The Grey Clouds

4.3K 589 31
                                    

Tidak ada firasat apa-apa, tidak ada hal-hal diluar kebiasaan. Dan tentunya tidak ada yang menyangka hari itu

Hari itu hari sabtu, matahari bersinar cerah mulai dari pagi, udara sangat bersih dan segar. Sedari kedai dibuka sudah banyak pengunjung yang datang. Jimin dan Ryuji sangan sibuk melayani para pembeli. Koki yang bertugas hari itu terlihat sedikit kewalahan mendapat beberapa orderan sekaligus

Tidak terlihat nenek Park di dapur, koki bekerja sendiri. Jimin tak ambil pusing, ia tau neneknya sedang tidak enak badan dan beristirahat di kamarnya di lantai atas. Setelah pulang dari pasar Ryuji dan Jimin langsung menyiapkan bahan-bahan baru yang akan diolah sang koki. Mereka sudah terbiasa walaupun tidak ada nenek Park yang mengawasi

Hari beranjak semakin siang, pengunjung kedai semakin bertambah, maklum akhir pekan. Jimin sangat berharap Taehyung akan datang membantu mereka. Ryuji tidak hanya menunggu di kasir, pemuda itu juga membantu Jimin mengantar makanan ke meja pelanggan, membersihkan meja kursi, mengepel, dan merapikan kue-kue kering di etalase kecil disamping meja kasir

"Ryu hyung, aku akan naik sebentar. Ini sudah siang halmeoni belum makan apa-apa" ucap Jimin

"Kau tidak membawa makanan sekaligus?" tanya Ryuji yang sedang mengelap meja

"Aku akan bertanya halmeoni ingin makan apa, hyung tau kan seleran halmeoni kadang-kadang berubah" jawab Jimin

"Baiklah" saut Ryuji singkat

Jimin naik ke lantai atas rumahnya, dan Ryuji melanjutkan aktifitas membersihkan mejanya





"HALMEONI BANGUN!!! AKU BILANG BANGUN.....BANGUN HALMEONI....."

Suara Jimin terdengar nyaring hingga ke lantai bawah. Beberapa pengunjung yang sedang makan mendongak ke sumber suara. Koki baru kedai itu keluar dari dapur dan menatap bingung Ryuji

"HALMEONI JANGAN TINGGALKAN JIMIN.....HALMEONI BANGUUUUN!!!!"

Jimin masih berteriak di lantai atas. Ryuji melempar kain lap nya sembarangan dan langsung berlari ke lantai atas

Ryuji langsung masuk kekamar nenek Park, disana terlihat Jimin berdiri di samping ranjang neneknya dan menangis. Tangannya terkepal kuat disamping badannya. Nenek Park terlihat damai dalam tidurnya

"Jimin" panggil Ryuji lirih

"Hyung bangunkan halmeoni hyung...halmeoni tidak mau bangun..." ucap Jimin pelan

Ryuji yang bingung segera mendekatkan dirinya ke ranjang nenek Park. Jimin masih berdiri kaku di sampingnya. Ryuji menyentuh tangan nenek Park dan matanya membola

Tangan nenek Park dingin, sangat dingin. Wajahnya yang semula terlihat damai, jika diperhatikan lebih jelas maka terlihat pucat. Ragu, Ryuji mendekatkan jarinya kehidung nenek Park. Tidak ada tarikan atau hembusan napas, lalu ia mencari denyut nadi di sekitar pergelangan tangan nenek Park

"Jj..jimin.." ucapnya gugup

"APA!! AKU BILANG BANGUNKAN HALMEONI KENAPA KAU MALAH MENATAPKU SEPERTI ITU!!!" teriak Jimin. Air matanya sudah tumpah, hidungnya memerah dan kuku-kuku jarinya putih akibat terlalu kuat ia menggenggam tangannya

"BANGUNKAN HALMEONI HYUNG...BAGUNKAN DIA... DD...dd..ddia hanya tidur kan..." suara Jimin mulai lirih

Ryuji menatap wajah nenek Park

"Ya..halmeoni tidur Jim.. ia sudah tidur dalam damai" ucap Ryuji pelan

"BOHONG!!!!!!!!"

I Call You Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang