Prolog

7.9K 244 0
                                    

Aku mematut diriku di depan cermin. Setelan seragam OSIS khas anak SMA tengah ku kenakan. Ditambah lagi kerudung ero berwarna putih yang kukenakan se-syar'i mungkin. Ini hari pertama aku akan mulai belajar di bangku SMA. Lega karena sudah melewati MOS yang mempunyai nama lain PLS. Tak seperti remaja perempuan pada umumnya. Tak ada bedak ataupun lipbalm dan alat kosmetik lainnya yang melekat di wajahku. Biarlah aku dikata orang tak peduli penampilan. Aku memang tidak terlalu suka dengan riasan. Toh tujuanku ke sekolah untuk menimba ilmu, bukan untuk bersolek, dan bukan untuk menuntut nilai juga.

Namaku Azalea Shaffira. Aku kini bersekolah di salah satu sekolah menengah atas ternama di kotaku. Nama depanku merupakan nama pemberian dari ibuku. Azalea adalah sejenis tanaman bunga yang indah. Sedangkan nama belakangku merupakan nama pemberian kakekku. Shafira mulanya diambil dari kata 'Shapire' yang berarti batu safir atau batu nilam, sejenis batu mulia yang indah warnanya.

Usiaku kini empat belas tahun. Masih terbilang muda untuk merasakan bersekolah di SMA. Dulu sewaktu masuk Taman Kanak-Kanak usiaku masih standar karena dibawah satu tahun dari usia normal. Banyak teman-temanku seperti itu. Tapi karena aku tidak betah di TK, yang menurutku membosankan, maka aku merengek kepada ibuku agar aku didaftarkan ke Sekolah Dasar. Alhasil ibu ku pun menurutinya. Dan saat aku menjalani tes masuk aku senang sekali, karena aku bisa masuk Sekolah Dasar tersebut. Aku hanya setahun menjadi siswi TK. Jadi usiaku masih sangat muda ketika itu. Tapi jangan kira nilaiku di bawah rata-rata ya, bahkan selama aku bersekolah aku selalu masuk 10 besar. Bukannya sombong, tapi memang itu faktanya supaya kalian tidak berpikir yang  bukan-bukan.

Ngomong-ngomong tentang masa SMA, inilah dunia yang dikata orang penuh dengan cinta. Cinta? Aku tak peduli. Dekat dengan cowok saja aku enggan. Intinya aku hanya ingin menggapai cita-citaku yang telah ku gantung di atas awan.

Karena sudah merasa penampilanku cukup rapi, aku pun melangkah keluar kamar dan menuju meja makan untuk sarapan bersama Ibu, Ayah, dan Adik perempuanku yang kini duduk di kelas dua sekolah menengah pertama. Usai sarapan aku langsung berpamitan kepada mereka semua untuk berangkat sekolah. Apa yang akan terjadi di sekolah? Biarlah menjadi rahasia.

Fatamorgana CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang