Become Stranger

5.7K 377 2
                                    

Author POV

Dua jam sudah Namira melakukan wawancara. Ia mencoba untuk profesional sekuat tenaga dihadapan laki-laki yang pernah memporak porandakan hidupnya. Ia tak ingin terlihat lemah dan terluka. Ia memilih pura-pura tidak mengenal Arjun. Arjun juga membalas tanggapannya yang seolah-olah tak mengenalnya.

Usai sesi wawancara selesai. Sekretaris Arjun terlebih dahulu meninggalkan Namira yang masih membereskan laptop. Arjun juga masih terlihat duduk manis di sofa yang berada di ruangannya. Tak dapat dipungkiri matanya selalu memandang gerak-gerik Namira.

Namira yang tahu bahwa ia terus menerus dilihat oleh Arjun, merasa risih. Namun ia tak ingin memikirkannya dan terus melanjutkan merapikan barangnya. Saat laptopnya akan dimasukkan ke dalam tas, Arjun mulai membuka suara.

"Hi, Namira! It's been a long time. How are you?" tanyanya dengan menopang dagu di tangan dan tersenyum simpul.

"Oh hi! Yap. I'm fine." balasku dengan nada yang mencoba santai.

"Oh that's good! Sekarang kamu jadi jurnalis ya?," tanya Arjun.

"Yaps. " Jawab Namira yang sebenarnya gugup namun mencoba santai.

Namira lalu mengalihkan pembicaraan dengan Arjun.

"Terimakasih Bapak atas waktunya. Kalau begitu saya pamit dulu. " Ujar Namira.

Saat ia akan melangkah keluar pintu ruangan, Arjun mencekal tangan Namira.

"Boleh aku minta kontakmu? Nomor handphone mungkin. " tanya Arjun dengan posisi tangan yang masih menahan Namira untuk keluar dari kantornya.

"Maaf, pak. Itu privasi. Saya tidak bisa memberikannya ke sembarang orang. Kalau begitu saya pamit dulu " Jawab Namira sambil menghempaskan cengkeraman tangan Arjun.

Namira kemudian pergi keluar dari ruangan. Arjun lalu mengacak-acak rambutnya sendiri seperti orang frustasi.

"Shit!," Seru Arjun.

Ia lalu merogoh handphone di sakunya.

"Arga, ada tugas untukmu!"

"Cari informasi soal Namira Prajnamita, jurnalis Aksara News!"

Namira POV

"Mama, pulang!" seru Namira dengan suaranya menggelegar.

Dua anak berumur enam tahun berlari kearahnya lalu memeluknya. Senang atas kehadiran Namira, mereka mencium pipinya.

"Mama, bawa makanan? Shakilla lapar, ma! " ujar anak perempuannya dengan muka cemberut.

Melihatnya bermuka masam, Namira hanya tersenyum. Wajahnya mirip dengan pria yang dibencinya dalam hidup. Namun wajahnya juga yang menenangkan Namira.

"Iya, ma! Shaka juga! " sahut anak laki-laki yang juga kembaran Shakilla.

"Ya sudah habis ini kita makan diluar ya? Maafkan mama meninggalkan kalian tanpa makanan."

"Yeay! Asyik makan diluar! " Seru Shaka dan Shakilla bersamaan.

"Yaudah kalian ganti baju dulu sana gih! "

Keduanya langsung berlari kearah kamarnya untuk mengganti baju. Namira tersenyum memandang punggung kedua anaknya yang berlari sambil berpikir. Apakah Arjun akan menerima kenyataan bahwa ia tak menggugurkan bayi yang tidak diinginkannya? Apakah ia bisa menerima bahwa kedua anak ini adalah anaknya? Apakah ia akan mengakuinya? Entahlah. Apapun yang terjadi nanti, Namira tak akan meninggalkan kedua buah hatinya. Ia juga tak akan mengemis pengakuan pada laki-laki egois itu.

Namira tak ingin kembali bersama laki-laki egois itu. Biarlah semuanya menjadi seperti ini. Namira pura-pura tidak mengenalinya. Let him become stranger with all her secret.

Back To You (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang