~ Bab 3 ~

58 10 0
                                    

Afra yang baru selesai mandi, kini tersenyum-senyum saat mengaca. Itu adalah kebiasaan setiap perempuan kalo selesai mandi. Tiba-tiba.

Drtt..drtt..
Hp Afra bergetar, dia melihat hpnya dan membukanya. Ternyata ada peaan masuk.

Salsa : "Afra."

                                                Afra : "iya."

Salsa : "Loh lagi ngapain?"

               Afra : "Gua mau ke rumah lo."

Tanpa berfikir panjang Afra langsung membawa hpnya dan keluar dari kamarnya.
"Ma Afra main ke rumah Salsa." Pamit Afra dengan berjalan menuruni anak tangga satu-persatu.

"Jangan sore-sore banget." Kata mamanya yang ada di kamar.

"Iya ma." Afra masih terus meniruni anak tangga.

Salsa adalah teman rumah Afra karena rumah Salsa berada di sebelah kiri Afra. Mereka bertetangga sudah cukup lama. Hanya saja mereka berbeda sekolah. karena salsa mengambil SMK dan Afra SMA.

Ting tong...
"Salsa." Panggil Afra dengan memencet bel rumah salsa. Tap tidak ada jawaban, dia mengulang untuk ke dua kalinya dan akhirnya ada jawaban dari dalam

"Iya. Tunggu." Salsa berteriak dari dalam rumahnya dan berjalan menuju pintu. Salsa pun membuka pintunya.

"Afra." Panggil Salsa saat di depa  rumahnya sudah terlihat Afra yang sedang menunggu pintu rumah terbuka.

"Lama lo buka pintunya." Afra merasa kesal.
"Sorry." Kata salsa dengan tersenyum.
"Yah..." jawab Afra malas.
"Yuk masuk." Salsa mempersihlakan masuk.

Mereka masuk ke dalam dengan berbarengan. Afra memgedarkan pandangannya ke seliling rumah Salsa untuk mencari keberadaan mama Salsa.
"Mamah lo mana?" Tanya Afra
"Belum pulang." Jawab Salsa.
"Oh..."

"Tunggu sini ya." Salsa meninggalkan Afra di ruang tamu. Afra pun duduk dan menonton tv untuk menunggu Salsa.

"Afra mau di mana? Di sini apa di kamar?" Tanya Salsa yang datang dapur dengan membawa air minum dan cemilan di tangannya.

"Hmm.. kamar lo aja." Tanpa berfikir panjang Afra langsung menjawab.
"Ok yuk ke atas." Ajak Salsa dan dia meninggalkan Afra untuk jalan lebih dulu dengan membawa minuman dan cemilan yang ada di tangannya.
" sip." Afra berdiri dan mematikan tv dan menyusul Salsa.

Seperti itulah mereka, keduanya menganggap bahawa mereka bersaudara. Jika Afra datang ke rumah Salsa, Afra memganggap bahwa rumah Salsa seperti rumahnya sendiri. Begitu pula dengan Salsa.

Afra langsung duduk di atas kasur Salsa dan memgambil satu bantal yang ada.
"Eh Gimana hari pertama sekolah lo?" Tanya Salsa dengan menaruh minuman dan cemilan di meja dekat jendela.

"Gua telat. Gara-gara gua kesiangan. Terus gua di hukum suruh berdiri di bawah sinar matahari sambil nungguin ketua osis. Capek banget gua sekarang." Afra bercerita dengan memainkan hpnya.

"Oh..gitu. terus abis itu di hukum apa lagi?" Salsa bertanya tanpa dosa. Dengan memandang wajah Afra.

Afra yang mendengar langsung memalingkan wajahnya ke Salsa dan memandang dengan wajah kesal.
"Udahlah, itu aja cape gua. Masa nambah." 

Wajah Afra berubah menjadi serius. Dia ingin menceritakan sesuatu.
"Eh sa, tapi ketua osisnya lumayan."

Salsa langsung memutar bola matanya malas.
"Ah lo mah pasti ujung-ujungnya cogan."
"Hehehe." Afra tertawa kecil dengan menggaruk kepala bagian belakang yang tidak gatal.

Be Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang