Part 1

10.3K 414 38
                                    

Semenjak Takano dan Ritsu jadian, pria berambut runcing dengan warna coklat itu-sedang menahan keinginannya untuk bertemu kekasihnya. Entah kenapa, semenjak 2 minggu terakhir dari hari jadian mereka hasratnya sangat bergejolak untuk menemui Takano. Tentu saja ia menyangkal dirinya yang tiba-tiba berubah drastis 180 derajat seperti itu. Yang biasanya dirinya sangat menghindari dan menolak untuk bertemu dengan pria bersurai hitam dan berkacamata alias kekasih hatinya. Tapi akhir-akhir ini ia justru menyerahkan diri dengan mudahnya ke pria itu. Ia menekan dadanya yang semakin lama berdegup kencang. Jiwa dan raganya sangat menginginkan belaian dari pria yang selalu ia tolak tapi telah melakukan kontak fisik berulang kali.

"Ada apa denganku? Ada yang aneh dengan tubuhku...aaarrrgh!!"

Tangannya mengusap kepala dengan mata tertutup membayangkan Takano. Jemarinya menyelip ke sela-sela rambut coklat runcing dan lurus itu. Tiba-tiba ada panggilan masuk di ponsel miliknya dan ternyata dari ayang bebs Takano-san.

"Ta-ka-no-san," suara Ritsu tersendat-sendat pelan membuat Takano khawatir.

"Onodera? Kenapa dengan suaramu? Kamu sedang sakit?" tanya Takano.

"Tidak apa-apa, aku hanya sedang mengantuk. Sudah dulu, ya," balas Ritsu dengan sebuah alasan. Padahal ia hanya sedang berusaha menghindari pria pemarah yang tiba-tiba kalem pada saat tertentu.

"Sudah, tunggu...aku akan ke situ."

"Tunggu...Ta..," sebelum Ritsu membalas kata-katanya, Takano sudah mematikan telpon dengan tiba-tiba. "Apaan sih dia, selalu saja begitu," gumam Ritsu.

Tidak lama kemudian bel apartement Ritsu berbunyi. Ia menuju pintu dan mengintip keluar melalui celah pintu yang telah dipersiapkan. Di luar terlihat Takano sedang berdiri berkacak pinggang dengan dahi berkerut akibat Ritsu belum juga membuka pintu untuknya.

"Onodera...buka pintunya!!" teriak Takano dari luar dengan suara kencang sehingga membuat para tetangga keluar dari apartemennya mencari tahu apa yang sedang terjadi.

"Ada apa teriak-teriak di depan kamar orang?" tanya salah satu penghuni kamar di sebelah kamar Ritsu. Takano mempergunakan kesempatan itu agar Onodera membukakan pintu untuknya.

"Sepertinya penghuni kamar ini sedang sakit, tapi tenang saja, saya adalah bosnya di kantor," jelas Takano.

"Wah bahaya, kalau begitu dia harus segera ditolong," kata penghuni kamar lain. Takano tersenyum tipis, ternyata dia sudah mengetahui kalau Ritsu sedang mengintipnya. Sebelum para tetangga mengetuk pintu, Ritsu mencari aman dengan terpaksa membuka pintu.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya tetangga lagi. Takano segera menyelip masuk.

"Maaf, biar saya saja yang mengurus dia. Maaf sudah mengganggu istrahat kalian," kata Takano.

PLAKK

"Auh..!!"

"Kenapa lama sekali membuka pintu, BAKA!!!" Wajah Takano kesel dibuat Onodera.

"Lagian, apa yang membuatmu kemari?" tanpa sepatah katapun Takano langsung menyerang Ritsu. Ia menggigit tengkuk leher Ritsu dengan lahapnya sehingga meninggalkan kissmark di sana. Lagi-lagi Ritsu merasa aneh sebab tubuhnya langsung merespon serangan Takano dan menginginkan lebih.

"Aroma tubuh kamu sangat nikmat, aku tidak bisa menahan diri untuk memakanmu," bisik Takano yang mulai melancarkan serangan mautnya sampai selesai.

"Haa? Aroma? Aneh," gumam Ritsu.

Mereka pun menikmati malam itu dengan rasa bahagia.
#######

Hari-hari dilalui Onodera Ritsu dengan perasaan aneh. Begitupun dengan Takano yang semakin menjadi-jadi. Ia tidak dapat menahan diri saat dekat dengan Ritsu. Aroma tubuh Ritsu membuatnya tergila-gila satu bulan terakhir. Ia juga merasa aneh tapi berbeda dengan Ritsu, ia malah menikmati perasaan dalam keadaan itu. Baginya perasaan aneh tersebut membawa surga untuk dirinya terutama buat kesenangannya. Dan anehnya, Onodera Ritsu tidak pernah menolak lagi dan malahan merespon dengan cepat. Ia juga selalu menginginkan tubuh Takano. Tentu saja..hal ini membuat Takano sangat bahagia. Bagaimana tidak, kali ini bukan lagi Takano yang mendatangi Ritsu untuk mendapatkan jatah. Benar-benar kesenangan terbesar buatnya. Ia sering senyum-senyum sendiri saat memikirkan perubahan sikap Ritsu terhadapnya.

"Dia aneh...tumben akhir-akhir ini dia tidak menolakku seperti biasanya. Tapi ini moment yang sangat indah. Mungkinkah Ritsu sudah mulai benar-benar mencintaiku? Aah aku sangat bahagia. Inilah yang aku dambakan selama ini. Aku akan menjaganya dengan baik. Menjaga agar moment ini tidak mudah hilang dan berubah seiring berjalannya waktu," gumam Takano sembari senyum-senyum sendiri sambil mengajak Ritsu menari di sofa kesayangannya.

Dua bulan berlalu, kesenangan itu terus dirasakan Takano dan Ritsu. Tapi kali ini berbeda lagi. Ritsu kembali bertingkah aneh dan tidak ingin bertemu Takano membuat Ikemen cakep itu shock dan bertanya-tanya.

"Ada apa ini?" gumam Takano yang masih shock

Setiap ia bertemu dengan si uke tersayangnya, si uke itu malah lari dan tidak ingin melihatnya. Ritsu menghindarinya dengan berbagai cara. Dia selalu mencari alasan agar tidak bertemu atau sekedar berduaan dengan Takano. Pokoknya kebalikan dengan suasana yang dialami sebelumnya.

"Kisa-san, aku bisa minta tolong?"

"Iya, ada apa Ricchan?"

"Temani aku sampai di apartement hari ini, perasaanku sedang tidak enak," pinta Ritsu kepada Kisa yang tanpa sengaja didengar oleh Takano. Takano mendekat ke meja Onodera Ritsu yang kebetulan bersebelahan dengan meja Kisa. Ia meletakkan tangannya di meja Ritsu.

"Tidak usah, Kisa! Biar aku saja yang menemani dia, kami kan searah dan satu apartement, tetangga lagi. Kamu selesaikan saja tugasmu hari ini dan setor besok pagi," kata Takano mengambil kesempatan itu...untuk bersama dengan pujaan hatinya. Wajah Ritsu mulai kesal.

"Tidak usah...aku bisa pulang sendiri," kata Onodera Ritsu. Saat Takano mendekat, saat itu juga Ritsu merasa mual dan segera berlari ke toilet diikuti Takano dari belakang. Di sana ia tambah mual di dekat Takano. Tangannya segera merogoh kantong baju mengambil masker yang jauh sebelumnya telah dipersiapkan.

"Onodera...kamu kenapa sayang? Ayo kita ke rumah sakit!!" ajak Takano sambil mengelus punggung Ritsu dengan perasaan cemas.

"Tidak usah, Takano-san. Aku akan baik-baik saja..mungkin aku hanya masuk angin," kata Onodera Ritsu dengan suara lemas. Takano segera menarik tangannya menuju parkiran mobil dan membawanya pulang ke apartement.

"Takano-san, kenapa malah membawaku pulang? Pekerjaanku belum selesai," cetus Ritsu.

"Diam..." Takano langsung menggendong kekasihnya itu lalu menidurkannya di tempat tidur pribadinya. Ia segera memasak bubur karena pirasatnya mengatakan kalau sang pujaan hati sedang menderita  penyakit maag. Jadi ia harus mengkonsumsi makanan yang lembek. Setelah itu, ia membeli obat maag tapi Ritsu tidak mau meminum obat itu. Takano makin jengkel.

"Takano-san, aku ingin kembali ke kamarku, tolong jangan ganggu aku untuk sementara waktu!! Aku ingin sendiri," kata Ritsu segera keluar dari apartement Takano karena merasa makin mual di sana. Tapi ia tahan demi menjaga perasaan Takano.
Sesampai di apartementnya ia langsung muntah lagi.

"Ada yang aneh dengan dia akhir-akhir ini," gumam Takano.

MAKASIH MINNA SAN  sudah baca. Saran dan masukannya sangat membantu 😉😉

Sekaiichi Hatsukoi TakaRitsu SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang