Arjun merutuki kebodohannya. Mengapa ia bisa melakukan hal itu pada Namira. Namira pasti semakin membencinya. Ia benar-benar termakan emosi saat itu.
Kini Arjun hanya sendiri menikmati wine di apartemennya sambil memandang pemandangan gedung pencakar langit Jakarta di malam hari. Setelah kejadian itu, Namira hanya menangis sesenggukan dan mendiamkan Arjun. Bahkan ia pulang tak pamit.
Namira benar-benar membuat Arjun frustasi. Lima bulan tak bertemu Namira dan menyibukkan diri dengan pekerjaan, ia berpikir bisa melupakan Namira. Namun nyatanya tidak.
***
Namira sudah sampai di rumah. Ia langsung menuju kamarnya dan menangis. Entahlah. Ia bingung apa yang ia tangisi. Apakah rasa traumanya kepada laki-laki apalagi ia tadi nyaris diperkosa oleh Arjun.Mengingat ia besar dengan sosok ayah yang kasar dan suka memukul dan ditinggalkan oleh laki-laki yang dicintainya, tak heran jika traumanya kepada laki-laki sangat besar. Ia tahu bahwa Arjun memang arogan namun ia tak menduga Arjun melakukan tega melakukan hal itu padanya.
Namira kemudian bangkit dari tempat tidur dan membersihkan diri. Selama di kamar mandi, ia memikirkan kata-kata Arjun. Ya, Arjun mengungkapkan perasaannya bahwa ia masih mencintainya.
Namira semakin galau. Ia akui selama ini dirinya tidak pernah berhenti mencintai ayah dari anak-anaknya. Ia hanya berhasil tidak melibatkan Arjun dalam hidupnya. Ya, ia membenci Arjun karena meninggalkannya di saat terpuruk dalam kondisi mengandung.
Namira kini sadar. Perasaannya masih sama dengan dulu. Namun ia harus mengontrolnya karena tak ingin jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Usai mandi, Namira mengunjungi kamar anak-anaknya. Ya, Shaka dan Shakila tidur satu kamar namun berbeda ranjang. Keduanya sudah terlelap dalam tidur mereka.
Namira mengelus sayang kening anaknya dan menciumnya satu per satu. Kemudian ia berpikir. Apakah menikahi Arjun akan menjamin kebahagiaan kedua anaknya. Entahlah. Ia sendiri tidak pernah berminat menikah apalagi mencari pengganti Arjun.
Namira yakin, tidak orang yang benar-benar tulus mencintai seseorang jika tidak ada ikatan darah. Kadang sesama ikatan darah saja masih pamrih, apalagi yang tidak ada. Itu salah satu alasannya tidak ingin menikah. Ia ingin fokus membesarkan anak-anaknya. Apalagi Namira suka ngeri saat melihat data bahwa kekerasan terhadap anak banyak dilakukan oleh orangtua tiri. Ia tak ingin anak-anaknya tumbuh dengan trauma.
***
"Namiraaaa! Loe kemana aja sih semalam, gue tungguin kagak nongol-nongol? Gausah deh semalam gue tinggal." Omel Jojo yang suka datang nyelenong ke rumahnya.
Jojo kemudian langsung duduk di pantry dapur sambil mengomeli Namira yang sedang memasak makan malam.
"Lu datang-datang kok marah-marah? Gue habis pulang kerja nih! Capek. Jangan marah-marah dong! Iyaaa, gue minta maaf ya kemarin buat Lo nunggu." Ujar Namira sambil meniriskan pasta bayam yang dibuatnya.
"Terus kemaren lo pulang sama siapa? Habis itu kenapa Lo menghilangkan setelah berdansa dengan pangeran kuda gue." Ya, Jojo menyebut Arjun adalah pangeran berkudanya.
"Oh itu. Tadi malam ada yang harus gue urus, Jo. Semalem gue pulang naik taksi online." Jawab Namira sekenanya.
Tiba-tiba sosok Anjani datang dengan membawa sekantong plastik besar yang sepertinya belanjaan. Namira sudah biasa dengan kedatangan teman-temannya yang tiba-tiba nyelenong masuk rumahnya.
"Ya ampun Jani, lu lagi hamil besar. Kok bawa belanjaan banyak?" Ujar Namira khawatir karena sahabatnya ini akan melahirkan dalam waktu dekat.
"Udah ah santai aja, Mir. Ini enteng kok. Ini isinya semua jajan buat si kembar." Jawab Anjani sambil meletakkan belanjaan di meja pantry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You (REVISI)
Romance-But I keep on coming back to you- Oh tidak! Kenapa aku bisa dipertemukan kembali dengan lelaki yang pernah menyia-nyiakanku. Setelah 7 tahun lamanya, ia kembali. - Namira Prajnamitha, (28 thn) jurnalis cantik dan pebisnis. Maafkan aku! Setelah 7...