~ Bab 7 ~

47 7 0
                                    

Kring... kring...
Bel istirahat berbunyi. Semua berhamburan ke tempat utama, yaitu kantin. Hari ini Afra tidak membawa bekal, dan dia memutuskan untuk kekantin dengan Risma. Tapi Risma tak kunjung datang ke kelasnya, Afra pun pergi ke kelas Risma.

Ternyata Risma sedang ada pelajaran pak Lukman. Seperti itulah pak lukman, keluar kelas sangat lama. Afra pun menunggu Risma di depan kelas. Tak lama pelajarannya selesai dan Risma keluar dari kelas.

"Ris." Panggil Afra.
"Ngapain lo Ra?" Risma melihat Afra dengan bingung.
"Ya gua nungguin lo keluar."

"Mau?" Tanya Risma yang kedua kalinya.
"Mau ke kantin lah. Dah ayuk.. " Afra menarik Risma. Karena Afra sudah merasa sedikit kesal.

"Duh.. pelan-pelan dong. Eh emang mamah lope-lope luh gak bawain bekel." Risma yang di tarik mengeluh untuk perlahan.
"Gak." Jawab Afra tanpa menoleh.

"Kenapa?"
"Lagi gak masak." Afra jalan dengan wajah yang kesal.
"Oh..."

Di sepanjang jalan menuju kantin Afra memasang wajah kesal. Risma yang melihat merasa heran sendiri.
"Kenapa dia?" Pikir Risma dalam hati.

"Lo kenapa Ra?" Tanya Risma yang menatap Afra dengan heran. Afra yang di tanya menoleh.
"Gua lagi kesel." Afra membuang pandangannya ke arah depan.

"Kesel? Karena apa?" Risma terus bertanya.
"Nih, tadi itu ada pemilihan ketua kelas dan wakilnya. Nah gua kesel masa Rayn langsung nunjuk gua jadi wakilnya. Dan parahnya bu Ratna sama yang lain setuju kalo gua jadi wakil." Afra bercerita dengan penuh emosi.

"Oh...karena itu." Risma yang sudah mengerti hanya menganggukan kepalanya.
"Oh.. doang?" Afra menoleh ke arah Risma dan bertanya dengan menaikan sebelah alisnya karena tak habis fikir dengan jawaban Risma.

"Ya terus mau jawab apa?" Tanya Risma dengan polos.
"Udahlah gak usah di bahas." Afra membuang pandangan ke arah depan. Terlihat laki-laki yang berjalan di hadapannya dengan tujuan yang sama.

Afra baru menyadari bahwa di depannya ada seorang laki-laki yang tak asing baginya.
"Nih orang kaya pernah liat, dari belakang mirip...Siapa ya?.." katanya dalam hati.

Afra berfikir seketika teringat saat dia di tabrak dan terjatuh oleh seorang laki-laki.
"Mampus itu Rayn. Tadi gua ngomongin dia lagi. Mati gua.." Katanya dalam hati dan sedikit takut.

Afra pun mencoba untuk menghindar dari situ.
"Ayuk. Ris buruan tar keburu rame." Kata Afra dengan menarik tangan Risma.

"Apasih lo, pelan-pelan ke." Risma merasa bingung dan jengkel dengan tanganya yang di tarik.

"Udah ayo buruan." Afra menarik Risma untuk menjauh dari Rayn.
Saat sudah jauh Afra pun melepas tangan Risma.

"Lo kenapa sih Ra?" Tanya Risma yang bingung dengan tingkah Afra tadi.

"Tadi itu cowo yang didepan kita Rayn. Dan disitu kita lagi ngomongin dia." Afra menjelaskan dengan suara yang tidak terlalu besar.

"Ya elah emang kenapa kalo denger?"
"Ya entar tuh anak ngamuk Ris."
"Ya udah lah. Yuk makan." Risma mengajak Afra untuk memesan makanan. Tapi Afra menolak, menurutnya cukup Risma saja yang memesan.

Afra mencari tempat duduk yang tidak terlalu ramai. Tapi percuma saja, karena sekarang jam istirahat dan kantin penuh dengan siswa yang kelaparan.

Afra pun menyerah dan mangambil tempat duduk seadanya yang kosong. Setelah beberapa lama Risma selesai dan mencari keberadaan Afra dengan membawa dua mangkuk bakso.

"Ris. Disini." panggil Afra dengan menunjukkan keberadaannya. Risma mengahampiri Afra dan memberikan semangkuk bakso.

"Rame banget sih nih kantin." Afra mengambil semangkuk bakso dan mengeluh dengan keramaian kantin.

Be Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang