#10

2.1K 114 1
                                    

🍅🍅🍅

Mungkin cukup sampai di sini
Ku tak sanggup menggapaimu
Walau aku masih mengagumimu

🍅🍅🍅

Fatih POV

Aku merasa Rani semakin gencar mendekati ku. Aku berpikir mungkin tak apa kita dekat, ya walaupun sekarang bisa dibilang sangat dekat. Aku rasa dia sangat membantu disaat aku dirundung galau karena memikirkan Azalea. Nama itu, aku masih mengaguminya. Yang aku takutkan adalah, aku hanya menjadikan Rani pelarian ku saja. Kalau dia tahu pasti dia akan kecewa.

Tapi dia sendiri yang mendekatiku, seperti kebanyakan wanita jaman sekarang yang mudah memberikan perhatiannya pada lelaki yang entah siapa bagi dirinya. Di mata lelaki itu perbuatan yang memalukan.

Aku sadar Azalea kecewa kepadaku. Tapi aku tak tahu, aku tak punya keberanian apapun. Dan aku rasa, dia pantas mendapatkan yang lebih baik daripada aku. Dan malam ini, aku telah mengambil keputusan yang entah benar atau tidak.


Author POV

Hari Rabu pagi suasana begitu mendung. Kota yang biasanya memiliki hawa sejuk kini berubah menjadi dingin.

Azalea yang baru saja sampai sekolah bergegas menuju ke kelasnya. Sampai di kelasnya ia menaruh tas dan melangkahkan kaki menuju masjid dengan Al-Quran berada di tangannya.

Ia memilih duduk di serambi masjid yang berada di lantai dua. Banyak murid yang sudah berdatangan, tapi masjid ini tetap tenang, dan hal itulah yang membuat Azalea betah berlama-lama di masjid.

Azalea sudah membaca surah Al-Kahfi hingga ayat 14. Sekilas ia memandang ke arah gerbang sekolah yang nampak jelas dari posisinya. Ia memicingkan mata saat melihat Fatih yang berboncengan dengan Rani. Dadanya begitu sesak. 'Apa lagi ini Ya Allaah?' tanyanya dalam hati.

Untuk menghilangkan kesedihannya, Azalea melanjutkan membaca Al-Quran hingga lima menit sebelum bel masuk berbunyi. Azalea melangkahkan kaki menuju kelas dengan Al-Quran di pelukannya.

Begitu ia duduk di bangkunya, terdengar riuh-riuh dari kicauan temannya di kelas.

"Wuih, Fatih udah jadian aja."

"Kapan, tih."

"Tadi malem." jawabnya enteng.

"Pj dong."

"Iya tuh. Kasih pj dong buat kita semua."

"Iya deh beres, aku traktir es teh di kantin." sahutnya sambil tertawa.

Azalea mendengar semua percakapan teman-temannya. 'Kenapa juga harus dipikir?' batinnya.

___Istirahat Pertama___

Azalea POV

Semua anak di kelas berhambur menuju kantin karena di traktir es teh oleh Fatih yang dianggap sebagai 'pajak jadian' itu.

Aku masih berdiam di tempat dudukku dan mengambil mukena yang berada di dalam tas ku.

"Aza, kamu nggak ikutan ke kantin, nih?" tanya teman sebelahku.

"Enggak deh, aku mau shalat dhuha, kamu duluan aja." jawabku dengan seulas senyum.

"Oke deh, duluan ya."

"Siip." ucapku.

Tinggal aku seorang diri di kelas, aku berdiri dan hendak melangkah keluar kelas saat tiba-tiba ada seseorang menghentikan langkahku.

"Aza." panggilnya.

"Ya?"

"Kamu marah sama aku?" tanyanya.

"Enggak, kenapa juga aku marah sama kamu?" ujarku balik bertanya.

"Terus kenapa kamu nggak turun?" tanyanya lagi.

"Emang kenapa aku harus turun?" tanyaku balik.

"Kamu nggak menghargai aku? Semua temen kita pada turun. Cuma kamu yang enggak." protesnya.

"Maaf, tapi aku bukan orang yang ikut merayakan sesuatu yang tidak disukai Allaah. Dan aku pikir, shalat dhuha lebih penting. Jadi, sekali lagi maaf. Permisi. Assalamualaikum." ucapku tegas sehingga membuatnya terdiam.

Fatamorgana CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang