~ Bab 6 ~

42 6 0
                                    

Afra sudah bersiap untuk berangkat sekolah. Dia sedang sarapan dan mengenakan dasinya yang sempat di pakai.
Tok...tok..tok...
"Ra... Afra.." panggil Risma yang sudah ada di depan pintu rumah Afra.

"Iya tunggu. Ma Risma dateng, aku berangkat ya... dah mama lope- lope.." Afra pamit dan membawa bekalnya.
"Hati-hati."
"Iya ma." Afra mengangguk dan jalan terburu-buru menuju pintu.

Afra membuka pintu. Terlihat Risma yang sedang menunggu di samping motornya.
"Pagi Risma." Afra menyapa dengan senyuman lebar. Risma yang melihat tampak bingung.
"Iya pagi." Jawab Risma santai.
"Yuk berangkat Ris." Ajak Afra semangat.
"Iya." Risma menyalakan motornya.

Diperjalanan Afra membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Ris."
"Hmm." Risma menjawab singkat.
"Ternyata lo pedulia sama orang lain, termasuk gue." Afra tersenyum.

"Maksudnya?" Risma mengerutkan dahinya bingung.
"Ya buktinya lo beliin air minum kan buat gua?"

"Oh.. itu. Ya elah itu mah karena gua kesian sama lo." Risma mengelak.
"Kan kesian itu karena peduli." Afra tidak mau kalah.
"Ya udah lah terserah lo." Risma pun menyerah.

Ada keheningan dalam beberapa menit. Afra teringat sesuatu.
"Oiya Ris."
"Kenapa?"
"Gimana Rija. Masih ngabarin lo?"

"Masih. Ra udah jangan ngomongin dia dulu ya." Jawab Risma malas.
"Kenapa emang?" Afra bingung.
"Plis.. Ra." Risma meminta Afra untuk tidak membicarakannya.
"Ok. Ok." Afra mengalah.

"Pasti ada sesuatu, ada apa dengan dia. Sudahlah dalam kisah cinta pasti ada masalah." Kata Afra dalam hati.

Sesampainya di sekolah, Afra melihat suasana sekolah yang sudah mulai ramai dengan murid-murid dan parkiran yang sudah di penuhi motor. Mereka langsung menuju kelasnya, Afra memisahkan diti terlebih dahulh.

Afra masuk ke kelasnya, terlihat kelasnya yang sudah mulai ramai. Afra pun menebarkan senyuman.
"Pagi Pia.." sapa Afra dengan semangat.

"Iya pagi. Ra nama gua Fia bukan Pia."  Fia sedikit berkomentar dengan sebutan namanya.
"Ya elah sama aja kali." Afra mengelak.

"Bedahlah. P sama F itu beda." Fia memperjelas.
"Iya iya." Afra mengalah. Afra pergi menuju tempat duduknya.

Afra pun duduk di tempat duduknya dan menaruh tasnya di atas meja. Afra mengeluarkan hp dari tasnya dan memaikannya.
"Pagi Afra." Sapa April

"Eh April, pagi juga." Jawab Afra dengan menoleh.
"Ngapain loh?" Tanya April yang melihat Afra sedang tertunduk fokus pada hpnya.

"Biasa, generasi nunduk." Jawab ngawur Afra.
"Maksud lo?" April bingung karena tidak mengerti yang di maksud Afra.
"Baca wattpad April." Afra menjelaskannya.

"Deh kirain mah lagi ngapain. Masih pagi Ra, udah baca gituan aja."
"Serusih ceritanya. Maunya tuh jadi baca terus, kalo bisa malah di selesain sekarang juga."
"Aduh... kecanduan wattpad."
"Dah ah ganggu aja."
"Iya iya."

Afra melanjutkan membaca wattpad sampai bel masuk berbunyi. Semua siswa masuk ke dalam kelasnya masing-masing dan bersiap untuk mengikuti pelajaran yang ada. Tapi untuk kelas X hari ini, hari terakhir MOS.

Tak lama, dari anggota Osis datang ke setiap kelas 10.
"Permisi." Ka Rafly masuk ke kelas Afra. Semuanya yang di dalam kelas diam.
"Pagi semua.." lanjutnya dengan menyapa.

"Pagi.." jawab sekelas.
"Hari ini, hari terakhir kalian MOS. Nanti wali kelas kalian akan datang."
"Siapa ka wali kelasnya?" Tanya salah satu temannya.
"Nanti juga datang."
"Oh.. ok cowo apa cewe ka?"
"Hmmm. Tar aja liat sendiri ya."

Be Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang