43 - "He isn't Love You"

6.6K 1.5K 168
                                    

Aktifkan data seluler sebelum vote, terima kasih.

***

Jihye mengerang pelan ketika ia merasakan cairan yang sangat asin mengalir dari sudut bibirnya hingga menetes begitu tiba pada ujung dagu. Ia sendiri tidak tahu sudah berapa banyak air mata dan darah yang bercampur pada wajahnya. Sungguh, orang-orang laknat ini begitu kejam menyiksa gadis yang tak bersalah itu.

"Mau sampai kapan kau menyakitiku seperti ini?" ucap Jihye dengan suara parau. Pandangan gadis itu sudah buram, ditambah lagi dengan rambut kusutnya yang menutupi wajah.

Jihoon tersenyum sinis, kemudian mendekat ke arah Jihye. Pria itu berlutut, lalu memegang dagu Jihye dan mengarahkan wajah gadis tersebut ke hadapannya.

"Hm ... sampai kapan ya? Menurutmu?"

Jihye kembali terisak, sayangnya ia sudah kehabisan stok air mata. Gadis itu lelah seharian penuh terikat di atas kursi dengan kondisi yang mengenaskan. Belum lagi siksaan dari para kaki tangan Park Jihoon yang semena-mena menampar pipi gadis itu hingga sudut bibirnya berdarah.

"Kenapa kau melakukan hal ini padaku, Jihoon? Bukankah kita berkenalan dengan baik?"

Jihoon berdehem, "Sungguh? Tapi waktu itu kau tidak memberiku nomor ponselmu. Kau sungguh menambah pekerjaanku."

"Hanya karena itu kau menculikku?"

Jihoon kembali tersenyum, lalu menggeleng lemah. "Tidak. Aku melakukan ini demi uang. Kau tahu, kan, bahwa mencari uang di Seoul tidak mudah?"

Jihye enggan menjawab. Suara gadis itu terasa tercekat di dalam tenggorokan hingga ia kesulitan untuk berbicara.

"Aku bekerja untuk seorang wanita kaya raya. Dia sudah membayar uang muka dengan jumlah yang fantastis. Jadi ... maaf sekali karena kau harus berakhir seperti ini."

"Kau benar-benar tidak punya hati."

Jihoon tersenyum mendengar tiap ungkapan Jihye yang terdengar semakin membenci dirinya.

"Ketahuilah, Son Jihye. Jika saja kau tidak membuat masalah duluan, maka wanita itu tidak akan melukaimu." balas Jihoon.

"Siapa yang kau bicarakan? Aku tak pernah membuat masalah apa pun." jawab Jihye dengan sisa tenaganya. Suara gadis malang itu terdengar kian parau, bahkan lebih seperti bisikan lemah.

"Cinta itu buta. Cinta itu tidak bisa dibagi. Seharusnya kau tahu itu. Sayangnya, gadis lugu yang polos sepertimu tak akan bisa mengerti." ucap seseorang dari arah pintu depan. Jihye tidak yakin siapa yang datang, tetapi dari suara dan derap langkah high heels yang terdengar, sudah jelas bahwa yang berbicara seperti itu adalah seorang wanita.

Jihye yang melemah tak menggubris kehadiran wanita tersebut. Dalam benaknya, yang ia mau hanyalah keluar dari neraka ini.

"Apa kabar, Son Jihye? Lama tak berjumpa." ucap Si Wanita yang baru datang tersebut dengan aksen khas. Ya, aksen dan cara bicara yang pernah Jihye dengar sebelumnya.

"Kau ... Seo Yejin?" kata Jihye. Sungguh, ia terkejut tetapi apa daya, ia tak bisa berbuat banyak. "Kenapa kau lakukan ini padaku?"

Yejin berkacak pinggang, kemudian ia senyum penuh kemenangan. Selanjutnya, wanita itu menyuruh Jihoon beserta kaki tangannya pergi dari ruangan tersebut, sehingga hanya menyisakan dirinya dan Jihye saja.

"Maaf, Son Jihye. Bisa kau ulangi pertanyaanmu barusan? Astaga, suaramu lemah sekali sampai aku tak bisa mendengarnya." sindir Yejin dengan suara parau yang dibuat-buat.

Ex-Idol & Me [PCY]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang