Don't Go

5K 596 75
                                    

Seminggu setelah kejadian di kedai itu Taehyung tidak pernah terlihat datang ke kedai. Pun Jimin juga jarang kerumah keluarga Kim. Malam hari setelah kedai tutup waktu itu Jimin menangis di pelukan Ryuji. Anak itu menceritakan semuanya. Jimin menyesal mengatakan semua itu pada Taehyung

Harusnya dia lebih bisa mengontrol mulutnya. Tidak ada yang salah dengan ucapannya, namun ia merasa tidak pantas. Jika nyatanya dia juga sering menangisi nenek Park saat malam tiba. Dia hanya ingin menyadarkan Taehyung hingga berkata dusta pun ia lakukan

Tidak hanya pada Ryuji, hari berikutnya selepas jam 10 malam, Jimin datang kerumah keluarga Kim. Taehyung sudah tidur, kata Nyonya Kim ia kelelahan setelah pulang dari terapi di rumah sakitnya. Tuan dan Nyonya Kim sebenarnya tau apa yang terjadi pada kedua anak itu. Song ahjumma saat itu juga mendengar apa yang mereka bicarakan saat dirinya pergi ke kedai untuk bertemu dengan Ryuji. Jimin dan Taehyung tidak menyadari kehadiran Song ahjumma yang memang hanya berdiri di belakang pintu masuk kedai

Tuan dan Nyonya Kim tidak menyalahkan Jimin, maupun Taehyung. Ini bukan kesalahan, kedua anak itu hanya terbawa emosi. Malahan, pasangan Kim itu salut pada Jimin yang mengatakan semua itu di depan Taehyung, mereka berdua paham jika itu adalah cara Jimin untuk menyadarkan Taehyung

Jimin datang ke kediaman sahabatnya itu dan menangis di depan Tuan dan Nyonya Kim. Meminta maaf sudah berkata lancang pada Taehyung. Jimin bilang dia akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu dengan Taehyung setelah kejadian itu

Bukan jawaban yang ia terima, namun sebuah pelukan hangat dan kecupan di keningnya yang Jimin terima. Nyonya Kim mendekapnya erat, sesekali mengusap punggungnya lembut, setelah beberapa saat, Tuan Kim menarik tangannya dan mendudukan Jimin disebelahnya, mengatakan justru mereka berterima kasih karna Jimin mengatakan itu semua pada Taehyung, mereka berterima kasih karna Jimin masih terus berusaha menolong anak mereka

Dan ya..hanya malam itu Jimin menginjakkan kakinya ke rumah Taehyung. Sahabatnya itu bahkan tidak pernah memandangnya lagi walaupun mereka berpapasan. Mungkin Taehyung masih butuh waktu, itu pikir Jimin

"Hai, sayang.. bagaimana terapimu?" tanya Nyonya Kim saat melihat Taehyung masuk rumah

Saat ini Nyonya Kim lebih banyak mengerjakan pekerjaannya dirumah, kamar tamu di lantai bawah disulap menjadi mini butiknya, helaian kain menutupi hampir semua sudut

"Seperti biasa" jawab Taehyung singkat dan berjalan kearah kamarnya

Bukan tanpa sebab ibunya menanyakan hal itu, sudah 2 kali Hoseok menelpon Nyonya Kim dan suaminya jika Taehyung tidak mengatakan apa-apa saat terapinya. Anak itu hanya akan duduk, memainkan apa saja yang bisa ia jangkau, setiap Hoseok menanyakan kabar Taehyung menjawab 'biasa saja, tidak ada yang spesial'. Tentu Hoseok tidak akan memaksa Taehyung untuk berbicara

Nyonya Kim menghela napasnya dan memandang Taehyung menaiki tangga menuju kamarnya



Jimin memandang sendu kerlip bintang dari jendela kamarnya. Malam itu sangat cerah, bulan dan bintang menari-nari menemani sang malam. Manik matanya melihat siluet Taehyung dari jendela kamarnya. Anak itu mondar mandir, sesekali terlihat sedang berbicara dengan seseorang

"Kuharap disana ada Eomma atau Appa Tae."

Jimin menghela napasnya dan kembali menatap langit malam

"Itu pasti bintang eomma.. sinarnya cantik, bintang appa pasti berada di sebelahnya itu...

...hmmm bintang halmeoni yang mana ya.." gumam Jimin

Saat mencari-cari bintang yang ia rasa cocok dengan halmeoninya, sudut mata Jimin menangkap lampu kamar Taehyung sudah padam

"Aneh.., ini baru jam 7 apa dia sangat lelah?" tanya Jimin pada dirinya

I Call You Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang