🌱🌱🌱
Kini harapku tak lagi semu
Karena telah terbang bersama angin Merbabu
Kini hatiku telah pulih seperti dulu
Langit Merbabu menjadi saksi bisu🌱🌱🌱
Waktu maghrib telah menyapa. Badai masih menerpa. Semua memutuskan untuk melaksanakan shalat jamaah di tenda masing-masing.
Azalea POV
Kini semua orang yang berada di tendaku sedang bersiap melakukan shalat maghrib. Karena di luar badai maka kami memutuskan shalat di dalam tenda dan mereka menunjukku sebagai imam.
Aku melafalkan surah-surah dengan suara yang tidak terlalu keras. Pada rakaat pertama kulafalkan surah Al-Fatihah dan juga surah Al-Ikhlas, pada rakaat kedua kulafalkan surah Al-Fatihah dan surat At-Takwir.
Usai shalat berakhir kita memutuskan untuk membuat air panas dengan kompor+gas ala pendaki supaya dapat digunakan untuk membuat minuman hangat.
Kami sedang meminum susu hangat saat seseorang memanggil kami dari luar.
"Eh buka dong tendanya." teriak seseoang dari luar. Sepertinya itu Farid.
Tanpa ba-bi-bu aku langsung membuka pintu tenda.
"Kenapa?" tanyaku.
"Kalian lagi buat apa nih?" tanya Danu yang berada di sisi Farid.
"Buat air panas, mau?" tanyaku.
"Mau lah, dingin banget niih." ucap Farid lebay.
"Buat sendiri sana. Kalian udah ada kompor juga." jawab ku.
"Nggak bisa nyalain." jawab Danu singkat.
"Minta tolong Hafis dong." jawabku.
"Hafis nya lagi mager." jawab Danu yang lumayan bermutu, iya nggak sih?
"Tau ah gelap." ucapku kemudian menutup pintu tenda.
"Hey, Aza. Kamu gimana sih?" teriak Farid.
"Za, Aza, Aza." teriak Danu.
Mendengar keributan di luar aku pun mengambil termos yang berisi air panas. Mereka berdua masih saja berteriak di luar. Aku meminta persetujuan teman-teman ku dan mereka setuju untuk memberikan air panas kepada Farid dan Danu. Lalu aku membuka tenda.
"Nih air panas. Berisik deh." ucapku sambil menyerahkan termos ke Danu.
"Hehe, jazaakillah khairan Za." ucap mereka.
"Aamiin." jawabku dan langsung menutup pintu tenda.
"Balesannya woy. Waiyyaki gitu." teriak Farid tidak terima.
"Kalian balik sekarang atau termosnya balikin sini." ucapku dengan suara agak keras dari dalam tenda.
Hening.
Hening, hening.
Di dalam tenda ini kami sedang menikmati camilan yang kami bawa dari rumah. Waktu Isya' telah tiba dan kami melaksanakan shalat isya' berjamaah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatamorgana Cinta
Teen Fiction[SOLUSI UNTUK REMAJA YANG SEDANG DILANDA ASMARA] Aku malu pernah berdoa kepadaNya untuk menjadikanmu pelengkap separuh agamaku. Aku malu. Perasaan yang ku anggap sebagai cinta ternyata hanyalah Fatamorgana. Semu, bahkan terlalu fana untuk menjadi...