LEVEL 18 (Repost)

3.9K 52 9
                                    

“Kak Mike, bisa bicara sebentar?” panggil Caca.

Al baru saja berangkat kerja, dan mamahnya masih belum pulang dari menginap di rumah temannya. Mike mengangguk dan duduk di sebelah Caca. Sekilas merasakan perubahan yang aneh dari kepribadian yang biasa dilihatnya pada Caca.

“Tujuan kakak sama Kak Alliya apa?” tanya Caca, membuat Mike langsung terdiam.

“Hah? Maksud kamu apa sih Ca?” ujar Mike setelah pulih dari kekagetannya.

“Selama ini aku diem aja karena kupikir kalian butuh waktu untuk meluruskan segalanya. Bahwa kalian memang saling cinta dan hanya belum punya kesempatan untuk saling terbuka tentang segalanya. Tapi beberapa hari lalu aku dengar percakapan Kak Layla sama Kak Rama,” ucap Caca.

Mike berusaha mengendalikan ekspresinya, “Percakapan apa?”

“Mereka khawatir sama kalian berdua. Kak Rama bilang semoga permainan Kak Mike ini nggak akan berakhir dengan membuat salah satu pihak jadi hancur atau terluka. Semula kupikir lebay sih kata-katanya, tapi kata ‘permainan’ itu yang bikin aku penasaran. Jadi aku akhirnya tanya Kak Rama sama Kak Layla. Dan mengancam akan bongkar semuanya ke bunda kalau mereka nggak mau kasih penjelasan.”

Mike langsung memaki dalam hati mendengar ucapan Caca.

“Jadi intinya Kak Mike biasa mainin cewek? Dan kebetulan Kak Al adalah korban kak Mike selanjutnya? Jadi sekarang keputusan Kak Mike tinggal di sini itu apa? Untuk mainin Kak Alliya?” cerca Caca. Hilang sudah ekspresi kekanakan yang biasa ia tampilkan.

Mau tidak mau Mike harus mengakui bahwa Caca memang adiknya, karena sifat Caca yang satu ini sangat mirip dengan dirinya sendiri.

“Anak kecil nggak usah ikut campur,” goda Mike mengacak rambutnya.

Caca menahan tangannya.
“Aku nggak akan ikut campur kalau Kak Mike nggak bermaksud menyakiti orang yang kusayang,” ucap Caca serius.

Mike menghela napas berat. “Kamu benar, tujuan utama kakak tinggal di sini adalah untuk Kak Alliya. Dan ya, kakak memang lagi memainkan suatu permainan tentang Kak Alliya,” ucap Mike. Caca menatapnya semakin marah.

“Kamu tahu, goal dari permainan ini apa? Goal dari permainan ini adalah ... memastikan bahwa perasaan kakak nggak bertepuk sebelah tangan,” sambung Mike. Caca menatapnya penasaran.

Mike menjelaskan, “sewaktu dulu pertama kali Kakak tahu bahwa bundanya Kak Alliya adalah mamahnya Kakak, kamu tahu apa yang Kak Al bilang? Dia bilang bahwa permainan kami sudah saatnya berakhir. Jadi kali ini Kakak mau pastikan bahwa Kak Al memang mencintai Kakak, bahwa ini bukan sekedar permainan buat dia.”

Caca memperhatikan ekspresi Mike, kemudian mengangguk menerima penjelasan itu.

“Cukup jelas, kan? Udah, kakak mau mandi terus istirahat. Capek,” ucap Mike kemudian berlalu.

“Makanya, jangan ronda sampai pagi. Mana suaranya berisik lagi."

Mike membelalak dan berbalik menatap Caca yang sekarang asyik membuka-buka majalah fashion.

Say what?! Ini anak beneran baru 17 tahun nggak sih?

***

Mike menuruni tangga dalam keadaan mengantuk. Ia menemukan mamahnya di dapur sedang membuka bungkusan kue.

“Udah bangun, Mike,” sapa mamahnya.

“Hmm,” jawab Mike lalu mengambil air minum di kulkas.

“Bisa duduk sebentar? Mamah mau bicara?” ucapan mamahnya sontak membuat Mike tersedak minuman dan batuk-batuk.

PLAYED (The PLAYERS 2 - REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang