part 9

5.6K 332 4
                                    

"Ma, apa kita punya papa?," tanya Shaka polos di depan Namira, Anjani, dan Jojo saat makan malam bersama.

"Iya, Ma. Apa kita punya papa? Mama kok ndak pernah cerita tentang papa?," Pandangan mata Namira bergantian ke arah Shaka dan Shakila.

Namira bergeming dan berhenti makan. Ia belum siap menceritakan pada anak-anaknya tentang Arjun.

Melihat reaksi Namira, Anjani langsung menyaut.

"Tentu sayang kalian punya. Tanpa adanya papa, kalian nggak mungkin ada." Jawab Anjani sekenanya. Berharap jawabannya itu mengena ke si kembar.

"Apa papa kita masih hidup?" Tanya Shaka lagi. Ya, anak Namira yang satu ini tak akan berhenti bertanya sampai menemukan jawabannya.

Nah ini pertanyaan Shaka yang tidak bisa dijawab Anjani. Ini pertanyaan harus dijawab oleh Namira.

"Kalian mengapa tanya tentang papa? Bukankah sebelumnya kalian berkata tidak merasa kekurangan adanya mama yang bisa menjadi mama dan papa bagi kalian?," Tanya Namira. Mencoba menanya sekalem mungkin pada anak-anaknya.

Shaka bergeming.

"Sebenalnya tadi kita beltemu dengan..."

Belum selesai Shaka berbicara Shakila memotong. Memang Shaka paling tidak bisa membohongi mamanya.

"Sebenarnya tadi kita bertemu dengan salah satu teman kita. Dia keliatan bahagia banget deh ma dijemput papa dan mamanya. Shakila pengen punya papa, ma. Shakila iri melihat mereka." Putrinya yang satu ini memang baru berumur tujuh tahun. Tapi kalau soal jaga rahasia dan punya banyak alibi dia ahlinya.

Namira terdiam. Anjani dan Jojo saling tatap menatap. Ya, mereka tahu jika Namira hamil di luar nikah tapi mereka tidak tahu siapa pria brengsek yang meninggalkan benih di rahimnya. Namira juga tidak pernah bercerita tentang pria yang menghamilinya.

"Iya, sayang. Papa kalian masih hidup." Jawab Namira singkat.

"Lalu dimana papa sekarang, ma? Shakila pengen ketemu papa." Tanya Shakila pura-pura tidak tahu padahal ia tahu bahwa Arjun adalah ayah mereka. Memang Shakila jago akting.

"Papa kalian kerja mencari uang untuk , sayang. Sudah ya tanyanya sekarang lanjutkan makan malam kalian ya." Namira menutup pembicaraan. Keduanya kembali menghabiskan sisa makan malam.

Usai makan malam Shaka dan Shakila kembali melanjutkan PR di kamar. Namira duduk bergeming sendirian di halaman belakang rumah memandang kolam ikan.  Ia berpikir dengan pertanyaan aneh anak-anaknya. Kenapa kejadian ia bertemu Arjun dan anak-anaknya menanyakan keberadaan papanya harus satu waktu.

Anjani dan Jojo terlihat menonton TV di ruang keluarga yang dekat dengan halaman belakang rumah. Ia melihat Namira diam. Anjani dan Jojo mampu menebak isi pikiran Namira. Namira pasti memikirkan papa si kembar.

"Mir, boleh gue duduk di sebelah loe?," Ujar Anjani menghampiri Namira. Namira hanya mengangguk.

"Loe kenapa? Loe kepikiran sama pertanyaan anak-anak loe?," Tebak Anjani.

Namira hanya diam.

"Mir, cerita dong sama gue. Jangan diam kayak gini. Gue kan sahabat loe yang selalu ada dalam suka duka. Lalu apa artinya gue selama ini kalau loe selalu tertutup kayak gini?," Protes Anjani yang geram melihat sikap diam Namira. Ya, Namira selalu memendam kesakitannya sendiri.

"Iya, Mir. Loe ceritalah ke kita-kita. Kita nggak bakal kok menghakimi kamu. Cyin, elu sadar gak sih, kalau elu seolah-olah menciptakan tembok besar sehingga kita gak pernah tau kesedihan elu." Jojo kini ikut menghampiri Anjani dan Namira.

Mendengar respon kedua sahabatnya kini Namira tak dapat lagi membendung air matanya. Ia menangis sejadi-jadinya. Anjani dan Jojo spontan langsung memeluk Namira.

"Lah, elu kenapa nangis cyinnnn? Cup cup ya! Jangan nangis dong. Kalau di dengan Shaka dan Shakila bahaya nih." Seru Jojo kebingungan.

Berbeda dengan Jojo, Anjani paham. Mungkin ini cara Namira meluapkan emosinya selama ini.

"Dia balik. Laki-laki brengsek itu balik lagi. Setelah tujuh tahun dia menghilang dan gue berhasil ngelupain dia, dia muncul dan entengnya ngajak gue nikah. Gue kesel. Dia egois. Dia nggak menanggung kesusahan gue selama 7 tahun, lalu dia muncul dan ajak nikah saat gue udah nggak butuh dia lagi. Di saat yang bersamaan, anak-anak gue mau bapaknya ada. Gue harus gimana? Gue ngerasa ini nggak adil. Dia dengan gampang datang dan pergi lalu ngajak nikah.," Cerita Namira sambil sesenggukan.

"Brengsek ya tuh cowok! Awas aja ya kalau gue ketemu dia, gue jadiin rujak bibir. Lumayan, bibir gue kering nih butuh pelumas! Yang sabar ya Namira. Kalau loe kenapa-kenapa, gue bakal lindungi loe!" Seru Jojo. Bukan Jojo namanya kalau nggak nafsu sama bibir cowok bajingan.

"Mir, tapi loe harus berpikir juga. Anak-anak loe bakal butuh sosok ayah. Mungkin sekarang belum keliatan karena mereka masih kecil, tapi suatu saat mereka bakal butuh ayah mereka, mir. Gue tau loe marah sama laki-laki itu tapi selama elo nggak jadi selingkuhan atau diselingkuhi atau elo nggak ngalamin kekerasan, menurut gue gak masalah balik aja untuk memperbaiki semuanya. Lagian anak-anak elo masih ada di masa tumbuh kembang. Peran ayah dibutuhkan banget di masa ini." Kini Anjani mendadak menjadi sosok yang dewasa. Tak heran Anjani memberikan nasihat seperti itu. Maklum, ia lulusan S2 psikologi.

Anjani tidak heran jika hati Namira memasang tembok tinggi pada pria brengsek yang menghamilinya. Memang berat membesarkan anak seorang diri apalagi Namira dikaruniai anak kembar. Pasti keras hatinya susah untuk digoyahkan.

"Tumben lu dewasa. Kali ini lu ada benernya!" Celetuk Jojo setuju.

Namira hanya diam dan berpikir mendengar jawaban kedua sahabatnya.

***
Di waktu yang sama dan lain tempat, Arjun juga bersedih.

"Bro, udah deh bro minumnya. Kenapa loe balik lagi jadi cowok frustasi lagi sih. Udahlah Gladis dan Reva udah bahagia dengan suaminya sekarang. Loe balik dari Amerika bukannya untuk move on? Kenapa kayak gini lagi, bro."

Satya khawatir melihat sahabatnya Arjun meminum dua botol lebih alkohol. Padahal malam ini ia janji menjemput istrinya di rumah Namira.

Terakhir kali ia melihat Arjun seperti ini satu tahun yang lalu di Amerika saat Reva, perempuan yang dicintainya ternyata hanya memanfaatkan harta dan jabatannya untuk menaikkan pamor bisnisnya. Kini Reva telah memilih menikah dengan pria lain.

Tak hanya itu, sebelum Reva datang ke salah hidup Arjun, Satya dulu juga pernah melihat Arjun sefrustasi ini usai ia mengurus bisnisnya di Amerika. Pulang dari Amerika, ia balik ke London dan terkejut mendapat kabar jika kekasihnya yang bernama Gladis menikah dengan pria lain. Ia sempat mendengar Gladis berbadan dua. Bahkan Arjun sempat senang karena ia berpikir bahwa Gladis mengandung anaknya. Namun ternyata Gladis bukan mengandung anaknya melainkan anak pria lain. Empat tahun lebih, Arjun menjalin cinta dengan Gladis hingga tinggal satu kamar bersama. Namun, kekasihnya itu ternyata juga menjalin hubungan dengan pria lain.

Saking menikmati keterpurukan drama percintaannya, Arjun lupa jika pernah menanam benih di tubuh Namira. Kini ia merasa bersalah. Ia merasa tak pantas dipanggil papa oleh kedua anaknya. Ia ingin menebus kesalahannya pada Namira. Mungkin kegagalan cintanya selama ini adalah hukuman karma baginya.

"Sat, gue mau buat pengakuan ke elo. Gue yang hamili Namira. Gue juga yang ninggalin dia. Gue jahat, Sat! Dulu gue mau Shaka dan Shakila mati. Gue berharap Namira aborsi karena gue belum siap punya anak waktu itu. Sekarang gue menyesal, Sat. Gue pengecut. Kalau mereka berdua tahu bapaknya pernah mau menyingkirkan mereka dalam hidup, pasti mereka benci gue, Sat."

Satya syok bukan main mendengar pengakuan sahabatnya itu. Ingin rasanya ia menjotos muka Arjun. Ia kecewa dengan sikap kepengecutan sahabatnya ini. Bagaimana tidak, ia mengetahui sedikit perjuangan Namira membesarkan dua buah hatinya tanpa laki-laki dan orangtua. Itu hal berat bagi Satya yang harus dilalui seorang wanita.

Namun menurut Satya menjotos sahabatnya ini tak ada gunanya. Sahabatnya ini sudah mabuk total. Ia kemudian membawa Arjun dan mengantarkannya pulang ke apartemennya. Lalu ia meneruskan perjalanan ke rumah Namira untuk menjemput istrinya, Anjani.

Saat ini Satya merindukan Anjani. Melihat tragedi Namira dan Arjun, Satya semakin tak ingin melepaskan Anjani. Ia tak ingin menyesal seperti apa yang Arjun lakukan pada Namira.

Back To You (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang