"Ma, let's go!." ajak Shaka yang sudah tak sabar.
Namira yang masih mengenakan kaos dan celana pendek, duduk melamun di sofa depan televisi. Semenjak bertemu Arjun, Namira terus terbayang masa lalu. Bukan tak bisa move on atau masih ada rasa, melainkan rasa ketakutan akan kehadiran Arjun kembali. Ia takut Arjun datang untuk menghancurkan kebahagiaannya dengan cara menyebarkan masa lalunya dan merusak reputasinya sebagai Chief Editor. Ia masih teringat jelas detik-detik Arjun menolaknya dengan meninggalkan janin di rahimnya.
"Ma, mama? Ayok!, " Namira akhirnya tersadar usai Shaka menggoyangkan tangannya.
"Mama, do you have a problem?," tanya Shakilla dengan menggunakan bahasa inggris. Ya, sejak dini mereka diajari Namira bahasa Inggris agar dapat berkomunikasi dengan warga Norwegia.
Namira mulai tersadar panggilan anak kembarnya.
"Hi, my pumpkins ! Mama okay kok! Yaudah yuk kita berangkat!, " ajak Namira yang tak ingin anaknya menjadi penasaran mengapa dirinya melamun. Ia lalu berganti baju dan bersiap-siap.
Namira memarkirkan mobil marchnya di sebuah restoran yang menyajikan masakan eropa karena ia dan kedua anaknya merindukan Norwegia. Mereka lalu masuk ke dalam restoran tersebut dan memesan makanan.
"Pilihlah! Kalian mau memesan apa?," tanya Namira kepada dua buah hatinya yang kembali memperdebatkan sesuatu tak penting.
"Mama, I want pizza taglio and goreng horeng sandwich," ujar Shaka.
"I'm same with Shaka and with truffle chocholate ice cream," Shakilla menginterupsi.
"I want ice cream, ma. Vanilla ice cream with bubblegum sauce." tambah Shaka.
Namira kemudian memanggil pelayan dan memesan menu yang mereka inginkan. Usai pelayan pergi, seseorang berpakaian rapi seperti seorang bussiness man , datang menghampiri Namira. Namira tak asing dengan orang itu. Orang itu adalah orang yang membuatnya kembali memikirkan masa lalu. Arjun.
"Kesialan macam apa ini. Mengapa aku dipertemukan lagi dengan pria brengsek ini. " batin Namira.
"Hi Namira, kita bertemu lagi!," Sapa Arjun dengan senyum sumringah.
Namira tak menjawab. Ia hanya tersenyum tipis dan memutarkan bola matanya. Dua anak kecil di hadapan Namira langsung menoleh ke arah Arjun.
"Kamu suka makan disini juga ya ternyata?," Tanya Arjun dengan ramah menghampiri Namira.
Tatapan mata Arjun langsung tertuju pada kedua anak yang berada di dekat Namira. Ia kaget melihatku dua anak kembar itu. Selama tiga puluh detik, pandangan Arjun tak lepas dari dua anak kembar itu. Pasalnya paras kedua anak itu sangat mirip dengan dirinya waktu kecil.
Melihat Arjun yang memandang Shaka dan Shakila tanpa berkedip sedikitpun selama beberapa detik, Namira mulai panik. Pasalnya, ia baru saja berbohong pada Arjun jika dirinya aborsi.
Hal ini diluar ekspektasi Namira. Ia tidak berpikir untuk bertemu Arjun di saat seperti ini. Ia bahkan bingung harus menjawab apa. Ia panik namun tidak memperlihatkannya. Akhirnya ia menjawab sekenanya.
"Iya. Aku makan disini bersama kedua anakku.," Jawab Namira sambil berharap Arjun cepat pergi dari hadapannya.
Ingin sekali rasanya Namira bersikap ketus seperti tadi pagi saat bertemu Arjun. Namun mengingat ada keberadaan anaknya, ia harus menjaga sikap.
"Kamu sudah menikah?," tanya Arjun yang semakin penasaran.
"Iya.," jawab Namira. Ia menjawab karena tak ingin kedua buah hatinya tahu bahwa mereka terlahir di luar nikah. Pada saatnya nanti ketika mereka mulai tumbuh dewasa, Namira akan menceritakannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You (REVISI)
Romance-But I keep on coming back to you- Oh tidak! Kenapa aku bisa dipertemukan kembali dengan lelaki yang pernah menyia-nyiakanku. Setelah 7 tahun lamanya, ia kembali. - Namira Prajnamitha, (28 thn) jurnalis cantik dan pebisnis. Maafkan aku! Setelah 7...