37 - "Sorry"

7.3K 1.5K 111
                                    

DEAR READERS SETIA "HOT DADDY & ME" ...

Terima kasih atas votement dan dukungan kalian. Berkat kalian semua, fanfiction ini masuk dalam peringkat 38 dari 9.4 k cerita lainnya dalam hastag #chanyeol dan peringkat 90 in Fanfiction (9/5/18). I'm so glad, thank you so much, I love you guys!

Aku berharap, ff ini lanjut terus ke depan tanpa hambatan, dan semoga aja kalian semua selalu menikmati karyaku^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berharap, ff ini lanjut terus ke depan tanpa hambatan, dan semoga aja kalian semua selalu menikmati karyaku^^

SELAMAT MEMBACA😘
Vote dulu yuk sebelum baca (aktifkan data seluler kalau lagi ngevote ya♡)

***

Chanyeol merutuki kebodohannya semalam.

Ya, pria itu mengingat sebagian kecil apa-apa saja yang tengah ia perbuat.  Sungguh, lama kelamaan Chanyeol merasa bahwa ia tak pantas didekati oleh siapa pun ketika sedang mabuk berat.

Chanyeol mengurut pelipisnya. Entahlah, hari ini tubuhnya terasa berat dan dia enggan untuk berangkat ke perusahaan atau pun studio. Jika dihitung-hitung, sudah beberapa kali pria itu melalaikan pekerjaannya.

Jika Chanyeol sedang merutuki kebodohannya di dalam kamar, beda halnya dengan Son Jihye. Gadis muda tersebut nampak baik-baik saja, meskipun terselip sedikit rasa takut dalam hatinya. Tentu saja ia takut setengah mati jika saja ia bertemu kembali dengan Chanyeol dalam keadaan mabuk. Kini, Jihye berusaha terlihat tenang sembari membersihkan beberapa perabotan rumah. Setidaknya, ia masih tahu diri untuk membantu ahjumma sebab Jackson sedang tidak berada di rumah.

Chanyeol turun perlahan menapaki anak tangga satu per satu, hingga akhirnya manik matanya bertubrukan secara langsung dengan milik Jihye. Cukup lama mereka saling bertatap wajah, sebelum salah satu dari mereka justru membuang muka ke arah lain.

Chanyeol mendengus, ia tahu benar bahwa kelancangannya membuat Jihye justru semakin membenci dirinya.

Chanyeol menghampiri Jihye, selanjutnya berkacak pinggang kemudian menatap gadis itu dengan dingin.

"Nona Son, bisa tolong bersihkan kamarku?"

***

Sejujurnya, Jihye akan sangat tidak masalah sama sekali jika harus disuruh membersihkan kamar Chanyeol bahkan hingga tidak ada debu menempel sedikit pun. Tetapi, gadis itu malah risih membersihkan kamar pribadi milik tuannya. Oh, bagaimana tidak? Chanyeol sedari tadi mengawasi pergerakan Jihye dari atas ranjangnya dengan tatapan aneh.

Jihye yang takut kejadian semalam terulang lagi, harus berkali-kali sedikit menolehkan kepala ke arah Chanyeol untuk memastikan bahwa pria itu tidak akan mencoba untuk melakukan hal-hal di luar batas.

Lagi-lagi, Chanyeol menghembuskan napas berat. Ia yakin seratus persen bahwa Jihye belum bisa mempercayainya. Tentu saja demikian, karena kebodohan yang ia lakukan, membuat image dirinya semakin jelek di mata Jihye.

Jihye membersihkan sudut ruangan menggunakan penyedot debu, kemudian kepala gadis itu sedikit menengok ke ke arah belakang, guna melihat Chanyeol melalui sudut mata untuk yang kesekian kalinya.

Chanyeol yang sudah tidak tahan dengan sikap Jihye yang membuat diri pria itu seolah seperti seorang penjahat pun, mencoba angkat bicara.

"Mengapa kau menatapku bak aku ini seorang kriminal, hah?" tanya Chanyeol.

"Tentu saja. Aku tidak tahu kapan kau berbuat jahat lagi padaku." cicit Jihye. Padahal, gadis itu berharap Chanyeol tidak dengar. Namun rupanya, kuping lebar Chanyeol masih bisa menangkap suara-suara bervolume kecil seperti itu.

"Nona Son, kau tahu, kan, bahwa semalam aku sedang mabuk? Saat mabuk, orang-orang bahkan bisa melakukan hal apa pun di luar kendalinya." Chanyeol memberi jeda, "Sekarang biar kutanya padamu. Apakah aku terlihat sedang mabuk?"

Tanpa menoleh, Jihye masih terus menyeret-nyeret penyedot debu tersebut. "Siapa tahu kau masih mabuk bekas semalam. Aku kan tidak tahu berapa galon wine yang kau minum." balas Jihye dengan sengit. Persetan dengan wajah Chanyeol yang terlihat semakin memanas, gadis itu tak henti-hentinya menyindir Chanyeol. Ia bahkan menggunakan penggunaan kata yang berlebihan dengan menyebut "galon".

"Aku tidak minum wine!" sergah Chanyeol.

Jihye menoleh sebentar, kemudian mengangkat sebelah alisnya. "Sungguh? Kalau begitu, apa yang kau minum? Beer? Rum? Vodka? Cider?" ujar Jihye, kemudian gadis itu menarik napas panjang. "Atau ... Whiskey barangkali?" lanjut Jihye dengan sarkastik.

"Whiskey." jawab Chanyeol dengan satu hembusan napas pelan.

Jihye tersenyum hambar. "Aku tidak heran mengapa kau sampai mabuk berat semalam. Minuman dengan kadar alkohol sebanyak 40% cukup membuat seseorang mabuk berat, kan?"

Chanyeol mengacak rambutnya frustasi. Kali ini, ia tidak bisa membantah apa yang Jihye katakan. Semuanya benar, termasuk beberapa jenis minuman beralkohol yang disebut gadis itu lengkap dengan kadarnya.

"Aku terlalu stres sampai-sampai melampiaskannya untuk mabuk." ujar Chanyeol tiba-tiba.

Jihye membawa penyedot debunya ke sudut yang lain. Jika boleh jujur, sebenarnya ia sudah selesai membersihkan lantai kamar Chanyeol. Gadis itu hanya berpura-pura memutari sudut ruangan yang padahal sudah ia bersihkan agar ia dapat berbincang lebih lama dengan Chanyeol.

"Semua masalah ... dapat diselesaikan dengan baik-baik, kan?" balas Jihye.

Chanyeol terdiam beberapa saat. Sepertinya, ia pernah mendengar seseorang berkata seperti itu padanya. Hanya saja, ia tak hapal betul dimana ia pernah mendengarnya. Namun sungguh, kata-kata tersebut tidak begitu asing.

Chanyeol mengangguk pelan, "Kalau begitu, maafkan aku." ia menghembuskan napas dengan penuh penyesalan. "Maafkan aku atas semua hal buruk yang pernah kulakukan padamu, termasuk kejadian semalam."

Jihye tertunduk. Mendengar Chanyeol mengungkapkan maaf seperti itu justru membuat hatinya terasa perih.

"Kalau kau minta maaf, maka aku juga akan minta maaf." jawab Jihye. Selanjutnya, ia pergi ke arah pintu, menyentuh gagangnya, lalu menatap Chanyeol sebelum ia benar-benar pergi dari dalam sana.

"Maafkan aku karena telah membuatmu mencintaiku." ungkap Jihye dengan lirih.

Blam!

Pintu kamar Chanyeol akhirnya tertutup rapat, menyisakan pria itu sendirian di dalam rasa penyasalan yang teramat berarti.

Son Jihye, dia tidak main-main dengan ucapannya. Kini, mereka impas sudah. Jihye terluka karena Chanyeol menyerangnya semalam, dan kini Chanyeol turut terluka karena serangan balik dari Jihye menggunakan verbal. Percayalah, serangan verbal itu seolah membuka kembali luka di hati Chanyeol yang sempat terobati, dan itu lebih menyakitkan.

Terlepas dari hal tersebut, sungguh, bodohnya mereka berdua karena mencoba memisahkan diri satu sama lain. Hubungan mereka begitu rumit, ditambah lagi terdapat seseorang yang sangat berpengaruh di antara mereka, yang mampu menyentuh titik tersensitif pada hati Chanyeol, yaitu Yejin. Sehingga membuat keduanya sulit bersatu.

***

Tbc
Silahkan tinggalkan komentar :)

Ex-Idol & Me [PCY]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang