Terima kasih buat yang udah vote di part sebelumnya.
Sekarang, aku up lagi:))Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar jika berkesan. Terima kasih❤
***
Jihye ...
Bagaimana perasaanmu sekarang?
Apakah kau sebahagia itu sampai melupakan kami?
Jihye terperanjat. Ia tidak tahu dari mana asal suara itu. Ia menatap ke arah sekeliling, mencoba mencari secercah cahaya, namun sayang, ia tidak bisa menemukannya. Semua bagitu gelap dan mencekam. Ia ingin berteriak dengan kuat, tetapi tak bisa, mulutnya seolah dibungkam.
Wanita yang masih tak mengerti dengan kondisi yang tengah ia hadapi, mencoba untuk berjalan, meraba-raba udara kosong yang berada di depannya. Ia takut, namun ia lebih takut lagi bila tidak bisa segera pergi dari sana.
Jihye memejamkan mata, berharap agar semuanya berubah dalam sekejap. Kejadian ini bagaikan sebuah de javu. Ia masih ingat bagaimana saat itu ia nyaris terjungkal kebelakang. Dan .., benar saja, tepat ketika ia membuka mata, dalam kurun waktu kurang dari satu detik, tubuhnya melayang, membawanya kembali pada suatu rekaman memori lama. Sebuah gerbang pemakaman dengan tulisan besar "Yanghwajin" dan sederet orang-orang berpakaian serba hitam berjalan di tempat itu. Jihye melihatnya langsung dengan mata kepalanya sendiri. Tetapi, satu hal yang membuat ia terkejut adalah barisan orang-orang yang berada di situ, salah satunya ada dirinya sendiri.
Jihye melihat bagaimana dirinya yang masih sangat muda menangis tersedu sembari meletakkan sebuah mawar putih. Gadis itu meraung, memeluk sebuah batu nisan sembari memaki-maki orang yang berusaha menariknya dari sana.
Jihye ... jangan pergi ...
Temui kami di sini ...
Srettt!
Jihye langsung bangkit. Keringatnya bercucuran, matanya terasa perih dan kepalanya kian pening. Seketika, wanita itu menangis tersedu-sedu. Ia menyingkap sedikit selimut, lalu memeluk tubuhnya.
"Jihye?" sebuah suara bariton yang serak terdengar. Otomatis, Jihye langsung menoleh dan mendapati Chanyeol yang menatap wanita itu dengan keheranan. Chanyeol menyipitkan mata, berusaha memfokuskan pandangan pada wajah istrinya. "Astaga, kau kenapa, Sayang?" tanya Chanyeol kemudian dengan panik ketika menyaksikan Jihye tiba-tiba menangis.
"Chan ..." panggil Jihye dengan suara gemetaran. Selanjutnya, ia memeluk tubuh suaminya.
Chanyeol otomatis membuka lebar tangannya, membalas pelukan Jihye, lalu mengusap punggung istrinya. "Apa kau bermimpi buruk?" tanya Chanyeol, yang dijawab dengan sebuah anggukan lemah oleh Jihye.
"Sudahlah, semua akan baik-baik saja." kata Chanyeol guna menghibur Jihye yang memang tidak bisa lepas dari mimpi buruknya.
Jihye pun memejamkan mata, berusaha mengingat kembali mimpi buruk yang barusan ia alami. Selang beberapa detik kemudian, dalam benaknya terekam sebuah gerbang pemakaman dengan papan nama besar di depannya. Sontak, Jihye membuka mata, mendongakkan kepala menatap Chanyeol.
"Chan, apakah di Seoul ada pemakaman bernama ... Yanghwajin?"
Chanyeol mengerutkan kening, namun kemudian, ia mengangguk. "Hm .., kurasa ada. Seingatku ada di sekitar Hapjeong-dong."
"Antar aku ke sana besok."
Chanyeol membulatkan kedua matanya. "Ke ... kenapa?"
Jihye menatap Chanyeol dengan wajah sendu. "Sepertinya ada seseorang yang mau bertemu denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Idol & Me [PCY]✔
أدب الهواة#3 [COMPLETED] Semasa mudanya, Park Chanyeol adalah seorang idol terkenal dengan banyak fans. Namun kini, pria itu tak lagi muda belia, usianya sudah kepala tiga dan ia telah memiliki seorang anak. Sayangnya, Chanyeol harus bercerai dengan istri yan...