Hari sudah sangat malam saat Jimin tiba di rumahnya. Lampu dapur pun sudah dimatikan. Ia membuka pintu pelan dan menguncinya lagi. Jimin tidak akan dimarahi neneknya karna pulang selarut itu, ia hanya takut akan membangunkan neneknya yang kelelahan bekerja di kedai
Jimin perlahan membuka pintu kamarnya. Gelap. Namun diatas kasurnya ia melihat selimutnya bergerak-gerak, Jimin tersenyum melihatnya. Ia menghampiri sosok yang bergerak-gerak dalam tidurnya itu
"Kau sudah pulang bocah..., kau pasti sangat rindu padaku ya.." gumamnya duduk di teli ranjang
Taehyung sudah lama terlelap. Anak itu tidak mau pulang setelah makan ramen buatan Ryuji dan membantu di kedai. Ibunya datang sebentar, memberikan ponselnya yang ketinggalan di mobil. Nyonya Kim tau jika Taehyung ingin tidur di rumah nenek Park
Lama menunggu Jimin yang tak kunjung pulang, ia tertidur saat ingin menghubungi sahabatnya itu
Jimin mengusap kepala Taehyung sayang. Dipandanginya wajah tampan sang sahabat itu
"Eeuuh..eenghh... Kk...Kookie.." Taehyung meracau dalam tidurnya
Seketika Jimin menghentikan usapan tangannya
"Bahkan kau masih saja mengganggu tidur Taehyung..aku semakin membencinu Jungkook-sii" gumam Jimin lirih
Jimin beranjak dari duduknya dan masuk kekamar mandi, badanya pegal setelah perjalan jauh ke Seoul. Jika bukan demi Taehyung, Jimin tak akan repot-repot menyisihkan uang pemberian neneknya setiap hari untuk membeli tiket kereta ke Seoul dan pergi untuk menemui abu orang yang sudah mati
Setelah mandi sebentar, ya sebentar saja. Rumahnya tidak memeliki pemanas air, jadilah ia mandi dengan air yang sangat dingin di pergantian musim dingin ke musim semi itu. Jimin segera memakai baju tebalnya dan berbaring disamping Taehyung
Anak itu masih mengigau, entah apa yang diucapkannya, Jimin tidak mendengar jelas. Jimin menggenggam tangan hangat Taehyung dan mungusap rambutnya lembut. Mereka berdua pun terlelap dalam mimpi masing-masing
Jimin terbangun karena merasa terganggu, pipinya ditarik-tarik Taehyung
"Tae....." suara Jimin serak khas bangun tidur
"Kapan kau pulang?" tanya Taehyung masih mencubiti pipi gembul Jimin
"Tengah malam, aku sangat lelah dan ingin segera tidur, tapi kau terus mengigau" jawab Jimin tanpa membuka matanya
"Aah..iya, eomma juga bilang saat aku di rumah sakit setiap malam aku mengigau" Taehyung menghentikan kegiatan mencubit pipi Jimin dan berbaring terlentang disamping sahabatnya itu
"Kau minpi buruk?" tanya Jimin membuka matanya
"Aku selalu mimpi buruk setiap malam sejak Kookie meninggalkanku, tapi akhir-akhir ini mimpi buruk itu semakin menyeramkan" ucap Taehyung lirih. Matanya menerawang menatap langit-langit kamar Jimin
Jimin menahan napasnya, ia mencoba tenang mendengar apa yang akan dikatan Taehyung selanjutnya
"Dalam mimpiku kau pergi meninggalkanku juga, Jim...." lirih Taehyung
"Tae, ih hanya mimpi. Aku tidak akan pern-
"Kau meninggalkanku karena aku lebih memilih Kookie."
Deg.
Jimin duduk di kasurnya dan menatap Taehyung yang masih menatap langit-langit kamarnya
"Aku takut kau meninggalkanku Jim.., kau lihat betapa hancurnya aku saat ini. Aku tidak tau akan menjadi apa nantinya jika kau meninggalkanku juga..." ucap Taehyung lirih
KAMU SEDANG MEMBACA
I Call You Best Friend
Fanfiction||COMPLETED|| Aku akan menjaga kalian.. Janji? Janji.