Yoo, maaf ni baru update. Mulai tadi malam wattpad error n gak bisa saya buka. Dan ternyata bukan hanya saya yang ngalami. Ada beberapa teman FB yg ngestatus wattpad error. Padahal sudah selesai dari semalam. Serius hehe. Makasih ya sudah mau baca. 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
Hari demi hari terus berlanjut, tanpa terasa usia kehamilan Onodera Ritsu sudah memasuki delapan bulan lebih. Perutnya semakin membesar. Untung saja Takano cepat bertindak dan meminta Isaka-san memberikan cuti selama tiga bulan dengan alasan pemulihan dari sakit.
"Takano-san, perutku sakit," rintih Ritsu menopang pinggulnya keluar dari kamar dengan dahi mengerut akibat kesakitan. Ia menggigit bibirnya. Takano berlari ke arahnya dan merangkulnya menuju sofa di ruang tengah.
"Sayang, kita ke dokter sekarang!" Takano segera memakaikan jaket tubuh Ritsu lalu memapahnya keluar dari apartement menuju lifh. Sesampainya di lantai dasar, Takano meminta Ritsu untuk menunggu. Ia memanaskan mobilnya. Sementara Ritsu menyandarkan tubuhnya ke dinding tembok menahan sakit di perut sampai titik di daerah selangkangannya. Lalu ia duduk sejenak. Wajahnya mulai pucat. Takano panik saat melihat wajah cute itu berubah jadi pucat penuh keringat. Ia langsung berlari ke arahnya dan membantunnya berdiri menuju mobil. Di dalam mobil, Ritsu terus saja mengelus perutnya kesakitan. Matanya tertutup menahan sakit.
"Sayang, sabar ya. Sebentar lagi kita sampai," kata Takano menoleh sejenak ke arah kekasihnya dengan penuh khawatir. Ritsu hanya mengangguk. Ia tidak bisa bersuara lagi. Takano menambah kecepatan mobilnya.
Sesampainya di rumah sakit, Takano membantu Ritsu turun dari mobil lalu memapahnya menuju ruang dokter Yuka. Saat dokter Yuka melihat kondisi Ritsu yang mulai lemah. Ia langsung membantu Takano memapah Ritsu ke ruang persalinan.
"Dia kenapa, Dok?"
"Onodera-san akan melahirkan," balas dokter Yuka sibuk mempersiapkan alat-alat persalinan setelah menidurkan tubuh Ritsu di atas ranjang persalinan. Mata Takano membelalak dengan ekspresi wajah khawatir bercampur bahagia. Ia mendekati cintanya dan mengelus kepalanya. Tangan Ritsu mulai memegang erat tangan calon ayah babynya. Dokter Yuka mendekat lalu menenangkan perasaan Ritsu.
"Tenang, ya Onodera-san, semua akan baik-baik saja." Lagi-lagi Ritsu hanya mengangguk sembari menatap mata Takano. Ia menggigit bibir bawahnya dengan gemetar.
"Takano-san, tetap di sini, 'kan?" tanya Ritsu saat dokter Yuka mulai membuka kakinya. Takano mengangkat badan Ritsu lalu pindah ke belakang dan memeluknya dari belakang dengan menyandarkan kepala dan belakang Ritsu di dadanya. Tangannya memegang kedua tangan Ritsu saat melakukan pengejangan.
"Tentu saja, sayang. Aku akan selalu ada di sampingmu sampai kapan pun," balas Takano.
"Tarik napas, pelan-pelan. Dan hembuskan lewat mulut," perintah dokter Yuka. Ritsu melakukan apa yang di katakan kepadanya. Selang beberapa menit kemudian, baby Ritsu tidak kunjung keluar. Takano semakin panik. Ia meneteskan air mata saat melihat kekasihnya tengah berjuang untuk mengeluarkan sang baby. Sesekali ia mengecup kepala Ritsu dari belakang. Tangan si cute itu mulai berpegang erat ke tubuh Takano membuat tubuh si tampan itu kesakitan tetapi ia tahan demi kekasihnya yang akan melahirkan anak-anaknya.
Ritsu menggembungkan pipi saat menarik napas lalu menghembuskan melalui mulut.
"Haaah, Ta-ka-no-san, sakiiiit," teriaknya merintih dengan wajah dipenuhi bulir air mata disertai keringat dingin. Rambut Takano sesekali dijambaknya sampai acak-acakan.
"Iya, sayang. Tenang ya, aku yakin sebentar lagi mereka keluar. Sabar, ya. Aku selalu ada di sini buatmu," kata Takano menenangkan ibu dari anaknya setelah lahir.
Setelah satu jam lamanya Ritsu mengalami kontraksi, akhirnya lahirlah dua baby cute yang mungil dengan tangan terkepal. Ritsu sangat lega walau masih merasakan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekaiichi Hatsukoi TakaRitsu SECRET
Fanfiction(CERITA BOYS LOVE) TAMAT Onodera Ritsu memiliki rahasia terbesar dalam hidupnya yang ia sembunyikan dari Takano. Ia takut jika Takano mengetahui rahasia itu lalu meninggalkannya dan melakukan hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, ia memutuskan...