1. Meet

175 29 6
                                    

Ezra sedang mendengarkan alunan musik lewat hape dan disalurkan ke earphone nya, dia sedang berada di kelas dalam keadaan masih sepi tetapi ada sedikit siswa yang sudah masuk kelas nya, Ezra berniat beranjak dari kursi duduknya menuju ke kantin dan memesan pesanan yang di inginkan Ezra

"Mang kuji, bakso biasa" Teriak Ezra dengan suara yang lantang

"Oh iya iya tunggu sebentar ya mas Zra" Jawab Mang Kuji dengan panggilan yang sudah biasa menjadi ras ia berdua.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya bakso pesanan Ezra pun datang dengan membawa nampan yang berisi bakso dan di tambah dengan es teh.

Ezra menatap datar kepada Mang Kuji dan segera meraih mangkuk bakso tersebut, "Makasih mang"

"Iya siap mas Zra"

Ezra menyantap bakso nya dengan tenang, dan sesekali menyeruput esteh nya. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 06.35, Ezra siap siap untuk kembali ke kelasnya untuk belajar. Tiba tiba ada gerombolan gadis datang. sekira Ezra, dia juga ingin memesan bakso Mang Kuji karena dia sedang ingin menuju kios kantin Mang Kuji, dan sebagian gerombolan gadis tersebut ada yang duduk di sebelah Ezra,

Ezra hanya mengedikkan bahunya, segerombolan gadis itu terbahak entak topik apa yang mereka bahas Ezra tak ingin mengerti.

"Mang pesen bakso satu, gapake onclang terus mie nya banyakin dikit, sama kuahnya sedikit aja ya mang" Ucap salah satu gadis diantara gerombloan tersebut.

Sehabis itu lama kelamaan kantin semakin ramai, dan datanglah teman teman Ezra dengan sok menggodai cewe yang berlalu lalang, Ezra hanya bergeleng geleng kepala dengan sikap temannya.

"Hai broo" Sapa Dikka

"Mang bakso 1" Teriak Ivan dari kejauhan

"Gimana hubungan lo sama si Desi? Baik baik aja kan?." Tanya Fakri penuh tanda tanya "Soalnya tadi gue liat lo debat sama Desi di depan kelas,"

Ezra menatap malas kepada Fakri karena topik yang Fakri bawa sungguh tidak sedap untuk di bahas pagi hari ini "Udah putus" Ketus Ezra dengan nada santai nya Ezra.

"Hah putus?!" Seru mereka bertiga saking kaget nya membuat sepasang mata siswa menjadi pusat perhatian.

"Kok bisa putus sih Zra? kayak nya kemaren lo baik baik aja sama dia. Lo bosen sama Desi?" Tanya Fakri.

"Kenapa sih Zra? Padahal menurut gue, lo itu dah langgeng banget dari dulu kaga putus putus. Udah berapa bulan sih emangnya?" Seru dikka dengan nada tanpa dosa

"Aelah lo mah katanya udah langgeng banget dari dulu kaga putus putus, tau nya kaga ngerti udah berapa bulan. Bloon banget memang nih anak" Desis Ivan dengan nada mengejek dan menoyor kepala Dikka

"Khilaf lo mah, suka nya main kepala! emang lo tau udah berapa bulan?"

"Kaga sih,"

"Yeu lo juga bloon dah dasar anak monyet memang"

"Ish bisa pada diem ga sih, kalian berdua tuh kalo di temuin pasti ribut." Jelas Fakri melerai

Ezra merasa terabaikan oleh mereka bertiga, Ezra segera beranjak dari tempat duduk kantin itu dan tiba tiba sesuatu telah disenggol oleh Ezra dengan tidak di sengaja dan benar benar saja, dia menyenggol mangkok yang berisi bakso, sekiranya itu gadis tadi yang datang bergerombol.

"Maaf," Ezra berjalan melalui cewe itu.

Gadis itu pun dengan kesal mengejar Ezra dengan penuh kejengkelan

"Eh lo tuh ya ga tau diri banget, cuma bilang minta maaf lagi. Lo kira minta maaf bisa bikin bakso gue kembali apa? Nggak lah ya! Bantuin gue bersihin pokoknya!"

"Ngapa sih?" Ezra bertanya dengan wajah yang sangat datar

"Eh jangan pura pura gatau deh lo, tadi kan lo yang nyenggol gue, sampe makanan gue jatuh ke lantai kantin tuh, itu semua kan gegara lo!" jawab gadis itu dengan panjang lebar

Ezra menaikkan sebelah alisnya tanpa membalas percakapan gadis itu, Ia melenggang pergi begitu saja, tetapi tetap saja di ekori oleh gadis itu.

"Ya lo harusnya ganti kek, apa enggak bantuin tuh ngebersihin, masak iya gue sendiri yang bersihin. jelas jelas lo yang salah juga!" cerocos gadis itu dengan nada kesal dan sedikit membentak

"Ogah." Jawab Ezra lalu dia pergi melalui cewe itu yang sedang marah

Gadis itu sedang merasa kesal, dan sekarang rasa kesal itu semakin menjadi jadi, Gadis itu bersumpah kepada nya jika dirinya seorang lelaki, dia akan adu jotos dengannya, tapi sayang dia hanya seorang gadus kecil yang imut dan kalem.

Cewe itu pun mengejar Ezra tetapi entah mengapa si Ezra jalan atau melesat seperti hantu, bisa secepat itu dia menghilang, akhirnya si cewe menyerah dan dia pun membersihkan sisa makanan yang jatuh berserakan di kantin tadi.

----

setelah sampai di kelas si Ezra merutuki kebodohannya, dia tak habis pikir kenapa dia bersifat egois, jelas jelas dia sendiri yang menyenggolnya, jelas jelas dia sendiri yang salah, mengapa masih tak mau menolong gadis itu? Padahal itu hanya hal sepele.

Dan lebih parahnya lagi, sewaktu dia tidak sengaja menyenggol gadis itu, dan debat dengan gadis itu. Banyak sepasang mata yang melihat adegan itu dengan ada yang tatapan nya merasa sedih, kaget, kasihan. Dia bisa di cap jelek karena dia sebagai anggota OSIS harus mempunyai rasa bertanggung jawab.

"Ahh!" Pekik Ezra yang sudah duduk di bangkunya.

Sepasang mata siswa yang ada di dalam kelas itu pun mulai bergidik ngeri melihat Ezra emosi, pasalnya jika Ezra emosi akan hancur semuanya. dia memang jarang emosi tetapi sekalinya emosi hancur sudah semuanya. begitulah maksud siswa tersebut.

Fakri datang sedikit tergesa, karena Ezra sudah menyenggol bakso milik gadis yang polos di kantin, Fakri khawatir jika Ia yang akan di tagih mengganti bakso yang Ezra senggol, makannya Fakri berlari ke kelas.

"Heh! diajak omong main pergi aja! gausah dengerin ocehan tadi itu si Dikka sama Ivan, mereka emang selalu bikin bete," Desis Fakri 

Ezra hanya bergumam lalu menangkupkan kepalanya di meja, dan menggunakan earphone nya

"Lo beneran nggak mau ganti bakso yang gue yakin dia bakal nangis ngerengek ke ibunya, dia bakal adu ke ibunya?" Tanya Fakri perlahan dan di jawab gelengan mantap oleh Ezra.

"Ada patung bernyawa yaallah cape gue ngomong sama dia." Kesal Fakri lalu menuju ke bangkunya sendiri di pojok.  

----

D

i sisi lain Tissa merasa jengkel karena dia tidak jadi sarapan pagi Ia sudah menyumpahi pada dirinya jika bertemu lagi, dia akan menghabiskan nya, awas saja.

"Hufftt.. Tau begini mending gue sarapan aja tadi dirumah! Kalo misal gue udah makan dirumah kan gue gak bakal kelaperan kayak sekarang ini" Kesal Tissa dengan tangan menopang dagunya dengan raut wajah yang sangat melas.

"Lo tau gak sih tadi yang nyenggol makanan lo sampe makanan lo jatuh itu kaka kelas MOST WANTED tau nggak! anak OSIS juga!" Pekik Della temen se-geng Tissa

"Santai aja kali wajah lo kaga usah di buat kaget gitu, toh juga si Tissa ga bakal peduli itu anak OSIS kah, atau gak kaka kelas MOST WANTED lah, percuma lo ngasi tau si Tissa, hahahah" Tawa sella memenuhi keheningan kelas.

----



TBC.

PRINCE ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang