Penantian gue buat lomba akhirnya kebayar, inilah hari yang ditunggu- tunggu. Gue udah gak sabar buat ke tempat itu lagi, ke tempat dimana waktu dulu gue pernah kalah lomba melukis. Kali ini, gue gak akan mengulangi kejadian itu, gue bakalan menang.
**
Perlombaan pantomim tingkat provinsi ini dimulai dengan gue dan sekar berangkat ke SLB. ya, SLB adalah latihan kami, disanaa da MAS Martin. Dia mengajak kami berdua untuk tos.
Plak. "doakan kami ya mas !." ujar gue
Mas martin senyum sambil ngasih jempol. Terus dia memberikan gestur tangan.
kami mengangguk "siap maz.." balas sekar
Dia bilang ke kami hati- hati, kemudian kami naik ke bus yang sudah tersedia. Bus itu khusus buat anak- anak SD yang berlomba. Namun, gue gak mengenal mereka semua, cuman sekar, pak andik, dan pak yusril yang gue kenal. Tepat jam 10.00 pagi kami semua berangkat.
"semuanya sudah masuk ?." tanya pak panji. Dia adalah serorang yang penting di daerah, dan dia bertanggung jawab atas kami semua.
"sudah pak, lengkap." cetus seluruh peserta di dalam bus.
Gue duduk di belakang, sama sekar, lebih tepatnya nomer 3 dari belakang. Gue dekat dengan jalan keluar, sementara sekar dekat jendela. Dia saat ini sedang memperhatikan pemandangan.
Gue menoleh ke pak andik. "pak kenapa mas martin gak ikut ?."
Dia menoleh. "dia cuma ngelatih doang, dan katanya gak mau ikut."
"kenapa ?."
"nggak tahu." balas pak andik.
Samping pak andik, pak yusril, tengah makan kacang. Dia memberikan snack kacangnya ke pak andik.
"mau wa ?." todongnya ke aku.
Aku menolak pelan. "nggak pak, masih kenyang."
"tuh tawarin si sekar." gue ngambil snack kacang. Menyodorkannya ke sekar.
Biar dia noleh, gue tepuk pundaknya.
"heh, kar." sekar noleh. "mau gak kacang ?."Dia menggeleng. "eh wa lihat tuh, keren yak."
Gue ngelihat di jendela, gedung- gedung tinggi mulai kelihatan. Bagi kami yang tinggal di kota kecil ini merupakan suatu hal yang jarang.
**
Selama lebih dari 5 jam gue dan sekar berada di bis. Menghabiskan waktu bersana dan terlelap, iya, suasana bosan siapa pula yang tak tidur ?.
"bangun- bangun udah sampai."
Gue membuka mata, sekar ada di samping gue dan dia sederan ke gue. Kami berdua bangun bersamaan.
"udah sampe pak." kata gue, meregangkan tangan.
"kar- sekar dah nyampe."
Dia begitu pelan merespon dan perlahan mulai ngucek- ngcuek mata. Kami berdua dibangunkan oleh pak andik. Dia meluap, kemudian kami berdua bangun mengikuti arahan pak andik.
Di luar bis, tempat yang begitu luas menanti, layaknya hotel. Angkutan lainnya juga menurunkan orang- orang dan gue tahu kalo itu musuh kami dalam lomba. Cuma selang beberapa tahun saja, tempat ini semakin megah saja. Seperti itulah penggambarannya, di depan pintu juga sudah ngantri banyak peserta minta jatah masuk dan kamar. Seorang wanita memilik jenjang kaki bak model ada di dekat pintu.
"rombongan mana pak ?." tanya perempuan itu ke pak andik.
"oh ini kami dari tulungagung." balas pak andik.

KAMU SEDANG MEMBACA
LONJONG [COMPLETE]
Humor#476 humor #345 humor #342 humor Kadang Hidup itu tak bisa dikira, dan ini cerita ketika aku masih TK dan SD. Sebuah masa ketika kita semua menjadi diri kita sendiri, tanpa kekangan, tanpa dalih embel- embel dan bahkan pengetahuan belum masuk ke dir...