~ Bab 14 ~

29 1 0
                                    

Afra duduk di bangku yang ada di samping kelas kakaknya. Dia menunggu kakaknya yang belum keluar dari kelas, mulai hari ini dia akan pulang bersama kakaknya. Tidak lagi dengan Risma, dia mulai merasa bosan. Karena sudah cukup lama dia menunggu, sudah banyak orang yang melihat dia yang sedang duduk sendiri di bangku. Sampai ada guru yang bertanya.

Dia pun mengeluarkan hpnya dan duduk bersandar di tembok dengan kaki yang menjulur panjang di bangku. Dia memasang earphonenya dan mendengarkan lagu. Afra sangat menikmati lagunya hingga dia memejamkan matanya.

Karena terlalu menikmatinya, Afra tidak menyadari kalo ada orang memerhatikannya. Risma yang berjalan menuju parkiran dia menghentikan langkahnya saat melihat Afra yang duduk di bangku dengan memejamkan matanya.

Risma mendekat dan menatap wajah Afra dengan bingung, dia mengibaskan tangannya di depan wajah Afra. Tapi Afra tetap terpejam, dia pun berniat untuk membangunkan Afra dengan mengagetkannya.

Dalam beberapa detik dia pun berteriak dan menghentakkan tubuh Afra.
"Hayooo...!!" Risma berteriak dengan suara sedikit tinggi.

Afra pun sontak kaget dan membuka matanya lebar-lebar. Tubuhnya yang tadi bersandar kini menjadi tegak. Dia menatap Risma dengan sinis.
"Apaan sih, Bikin kaget aja!" Afra memarahi Risma dan duduk lagi seperti semula.

Risma pun ikut duduk di bangku yang sama. Dia pun menunduk karena merasa bersalah.
"Maaf ra, lagian ngapain lo sendirian di sini? Mata lo merem lagi, kan gua takut." Risma meminta maaf.

Afra hanya menarik nafasnya dan membuka sebelah earphonenya.
"Iya gua maafin, tapi jangan di ulangin. Gua tuh di sini lagi nungguin kakak gua." Jelas Afra.

"Oh... abang lo sekolah disini sekarang? Bukannya di Bali ya?" Risma bertanya lagi.
"Iya abang gua sekolah disini sekarang, udah pindah dari Bali. Kata papa di bali yang jagain nenek ada adiknya papa. Jadi kakak gua di bawa ke jakarta." Jelas Afra dengan malas.

"Lo kenapa? Ko muka lo bt gitu." Risma bingung dengan wajah Afra yang bt.
"Iya gua bt, gak ada kakak gua, gua gak boleh bawa motor. Apa lagi ada kakak gua, gak boleh ka. Alesannya pasti bareng aja sama kakak kamu." Afra mencerikannya dengan malas , kesal dan bt

Mereka berdua tidak menyadari bahwa kelas Alvian sudah bubar, dan Alvian pun sempat mendengar percakapan antara mereka berdua.  Tiba-tiba Alvian memecahkan suasana.
"Hmmm.." Alvian berdehem.

Mereka langsung menoleh dan melihat orang berdehem. Ternya Alvian, orang yang sedang di bicarakan.
"Lagi ngapaian?" Alvian bertanya dengan berpura-pura tidak mengetahui bahwa dirinya di bicarakan.

"Mmm.., ra gua balik duluan ya. Dah ra." Risma berdiri dan menoleh ke Afra untuk pamit duluan. Dia pun pergi meninggalkan mereka berdua.

Afra dan Alvian saling menatap, Alvian pun tersenyum sedangkan Afra yang melihat lansung memutar bola matanya dengan malas. Afra pun berdiri dan pergi.
"Ayo." Afra pergi duluan.

"Loh ko gue di tinggal." Alvian mengejar Afra dan menjajarkan langkahnya menuju parkiran.
"Lo kenapa?" Tanya Alvian dengan penuh perhatian dan merangkul Afra.
"Gak papa."

"Boong." Ledek Alvian. Afra hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalo boong, hidung lo jadi panjang kaya pinokio." Alvian mencubit hidung Afra. Afra meringis kesakitan dan Alvian kabur ke parkiran duluan meninggalkan Afra.

Dia tau pasti Afra akan marah-marah, karena dia tidak suka kalo hidungnya di pencet. Setelah di pencet hidungnya pasti akan memerah.
"Ih... Alvian... rese banget sih lo." Afra mengejar kakaknya.

Alvian sudah siap dengan motornya, Afra datang dengan wajah kesalnya. Alvian yang melihat hidung adiknya memerah hanya tersenyum. Afra lansung naik ke motor Alvian.
"Kenapa lo?" Tanya Alvian yang jail.

Be Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang