chapter 3

709 92 10
                                    

Hari kedua tiba.

Sang gadis tiba tepat setelah makan pagi usai. Pangeran mengantarnya ke Ruang Tahta untuk menemui orang tuanya sebelum berdua dengannya sepanjang hari.

"Engkau sangat mirip dengan kakakmu," ujar Ratu, "Andai kalian berdua ada di sini, akan sangat sulit membedakan kalian."

"Anda terlalu melebihkan, Paduka Ratu. Anda pasti dapat membedakan kami berdua sebab kakak lebih cantik dari saya. Banyak yang pada mulanya berkata kami seperti anak kembar, tetapi setelah kami berdiri berdampingan, mereka baru tahu kami memiliki perbedaan. Anda juga akan menyadarinya bila bertemu kami berdua sekaligus."

"Kalian semua sangat cantik hingga sukar dipilih siapa yang paling cantik. Itulah yang kudengar."

"Saya kira yang Anda dengar salah, Paduka Raja. Banyak yang berkata adik bungsu saya paling cantik dari kami semua. Tetapi ada pula yang mengatakan kakak paling cantik. Pendapat semua orang berbeda-beda."

"Aku tidak dapat menilai sekarang. Aku belum bertemu kalian semua. Setelah aku bertemu kalian semua, aku boleh menentukan siapa yang tercantik?"

"Tentu saja, Paduka Raja. Saya akan menantikan saat itu. Saya yakin Anda juga akan mengatakan dia yang paling cantik di antara kami semua karena ia memang sangat manis. Anda akan senang memandangnya. Semua orang senang melihatnya. Melihat anak itu merupakan suatu pekerjaan yang tidak membosankan."

"Sebaiknya kami tidak menahanmu terlalu lama di sini. Aku yakin engkau sudah tidak sabar menanti saat ini."

Ratu menatap Raja ketika mereka pergi. "Gadis itu cantik seperti kakaknya."

"Tetapi mereka berbeda. Suzy lebih pendiam daripada joy."

Ratu mengangguk tetapi Pangeran berpendapat lain. Suzy maupun joy baginya sama saja. Mereka sama-sama membosankan dan membuatnya jenuh.

Satu hari terasa bagian jutaan tahun bagi Pangeran. Pangeran tidak tahu hari ini lebih lama dari kemarin atau hari ini lebih membosankan dari kemarin.

Sepanjang saat joy tiada henti-hentinya berbicara. Joy lebih parah dari suzy. Wanita satu ini selalu berbicara tiap detiknya. Entah mengapa ia tidak kehabisan nafas karena terus menerus berbicara? Pangeran yang mendengarkan saja merasa hidupnya telah berakhir.

Sehari lagi Pangeran disuruh bersama wanita seperti ini, Pangeran yakin ia akan mati karena bosan.

"Kemarin Suzy bercerita banyak hal tentang Anda. Mulanya saya mengira ia terlalu berlebihan tetapi ternyata ia tidak salah. Anda benar benar membuat setiap orang kagum pada Anda," kata Joy ketika melihat sekelompok wanita berbisik-bisik sambil melihat mereka.

Joy yakin para wanita itu iri padanya. Mereka tidak bisa mendekati Pangeran karena hari ini Pangeran adalah miliknya.

"Apa yang ia katakan tentangku?" tanya Pangeran tanpa rasa tertarik.

Joy bersemangat untuk menceritakan segala perkataan Suzy.

"Kata Suzy Anda sangat mengagumkan. Anda mampu membuat setiap orang tunduk pada Anda dengan suara Anda. Anda adalah pria paling tampan yang pernah ditemuinya. Ia sangat mengagumi Anda. Hanya Anda yang mampu membuat Suzy tampak berseri seperti itu. Saya yakin setelah mendengar cerita suzy, saudara-saudara saya yang lain tidak sabar untuk segera bertemu dengan Anda."

"Akupun tidak sabar untuk segera bertemu dengan kalian semua," tambah Pangeran.

"Benarkah itu?" tanya Suzy tak percaya, "Saudara-saudara saya akan sangat senang mendengarnya. Mereka akan tidak sabar lagi untuk bertemu Anda setelah mendengar hal ini. Saya yakin Lu Na akan semakin mempersiapkan diri untuk bertemu Anda besok."

Gadis Hari Ketujuh (Surene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang