🍍🍍🍍
Ku hempaskan harap pada batu karang
Muarakan rindu pada lautan🍍🍍🍍
Kloter tiga memulai pendakian pada pukul 13.15 WIB. Hafis sebagai penanggung jawab kloter telah siap sedia dengan HT di tangannya dan mengkomando teman-teman untuk segera melakukan pendakian.
Di kloter tiga ini ada 12 orang akhwat (perempuan) dan 6 orang ikhwan (laki-laki). Azalea memimpin di depan, karena ia sudah pernah mendaki di jalur ini sebelumnya. Sedangkan Hafis sebagai ketua kloter ini berjalan di barisan paling belakang.
Sepuluh menit perjalanan, rombongan Azalea tampak kelelahan, kecuali Hafis dan Azalea karena sering mendaki. Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Tiga menit berlalu, mereka pun melanjutkan perjalanan. Mungkin karena pendakian pertama, sehingga hampir tiap lima belas menit sekali kloter tiga menghentikan perjalanan untuk beristirahat sementara waktu.
Hingga tiba di Pos 1, merka memutuskan untuk beristirahat agak lama, sekitar lima menit.
Hingga tiba di pos 2 mereka memutuskan untuk shalat ashar karena sudah jam 16.30 WIB saat tiba di sana. Saat akan melanjutkan pendakian, jalur yang dilalui diguyur hujan lebat. Azalea langsung mengkomando teman-temannya untuk tidak panik dan segera mengenakan mantol becak. Mereka semua sigap melakukan apa yang diinstruksikan oleh Azalea.
Sekitar pukul setengah enam sore mereka sampai di pos 3. Tenda-tenda tidak terlihat begitu jelas karena hujan deras. Dengan cekatan, Hafis dan Azalea langsung mendirikan tenda ala pendaki di sekitar teman-teman ROHIS yang lain. Mereka semua ada di dalam tenda pastinya.
"Aza, kita minta bantuan yang lain gimana?" tanya Hafis padaku.
"Nggak perlu. Nanti kalo mereka bantu kita yang ada mereka basah kuyup. Kita aja nggak papa kan?" sanggah Azalea.
"Ya udah deh, yuk buruan. Kasian mereka nunggu." kata Hafis sambil mengarahkan kepala ke rombongan kloter tiga.
Azalea membalas dengan anggukan kepalanya. Dikarenakan hujan lebat, proses mendirikan tenda menjadi sedikit lebih lama. Apalagi yang dapat mengerjakan ini hanya Hafis dan Azalea. Dan saat seperti ini bukan waktu yang tepat untuk meminta bantuan kepada mereka yang tidak tahu-menahu soal ini.
Lima menit berlalu san dua tenda sudah berdiri. Azalea memerintah semua anak perempuan masuk ke dalam tenda untuk sementara waktu dan segera berganti pakaian agar tidak kedinginan. Sedangkan Azalea beserta ke-enam ikhwan lainnya melanjutkan pekerjaan mereka mendirikan tenda.
Sekitar enam menit, ketiga tenda berhasil didirikan menyusul tenda yang lainnya. Dua tenda ditempati untuk para ikhwan di kloter tiga dan sisanya untuk para akhwat. Azalea segera masuk dan berganti pakaian, begitu juga dengan Hafis dan kawan-kawan yang sedari tadi menembus lebatnya hujan demi mendirikan tenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatamorgana Cinta
Novela Juvenil[SOLUSI UNTUK REMAJA YANG SEDANG DILANDA ASMARA] Aku malu pernah berdoa kepadaNya untuk menjadikanmu pelengkap separuh agamaku. Aku malu. Perasaan yang ku anggap sebagai cinta ternyata hanyalah Fatamorgana. Semu, bahkan terlalu fana untuk menjadi...