Part 13

1.4K 105 77
                                    

Minna san, maaf ni baru nongol lagi. Biasa, aku sibuk mengurus yayang bebs Takano san yang tiap hari ke rumahku, kyaaa kyaaa. Lanjut nih....

Ritsu berusaha menghubungi ayahnya, tetapi panggilan darinya selalu ditolak. Ia pun berangkat ke rumah kediaman keluarganya dengan Takano. Sesampainya di sana, Ritsu dan Takano berusaha mendobrak pintu pagar sambil berteriak dari luar. Tetapi hal itu tidak dihiraukan tuan Onodera dan malah menperhatikan sikap kedua lelaki itu ke dalam komputer di ruang rahasianya. Pupil matanya melebar saat matanya menangkap adegan Takano memeluk Ritsu sembari menyeka air mata anaknya. Berbagai pertanyaan muncul di dalam benaknya, termasuk menyakini mereka adalah ibu dan ayah dari kedua putera kecil yang kini ia sembunyikan di rumahnya. Ia mendesah pelan.

"Mana mungkin anakku bisa melahirkan, mereka melakukan hal konyol, anak-anak itu kebetulan saja mirip dengannya," pikirnya.

"Ayah, kata pengawal ada Ricchan di luar, kenapa ayah diam saja tidak membukakan pintu buatnya? Sekali-kali dengarlah penjelasan dia dulu, Ayah," kata ibu Onodera memegang bahu suaminya dari belakang di depan komputer pribadinya.

"Bu, dia sudah dirasuki oleh laki-laki bernama Takano sekaligus bosnya di Marukawa bahwa dia bisa melahirkan kedua anak itu. Aku tidak percaya. Dia kan laki-laki, Bu. Aku tidak rela menyerahkan anakku kepada orang lain. Apalagi kepada pria dewasa yang berkaca mata itu," balas tuan Onodera mendesah.

"Bagaimana kalau kenyataanya pria itu adalah suami Ricchan sekaligus ibu dari kedua baby cute di rumah skrg? Kita harus relakan dia, Yah. Tidak baik menyekal ataupun memaksa kehendak anak sendiri," balas ibu Ritsu berusaha membujuk suaminya. Soalnya dia sudah terlanjur suka sama Oda dan Saga. Sekian lama dia menginginkan cucu dengan menjodohkan An-chan dan Ritsu. Walaupun pada akhirnya pertunangan mereka batal juga.

"Ibu, apa kata orang-orang di luar sana nantinya. Masak anak kita menikah sama sejenis," balas tuan Onodera.

"Kyaaa, ibu sih tidak masalah Ayah. Jangan pikirkan kata-kata orang lain, tapi pikirkan perasaan anakmu sendiri. Soal pernikahan mereka serahkan saja sama ibu kalau itu membuatmu khawatir. Ya sudah aku mau bermain sama kedua cucuku dulu. Daah, Ayah. Pikirkan baik-baik, ya," kata ibu Ritsu lalu melangkah keluar kamar ingin menemui kedua cucunya dengan wajah gemes senyum-senyum sendiri. Baginya tidak masalah anaknya menikah dengan siapapun yang penting dia bisa memberikannya cucu.

Oda dan Saga sedang bermain boneka di salah satu ruang yang telah didekorasi oleh ibu Ritsu dengan warna pink campur putih. Berbagai mainan seperti boneka kelinci dan robot di pajang di seluruh ruangan. Dilengkapi pula dengan tirai dan karpet warna pink. Kedua baby cute itu mulai betah di sana bermain. Walaupun kadang mereka menangis bila ingat sama maacha dan papanya. Ibu Ritsu sangat bahagia bisa bersama dengan kedua cucunya itu. Ia senyum-senyum sendiri sambil memandangi mereka yang tengah asyik bermain.

"Baacha, lwinci," kata Oda sembari mengulurkan boneka kelinci warna putih ke arah neneknya. Ibu Ritsu segera meraih boneka itu beserta tangan mungil sang cucu. Tiba-tiba tuan Onodera berlari melewatinya dengan tergesa-gesa menuju pintu utama lalu meminta pengawal dan satpam untuk membuka pintu pagar. Saat pintu pagar terbuka, terlihat Takano sedang merangkul tubuh Ritsu yang sedang terlunglai lemas dengan wajah pucat. Ia pingsan saat berusaha memberonta di luar pagar meminta dibukakan pintu.

Mata tuan Onodera terlihat membesar dan terbelalak dipenuhi rasa sesal akibat lambat membukakan pintu buat anaknya.

"Bawa dia masuk, panggil dokter segera!" kata tuan Onodera dengan panik, seluruh tubuhnya dipenuhi keringat dingin. Takano menggendong Ritsu ke dalam rumah. Akhrinya mereka bisa masuk walau dalam keadaan yang memprihatinkan.

Terlihat ibu Ritsu berjalan cepat menuju ruang tengah menggendong Oda dan Saga di sisi kiri dan kanannya. Ia terkejut menyaksikan anaknya yang terkapar lemah tak sadarkan diri di pangkuan Takano di sofa. Oda dan Saga memberonta turun dari genggaman neneknya. Lalu berlari ke arah Ritsu dan Takano sambil menangis.

Sekaiichi Hatsukoi TakaRitsu SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang