38 - "Baby, Don't Cry."

8K 1.6K 102
                                    

Sidernya kurang-kurangin dong :(
Ntar aku ngambek nih

***

Semua gelap, membuat Jihye kian menggigil. Gadis itu tak mengerti mengapa ia berada di sebuah ruang yang dingin, tanpa pakaian tebal. Gaun putih bersih tipis membalut tubuhnya, membuat ia tak bisa menghalau dinginnya suhu yang kian menusuk tulang.

Tiba-tiba saja, ia merasa familiar dengan kejadian seperti ini. Badan gadis terjungkal ke arah belakang, dan membuat dirinya nyaris teriak ketakutan. Tapi, selanjutnya ia sadar, bahwa suaranya tak terdengar, sekeras apa pun ia mencoba untuk berteriak, hasilnya nihil, tak ada sepatah kata pun yang bisa ia tangkap dengan indra pendengaran.

Jantung Jihye berdegup kencang saat ia tahu bahwa tubuhnya melayang, angin malam membawa dirinya pergi ke suatu tempat, menembus tembok-tembok dan gedung pencakar langit. Tapi sekali lagi, ia tak mengerti, kepalanya justru pening seketika.

Jika saja Jihye bisa mendengar suaranya, sudah pasti, telinganya sendiri bisa pengang karena ia berteriak sangat kencang, menyaksikan tubuhnya terbaring lemah tepat di hadapannya, membuat gadis itu nyaris tak berkutik, kehabisan kata-katanya.

Seorang gadis yang tak lain adalah dirinya sendiri, tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit, dengan beberapa alat yang melekat pada tubuhnya. Sebuah monitor detak jantung berdiri di samping gadis itu, menunjukkan detak jantung yang kian melemah.

Bukankah itu adalah dirinya?

Jihye tak tahu dan tidak mengerti ketika ia mendengar sayup-sayup suara tangis seseorang, memintanya untuk bangun dan kembali.

Jihye, kembalilah.

Kembalilah, kemari.

Buka matamu.

Suara itu terngiang terus-menerus dalam benak Jihye, membuat jantungnya terasa nyeri dan kepalanya begitu pening. Ia mencoba menutup mata, berharap akan segera pergi dari situasi yang sama sekali tak ia pahami. Tetapi, usahanya tak membuahkan hasil. Tiba-tiba saja sebuah monitor jantung terpampang jelas beberapa senti dihadapan matanya, menunjukkan detakan jantung tiap detiknya, memperlihatkan kepada gadis itu betapa lemahnya detakan tersebut.

Namun, tak kurang dari satu detik selanjutnya, Jihye langsung terbangun. Matanya menatap waspada ke sekeliling. Peluh mengalir, napasnya memburu tak karuan hingga membuat bahunya naik turun.

Jihye tak menyadari bahwa tepi matanya basah, menyisakan tetesan air mata sejak sedari tadi ia bermimpi.

Mimpi itu lagi, dan mimpi itu lagi.

Mimpi buruk yang selalu menghujam dirinya berkali-kali, menghantui kehidupannya nyaris setiap malam, seolah saat itu terdengar bisikan, memintanya untuk segera kembali.

Namun, aku harus kembali kemana?

Jihye memilih untuk mengusap wajahnya, menenangkan diri dan menyugesti dirinya bahwa semua baik-baik saja. Meskipun ia tidak yakin apa-apa yang akan terjadi selanjutnya.

***

Malam itu Chanyeol tidak pulang ke rumah. Karena hari ini beberapa member EXO, yaitu Baekhyun, Suho, D.O., dan dirinya diundang untuk menjadi bintang tamu di sebuah acara variety show.

Setelah bertahun-tahun lamanya tidak tampil di layar televisi, inilah yang menjadi kesempatan pertama bagi mereka untuk hadir kembali.

Selain sebagai bintang tamu, keempat pria tampan tersebut akan menyanyikan sebuah lagu lama, salah satu lagu yang tentunya akan selalu berada di dalam benak EXO-L.

Ex-Idol & Me [PCY]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang