LEVEL 6

9.2K 505 8
                                    

Al nampak bersin-bersin sepagian ini. Membuat Nitta yang baru saja mendatanginya untuk mengajak makan siang jadi penasaran.

Bukannya kemaren Mike bilang mau jemput ya?Masa iya sih kehujanan? Tapi ia menutup mulutnya rapat-rapat, takut ketahuan kalau dalam rangka menjadi mak comblang bagi Mike.

"Elo kenapa Al? Flu?" tanyanya setelah sampai di meja Al.

"Heum? Iya, dikit." Lalu kembali bersin.

"Mau makan di luar? Atau di kantin? Atau mau gue bungkusin sesuatu aja kalo lo nggak ngerasa fit?" tawar Nitta sambil mengernyit prihatin. Al menggelengkan kepalanya perlahan.

"Ikut aja. Jalan mungkin bisa bikin hidungku lega'an kali ya," Al bangkit dari tempat duduknya dan berjalan pelan menyejajari Nitta sambil mengirim chat mengabari Rea dan Mey bahwa mereka akan makan di luar hari ini.

Ada satu tempat makanan yang menjadi langganan Nitta kalau sedang ingin makan di luar kantor. Dan dengan segera Al juga jadi ikut-ikutan langganan karena ada bakso yang sangat enak di sana. Rea dan Mey yang senior bahkan tidak pernah tahu tempat itu walaupun letaknya dekat kantor, mereka terlalu enjoy makan di kantin perusahaan. Tapi sejak mencicipi bakso di sana mereka pun jadi ketagihan. Dengan cepat menjadi pelanggan tetap.

Begitu sampai di lantai bawah, Rea sudah menunggu di dekat pintu putar.

"Mbak Mey mana?" tanya Nitta.

"Belom bisa istirahat dia. Dikejar deadline soalnya naskah yang dia pegang kudu rombak habis-habisan. Ntar gue bungkusin aja buat dia," jawab Rea.

"Mbak Rea, kemarin ada yang nyari aku ya?" Al bertanya dengan suara serak, membuat Rea mengernyit. Lalu gelagapan dan memasang wajah semeyakinkan mungkin.

"Iya. Si Mike Andromeda kemarin ke sini lho. Nyariin elo. Katanya mau anter pulang. Trus gue bilang aja elo udah pulang duluan naik bus kota, kan katanya Nitta kemaren ada acara keluarga," Mike memang sudah menghubunginya semalam. Jadi ia sudah menghapal skenario kebohongannya dengan lancar.

Hanya Nitta saja yang bingung, karena jelas-jelas ia kemarin sengaja membuat alasan agar Al pulang sendiri dan Mike bisa menyusul. Tapi ia diam saja, memilih meminta penjelasan secara pribadi pada Rea nanti.

"Lain kali jangan kasih tau apa-apa soal aku ke dia ya Mbak? Please...," pinta Al.

"Lho, kenapa? Ini Mike lho. Mike-nya The Players, Al," Rea seakan tidak habis pikir kenapa Al justru tidak mau info tentangnya diketahui oleh seorang artis tenar seperti Mike.

"Ya aku nggak nyaman mbak. Nggak peduli siapapun dia, tetep aja orang asing bagi aku," ucap Al kemudian terbatuk-batuk.

Rea bertatapan dengan Nitta. Al tidak pernah bersikap keras kepala. Tapi kali ini terlihat jelas bahwa ia tidak ingin dibantah.

"Please, tolong Mbak Rea janji ke aku. Termasuk kamu ya, Nit. Kalau misalnya ada orang asing nanya-nanya soal aku kayak kemarin, jangan dikasih tau. Oke?" Pinta Al, yang akhirnya dijawab dengan anggukan oleh Nitta dan Rea. Anggukan yang sedikit ragu.

Karena mereka bingung harus menepati janji yang mana. Janji untuk tidak memberi info apapun tentang Al, atau janji membantu Mike PDKT dengan memberi info apapun tentang Al.

Sungguh dilema bagi seorang fans setia The Players.

***

"Elo flu Mike?" tanya Dewa yang baru datang ke studio. Hari ini jadwal mereka adalah menjadi bintang tamu di sebuh acara televisi. Tapi melihat Mike yang bersin-bersin sedari tadi membuat baik Bang Andy dan yang lain jelas khawatir.

Namun yang dikhawatirkan justru cengar-cengir tidak jelas. Sambil sesekali memandangi handphone nya, tapi hanya memandangi tanpa melakukan apapun. Devon yang penasaran akhirnya mengintip dari balik punggung Mike.

PLAYED (The PLAYERS 2 - REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang