Yejin mematikan layar televisi setelah ia melihat siaran langsung mantan suaminya berbicara di depan pers soal rumor kencan. Sungguh, ia tidak pernah menyangka bahwa Chanyeol akhirnya tertangkap kamera. Padahal, sudah enam tahun lamanya ia sempat menikah dengan Chanyeol, namun mereka aman-aman saja bahkan tak pernah tertangkap media.
Yejin menyesap kembali wine yang telah ia persiapkan. Ia menikmati bagaimana minuman mengandung alkohol tersebut mengalir lembut di dalam kerongkongannya. Setelah itu, barulah ia meletakkan kembali dengan rapi gelas yang masih berisi sedikit wine sisa.
"Hebat kau, Yeol." Yejin bertepuk tangan, namun selanjutnya ia tertawa terbahak-bahak. Tawa yang terdengar mengerikan itu memenuhi seluruh penjuru ruangan, bahkan mungkin bisa jadi terdengar hingga luar. Untunglah dia sendirian di dalam rumah mewah pribadi miliknya. Tak ada pelayan, tak ada penjaga, dan terlebih lagi tak ada adiknya yang cerewet, yaitu Seo Yena. Jadi Yejin merasa bebas melakukan apa pun yang ia inginkan.
"Wah, wah, wah, astaga, Yeol Sayang, kau membuat selera humorku jadi rendahan seperti ini." ucap Yejin di sela-sela tawanya. "Kau pasti malu diberitakan berkencan dengan seorang gadis miskin, kan? Ya ampun, bodohnya kau."
Namun tiba-tiba, Yejin merasa kesal dengan ucapannya sendiri. Ia pun menggenggam gelas kaca yang berada di sisinya, lalu melempar gelas tersebut ke sembarang arah, hingga mengeluarkan suara yang keras karena pertumbukan antara beling dengan lantai keramik.
"Ya, kau bodoh, Yeol! Kau bodoh karena lebih memilih gadis miskin itu dari pada aku!" Yejin berteriak, lalu mengacak rambutnya dengan frustasi.
"Kau sungguh keterlaluan! Padahal aku masih mencintaimu, tetapi kenapa kau memilihnya? Oh, apa karena aku sudah tua jadi aku tidak cantik lagi, hah?!"
Yejin langsung menangis tersedu-sedu, kemudian ia duduk di lantai dan memeluk lututnya sendiri.
"Yeol, aku masih cantik ..., kan?" lanjut Yejin dengan suara parau. Kini dalam benaknya, terpampang jelas wajah Jihye yang ia ingat. Wajah tak berdosa itu justru membuat Yejin semakin marah bahkan hingga terbesit dalam hati wanita itu untuk melenyapkan Son Jihye.
***
Jihye meletakkan ponselnya di atas nakas dengan hati yang hancur berkeping-keping. Selanjutnya, ia mengusap air mata yang sedari tadi mengalir membasahi pipinya.
Beberapa saat lalu, Jihye menonton siaran langsung pembantahan rumor kencan Chanyeol melalui ponsel. Kini, pikiran Jihye justru berkecamuk. Ia menjadi merasa bersalah pada semua orang, khususnya pada Chanyeol. Jika saja ia tidak ceroboh kemarin, Chanyeol tidak akan perlu datang dengan tidak memakai pakaian penyamarannya. Jika saja ia tidak ceroboh kemarin, maka tidak akan ada papparazi atau sesaeng fans yang memotret mereka berdua.
"Nona Son, kau di dalam?" panggil ahjumma yang membuat Jihye tersentak, kemudian ia langsung bangkit dan membukakan pintu.
"Ya, ahjumma. Ada apa?" tanya Jihye seraya menutup hidung dan mulutnya dengan telapak tangan. Ia berharap agar ahjumma tidak tahu bahwa ia sedang menangis.
"Kau tidak lupa untuk menjemput Jackson, kan?"
Jihye terbelalak. Ia melirik ke arah jam, dan sudah menunjukkan pukul 12 siang, yang berarti ia terlambat untuk menjemput Jackson. Tanpa aba-aba, Jihye langsung berlari ke arah halaman rumah untuk menemui supir pribadi Jackson.
"Tolong cepatlah, jangan sampai Jackson menunggu!" ucap Jihye dengan panik pada supir tersebut. Si supir pun mengangguk, kemudian mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh.
***
Begitu tiba di depan gerbang sekolah, Jihye langsung turun dari dalam mobil. Gadis itu berlari masuk ke dalam gedung sekolah Jackson sembari melihat ke arah kiri dan kanan dengan harapan agar ia bisa melihat bocah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Idol & Me [PCY]✔
Fanfic#3 [COMPLETED] Semasa mudanya, Park Chanyeol adalah seorang idol terkenal dengan banyak fans. Namun kini, pria itu tak lagi muda belia, usianya sudah kepala tiga dan ia telah memiliki seorang anak. Sayangnya, Chanyeol harus bercerai dengan istri yan...