Namira POV
Aku menatap pantulan diriku di kaca meja rias. Bagus! Ulasan make up tipis tanpa terlihat menor, rambut rapi tergulung bak pramugari dengan menyisakan sedikit anak rambut, serta outfit ke kantor dengan mengenakan kemeja bahan katun tanpa lengan berwarna putih, celana kulot hitam, dan syal bermotif floral.
Perfect! Aku merasa puas memandang diriku, dipantulan kaca. Tiba-tiba sebuah suara dua anak kecil mengganggu.
"Mama, Shakilla udah siap! Tinggal sarapan! ".
"Mama, Shaka juga udah!".
Ya, itu adalah teriakan kedua anakku. Shaka dan Shakilla. Mereka terlahir kembar.
Meski mereka terlahir dari kesalahan masa laluku. Bukan. Mereka bukan terlahir dari kesalahan. Aku yang salah. Namun aku tak pernah menyesal memiliki mereka. Disaat semua orang pergi meninggalkanku saat aku menghadapi masalah, mereka yang selalu menjadi alasan aku harus kuat dan melewati segalanya.
"Wait, ya sweeties! Mama habis ini keluar!," seruku agak sedikit berteriak namun dengan nada halus.
Aku pun keluar kamar dan mendapati dua anak kecil yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sudah duduk manis di meja makan. Bibirku mengeluarkan senyuman kecil memandang mereka. Keduanya berdebat kecil di meja makan. Aku menikmati pemandangan mengasyikkan tersebut tiap pagi.
Sambil menyiapkan sarapan dan bekal, aku tersenyum mendengar perdebatan lucu dua bocah yang masih berumur 7 tahun setiap pagi. Terimakasih Shaka dan Shakilla sudah hadir dalam kehidupan yang pelik ini, mama menyayangi kalian.
Arjun POV
Lelah. Itulah satu kata yang menggambarkan kondisiku saat ini. Aku menatap ke arah jendela kaca lebar yang memperlihatkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta. Berat menjadi pewaris Bhaskara Corp. Namun aku menikmati semuanya. Menjadi pewaris sekaligus pebisnis bukanlah hal yang buruk.
Aku memang menyukai bisnis sejak dahulu hingga aku menjadi ahli dalam bidang. Aku sadar bahwa aku hanya beruntung menjadi CEO karena kedua orangtuaku yang mempercayakan perusahaan mereka padaku. Ya, banyak orang ahli dalam bidang ini namun persaingan kerja yang keras membuat mereka sulit untuk mendapat jabatan.
Dunia percintaanku berbeda dengan dunia karirku. Aku telah jatuh bangun berkali kali dalam jurang cinta hingga ditinggalkan dua kali dalam kesakitan yang mendalam. Kini aku memilih sendiri dan mengurus perusahaan ini.
Author POV
Namira, seorang jurnalis yang memiliki rambut hitam sebahu, berkulit kuning langsat, bermata coklat, berbulu mata lentik, bibir tipis sensual, hidung mancung dan berperawakan tegas dengan tinggi badan 165cm. Ia seorang jurnalis dan dosen yang cerdas, ceria, tegas, dan ekspresif. Bukan hal yang mudah baginya membangun karir. Pasalnya karena pada saat itu ia harus terus melanjutkan pendidikannya dengan kondisi hamil tanpa suami. Ia sempat kehilangan senyum cerianya, namun senyuman itu kembali usai buah hatinya hadir di dunia.
Arjun, pria berkacamata yang memiliki rahang tegas, hidung runcing, lesung pipit serta badan tegap yang sixpack dengan tinggi badan 173cm. Ia sangat maskulin, egois, dan tak suka dibantah. Pria itu sudah jatuh bangun dua kali dalam dunia percintaan. Ia dua kali ditinggalkan oleh dua mantan kekasihnya. Asyik menikmati dunia percintaannya yang menyakitkan, ia sampai lupa jika pernah menoreh rasa sakit pada Namira. Ia tega meninggalkannya saat mengandung darah dagingnya.
Namun tak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi di masa depan. Namira yang mulai pulih dari luka hatinya terhadap para pria, kembali dipertemukan dengan pria yang menyia-nyiakannya di masa lalu. Sama halnya dengan Arjun. Arjun yang sudah lama melupakan masa lalunya dengan Namira dan rasa bersalahnya, tak sengaja harus bertemu kembali dengan perempuan di masa lalu yang hidupnya sempat ia hancurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You (REVISI)
Romance-But I keep on coming back to you- Oh tidak! Kenapa aku bisa dipertemukan kembali dengan lelaki yang pernah menyia-nyiakanku. Setelah 7 tahun lamanya, ia kembali. - Namira Prajnamitha, (28 thn) jurnalis cantik dan pebisnis. Maafkan aku! Setelah 7...