chapter 8

528 76 3
                                    

Ada apa, Suho?" tanya Kai. "Kulihat kudamu di jalan."

Pangeran menggelengkan kepalanya. "Tidak," katanya, "Tidak ada apaapa."

"Kau yakin?"

"Ya, kecuali aku hampir saja menabrak seorang gadis."

"Sungguh?" Kai tak percaya. "Karena itu jangan melajukan kudamu terlalu cepat sehingga aku tidak dapat mengejarmu," Kai mengingatkan.

"Kuharap peristiwa ini tidak membuatku jera bertanding denganmu."

Kai tersenyum mengejek. "Di mana gadis itu? Ia baik-baik saja?"

"Ia baik-baik saja. Aku berhasil menghentikan kudaku sebelum menabraknya tetapi aku tidak berhasil berbicara dengannya. Ia langsung pergi ke sini. Dan ketika aku tiba, ia telah menunggangi kudanya dan pergi jauh."

"Luar biasa!" seru Kai kagum. "Dia masih bisa bertahan setelah hampir ditabrak kuda apalagi olehmu, sang Pangeran yang selama ini dipuja para gadis di Evangellynn? Sedikitpun ia tidak melirik padamu?"

Pangeran tidak menjawab.

"Tak kusangka ternyata ada juga gadis yang tidak tertarik padamu. Kupikir semua gadis di dunia ini selalu tertarik padamu."

Pangeran tidak menyahut juga tidak menanggapi. Ia membiarkan Kai berkeliling dengan pikirannya sendiri.

"Ayo kembali ke Schildi," Pangeran kembali ke tempat kudanya berada.

"Kembali!?" Kai tidak percaya, "Aku bahkan belum berhasil mengalahkanmu."

"Hari sudah siang. Apakah engkau ingin meneruskan perlombaan ini sampai sore?" tanya Pangeran, "Sekarang sudah waktunya kita pulang untuk mengisi perut. Aku sudah lapar, entah denganmu."

Kai diam mendengar bunyi-bunyi di perutnya. "Perutku merintih kelaparan," keluhnya. "Aku akan kembali untuk mengisinya dengan penuh lalu kita kembali bertanding."

"Aku bertaruh engkau tidur setelah makan kenyang." Pangeran tertawa.

"Kali ini tidak!" Kai bersungguh-sungguh.

Kedua pria itu berjalan bersama ke tempat kuda mereka berada kemudian kembali ke Schildi.

Matahari semakin tinggi di langit ketika mereka tiba Schildi.

"Sungguh sial!" keluh Kai, "Aku tidak dapat bertemu dengan Putri itu."

"Itu salahmu sendiri. Engkau tidak mau bangun pagi."

"Salahmu juga," Kai balas menuduh, "Engkau berjanji membawaku ke Pienlang tetapi engkau membawaku ke tempat yang aku sendiri tidak tahu."

"Sudah lama aku tidak berkuda. Tiba-tiba saja aku ingin berlomba denganmu. Jangan lupa, engkau yang memulai pertandingan ini."

"Baiklah, aku mengaku salah. Besok aku akan bangun lebih pagi. Aku berani menjamin besok aku telah siap sebelum engkau."

Walaupun Kai berkata demikian, keesokan harinya tetap Pangeran yang lebih siap dulu.

Seperti kemarin, Pangeran segera menuju Ollcyswe setelah ia selesai sarapan. Yang berbeda adalah Kai sudah bangun ketika Pangeran tiba.

Pria itu sedang memakan sarapannya ketika Pangeran menemuinya.

"Sial!" umpat Kai pada dirinya sendiri, "Aku kalah darimu sebelum perang."

Pangeran tertawa.

"Habiskan makananmu lalu kita berangkat ke Pienlang."

"Tentu," kata Kai, "Engkau telah berjanji pada Kris untuk menemui kembali ke Pienlang hari ini."

Seorang pelayan muncul dengan membawa segelas air jeruk.

Gadis Hari Ketujuh (Surene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang