~ Bab 16 ~

25 0 0
                                    

Semenjak hujan malam itu, Afra terus memikirkannya dan wajahnya berserih. Menandakan ada kebahagian di balik senyumannya.

Afra memakai hoodie itu ke sekolah. Di koridor menuju kelas Risma menatap Afra dengan bingung. Risma bingung dengan tingkah Afra pagi ini. Dia berbeda dari setiap harinya, karena biasanya mood dia selalu jelek. Apa lagi kalo malemnya gak liat ig cogannya dan livenya.

Tapi pagi ini, Afra begitu ceria dan merasa nyaman dengan hoodie yang di kenakannya. Pikiran Risma terus bertanya-tanya perihal semua ini.
"Ra, lo kenapa ko bahagia banget?" Tanya Risma bingung.

Afra menoleh dan tersenyum
"Gak papa." Jawabnya
"Itu hoodie siapa yang lo pake? Kakak lo?"
"Bukan."
"Terus punya siapa?"

Afra menoleh ke arah depan dan menatap lurus.
"Seorang laki-laki yang merubah semuanya."

Risma menyatukan alisnya dan menatap Afra dengan bingung. Afra pun menoleh dengan tersenyum.
"Duluan Ris." Afra masuk ke kelas dan meninggalkan Risma.

Langkah Risma terhenti dan menatap kepergian Afra dengan bingung. Risma hanya menggeleng kepalanya.

Di dalam kelas Afra menatap keluar jendela dan menunggu kehadiran seseorang. Datang anak kelas ips membawa surat dari piket dan memberikannya ke Fia.

Tapi Fia memberikan surat itu ke Afra.
"Ni Ra." Fia menaruhnya di atas meja.

Afra menatap surat itu dan mengambilnya. Saat membalik surat itu tertulis nama Rayn. Afra kaget dan khawatir. Afra pun langsung membuka surat itu karena merasa khawatir.

Afra membaca surat itu dan surat itu berisikan ketidak hadiran Rayn karena sakit. Afra merasa tidak percaya.
"Sakit? Kemarin dia anterin gua pulang. Jangan-jangan... karena dia gak peke helm." Batin Afra.

Afra memberikan surat itu ke sekertaris kelas.

****
Waktu pulang sekolah, Afra masih terdiam di tempat duduknya memandang tumpukan buku yang ada di hadapannya. Buku itu adalah tugas teman-temannya yang akan di kumpulkan. Karena Rayn tidak masuk maka mau tidak mau Afralah yang mengumpulkannya.

Semua temannya sudah keluar dari kelas dan hanya Afra sendirilah yang ada di kelas. Dari luar jendela Risma melihat Afra yang sedang sendirian di dalam kelas. Risma bingung dengan raut wajah Afra yang tidak bisa di tebak.

Risma pun memutuskan untuk masuk ke kelasnya. Risma pun masuk ke kelas Afra. Afra masih terdiam tak menghiraukan kedatangan Risma.
"Ra lo kenapa?" Tanya Risma.

Afra pun menoleh
"Gak papa?"
"Gak papa gimana, dari tadi lo ngelamun ya."
"Mungkin gua ngelamunin ini buku." Afra berdiri

"Ayo Ris bantuin gua bawa bukunya."
"Ketua kelasnya mana?"
"Gak masuk." Risma menghela nafasnya. Mereka keluar dari kelas dan menuju ruang guru.

Setelah dari sana Afra ikut pulang bareng dengan Risma. Di parkiran Afra mengeluarkan hoodie coklat yang tadi pagi di pakainya dari tas.

Afra mengenakan hoodie itu lagi.
"Gak di pulangin hoodienya?" Tanya Risma
"Gak masuk dianya." Jawab Afra dengan santai.

Risma yang mendengarnya kaget. Risma tidak percaya dengan jawaban itu.
"Ra tunggu, tadi lo bilang dia gak masuk? Berarti yang punya hoodie itu Rayn?"

Afra menoleh
"Iya." Jawab Afra
"Berarti yang tadi pagi lo bilang. Punya laki-laki yang bisa merubah semuanya itu Rayn." Risma tidak percaya dengan semuanya.

"Lo suka sama dia Ra?"
"Entah lah, semuanya datang secara tiba-tiba."
"Hahaha..." Risma tertawa lepas

"Ko lu ketawa sih."
"Ya gua gak percaya aja. Dulu lu sebel banget sama Rayn dan sekarang lo suka sama dia."
"Gua juga gak ngerti Ris. Ayo lah pulang."
"Ok ok." Risma tersenyum

Be Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang