Adit dan Rassya #12

501 45 4
                                    

Beruntung banget aku bisa bertemu dan berteman dengan kalian.

🌜🌜🌜

Semakin hari keadaan Maura membaik, wajah pucatnya kini telah bersinar, semangat di dalam dirinya kembali bangkit dan tak lupa senyuman manis dirinya kini telah mengembang. Kirana bersyukur karena putrinya tidak mengalami luka yang cukup parah, hanya saja putrinya mengalami koma karena dirinya terlalu lemah. Mungkin karena tertekan.

Proses hukum perceraiannya dengan Farhan berjalan dengan baik, sejujurnya ia masih sangat shock menerima keadaan bahwa mantan suaminya itu tega sekali menceraikannya demi keegoisan dirinya. Namun jika ia lemah dihadapan putrinya siapa lagi yang akan membuat Maura semangat. Padahal, cinta dirinya kepada Farhan tetap utuh, tidak terkikis sedikit pun. Walau lelaki itu sudah mengecewakannya, cinta itu tak kan pernah hilang.

Kirana harus menatap masa depan, masa depan Maura masih panjang dan ia harus selalu di sampingnya. Ia tak akan menyia - nyiakan waktu, ia akan pergunakan waktu sebaik mungkin untuk menjaga putrinya sampai putrinya itu disahkan oleh seorang lelaki bertanggung jawab dan beriman.

Maura membuka matanya perlahan, menatap sang Ibu sedang melamun. "Ma, mama kenapa?" Tanyanya bingung.

Kirana langsung merubah raut wajahnya menjadi tersenyum senang guna menutupi pikirannya yang semrawut.

"Mama nggak apa - apa, sayang." Jawabnya sambil mengelus rambut anaknya itu.

Maura ber-oh ria dan matanya terpejam menikmati elusan rambut oleh orang yang sangat ia cintai. Kirana terkekeh melihat kelakuan anaknya, dari kecil tak pernah berubah ketika rambutnya di elus - elus pasti matanya terpejam dan menikmatinya.

"Oh ya ma, Adit sama Rassya mana?"

Kirana tampak mengingat sesuatu, "Oh mereka.. tadi mereka bilang mau salat dulu di masjid."

Maura mengangguk.
Ternyata mereka rajin juga ibadahnya, batin Maura.

"Kamu kok bisa ketemu mereka, gimana ceritanya?" Tanya Kirana penasaran.

Maura mulai mengingat awal pertemuannya dengan Rassya, saat ia sedang bersantai melepas semua masalahnya di pesisir pantai tiba - tiba bola mengenai kepalanya. Dirinya mencari dan memarahi orang itu yaitu Rassya tanpa tau siapa yang melempar sebenarnya yang ternyata adiknya.

Kirana yang mendengar cerita anaknya tertawa geli.

Kemudian saat Maura sedang bermimpi buruk, Ibu Indah membangunkannya yang ternyata Ibunya Rassya. Kemudian mereka mengobrol walau masih ada rasa dongkol karena kejadian di pantai saat itu.

"Kalau ketemu yang satu lagi, siapa tuh lupa mama."

"Oh, dia Adit."

Maura melanjutkan cerita bertemunya ia dengan Adit, saat ia sedang bersedih tiba - tiba cowok itu muncul dan curhat. Sedikit lucu sih, tapi entah kenapa Maura kagum sama cowok itu.

"Mereka semua baik, ma. Ya walau kadang Rassya ngeselin. Ha ha ha." Jelas Maura sambil tertawa.

"Mereka berdua single?" Tanya Kirana kepo. Sekalian saja dirinya mengetahui semuanya.
Maura menggeleng, "Adit udah punya pacar, ma. Namanya Fani." Jawabnya.

Kirana ber-oh ria sambil berusaha mengingat sesuatu, "Cewek yang seumuran kamu kan? Rambutnya panjang, manis, kulitnya sedikit kecoklatan?" Tanya Kirana.

Maura mengangguk mantap dan sesaat ia bingung dari mana Ibunya bisa tau.

"Mama pernah liat dia waktu dateng, terus dia kemana ya. Gak kelihatan." Celetuk Kirana yang membuat Maura mengingat kesalahan dirinya. Fani pergi dan marah dengan Adit karena dirinya. Andai saja waktu itu ia menjaga jarak dengan Adit, pasti tak akan ada salah paham.

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang