke sebelah sini." Chanwoo mengangguk mematuhi titah Wonwoo dan Wonwoo kembali berlari.

Dadanya naik turun. Perjalanannya sangat panjang dari area parkir hingga ke sini menggunakan kaki yang berlari. Ia bersimpuh menump pada lutut karena membungkuk.

Nafas panjang lolos ketika matanya melihat sosok gadis yang ia cari, kembali menegakkan tubuh, Wonwoo berjalan ke arahnya.

"Jangan berpikiran bodoh Jung Yerin!"

____tbc___

eaaaaa aku lanjut juga neh teman teman wkwkwk
enaknya taehyung muncul lagi jangan? kkkkk
doain aku mampu update judul lainnya neh khususon yang wonrin karena kangen sama mereka hehehehe
selamat malam minggu guys ❤

een schot°jyrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang