"Yoongi. Bantuin gue."
"Hyungnya mana goblok."
"Yoongi hyuuuung."
Kini, Yoongi dan Jungkook sedang berada di cafe dekat sekolah. Jungkook menarik Yoongi yang sedang nganggur untuk ikut bersamanya karena ia membutuhkan bantuan kakak tingkatnya itu.
"Bantuan apa, sih?" tanya Yoongi, lalu menyeruput kopinya.
"Cara nembak Jimin, apa lagi?" Jungkook menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya, "sekalian bikin... Eunha move on."
Yoongi berhenti menyeruput es kopinya dan menatap tajam sosok bernama Jeon Jungkook tersebut. Yoongi teringat kembali ketika Jungkook, dengan sangat enggan, menceritakan masalahnnya dengan Eunha.
Tapi, jujur, otak Yoongi sedang tidak nyambung saat itu dan berpikir what kind of bullshits is that.
"Sebenarnya, masalah lo sama Eunha apa sih?" tanya Yoongi penasaran.
Jungkook cemberut, "Kan pas itu udah dikasih tahu!"
"Gak ngerti. Ulang."
"Cih."
Jungkook berdecih, tapi ia tetep menceritakan ulang masalahnya dengan Eunha.
"Gua dulu lumayan suka sama Eunha, ya siapa yang enggak coba? Paket lengkap dia. Cuman, gua gak pernah kepikiran buat pacaran sama dia sih," jelas Jungkook.
"Tapi, misalkan dulu ditembak Eunha, lu bakal terima?" Yoongi menaikkan satu alisnya.
"Hooh," Jungkook mengangguk, "rencananya sih gitu, sebelum gua tahu kalo temen gau ternyata suka sama Eunha."
"Jadi lo nolak Eunha gegara temen lo suka sama Eunha?"
"Hooh."
"Setia kawan banget," ucapan Yoongi terdengar seperti pujian, namun ekspresi yang ia pancarkan malah seperti merasa jijik.
"Kenapa lu malah jijik?!"
"Lagian kalo suka sama orang terus temen lo juga suka, lo langsung mundur gitu??" jelas Yoongi, "gua si ogah."
"Ih... gak gitu," Jungkook menghela napas, "ya, karena gue labil dan gak seserius temen gue. Temen gue bucin akut anjir, masih suka sama Eunha sampe sekarang. Gua gak enak anjir misalkan gua pacaran sama Eunha sedangkan temen gua ini masih sebucin itu sama dia. Lagian sekarang gue... ehm... suka sama orang lain."
Jungkook malah blushy-blushy.
Yoongi hanya memasang ekspresi datar.
"Najis," komentar Yoongi.
"Sok najis lu."
Akhirnya mereka saling tatap-tatapan.
"Jadiii gua bantuin gimana, Jeon Jungkook????"
Yoongi memecahkan acara tatap-tatapan itu.
"Oh, iye," Jungkook buyar dari lamunannya, "jadi, gua mau minta bantuan lo buat nembak si Jimin sekalian bikin Eunha move on ke temen gue yang bucin itu."
"Ya— ya gimana gua bantunya, kocak??? Si bodoh ini."
Belum aja Yoongi lempar gelas es kopinya ke si badut di depan.
"Gimana, ye?" Jungkook ikutan bingung, "double date lagi?"
"Hah? Double date sama gue, Taehyung?"
"Hooh."
"Terus Eunha-nya? Sama temen lo?"
"Err... ajak date juga?"
"Palamu," Yoongi menjitak kepala Jungkook, yang langsung meringis sakit, "lo udah ngomong sama Eunha belum sih? Kek, jujur-jujuran gitu?"
Jungkook terdiam, "Belum... terlalu?" lalu ia berpikir kembali, "gue udah ngomong sinopsis perasaan gua dan hinted kalo ada orang yang suka sama dia dari lama."
"Sinopsis banget bahasanya."
"Gue lupa kosakatanya."
"Harusnya sih gak papa, 'kan? Tinggal nyuruh Eunha sama temen lo ketemu," Yoongi menyeruput es kopinya sebelum berbicara kembali, "temen lo ini pernah confess gak sih ke Eunha?"
"Pernah cuman... kayak bercanda gitu."
"Goblok."
"Makanya."
"Udah, lo suruh temen lo ketemu Eunha confess biar selesai masalahnya, terus lo fokus sama Jimin. Dah, selesai."
"Hmm...oke oke, bantuin ye, hyung."
"Serah lu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Lu yang bayar makanan gue ya."
"Ah, hyung mah..."
continue?
HAHAHAHA HALOOOO
Let's see if I have the willingness to continue this story tho
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Ganteng | taegi ▪ kookmin
FanfictionJimin dan Yoongi kedatangan tetangga yang ganteng abis. // bottom!yoonmin-centric top!vkook // ft. jin + hobi + joon