Hari semakin siang, matahari sudah berada tepat diatas kepala. Taehyung dan Jimin masih asyik kejar-kejaran. Beberapa menit yang lalu mereka memutuskan untuk bermain layang-layang, kebetulan ada yang berjualan layakg-layang di pinggir pantai
"Yak...Kim Taehyung kemari kau! Gara-gara tangan jahilmu itu senar layanganku putus! Kembali kau anak nakal!" teriak Jimin yang masih mengejar Taehyung
Si empunya nama masih tertawa lepas berlari di depan Jimin. Taehyung bahkan merentangkan tangannya seakan ingin berubah menjadi burung dan terbang ke langit. Ya.. itu salah satu pemikiran Taehyung
"Tae..berhenti...aku..lelaaaah...." teriak Jimin sekali lagi
Taehyung berhenti dan menoleh kebelakang, jarak Jimin cukup jauh darinya. Ia tersenyum cerah dan berlari menuju Jimin
"Kau payah Jim.. ototmu saja yang besar, mengejarku saja tak bisa"
Jimin menunduk, perutnya serasa diaduk-aduk. Napasnya kasar, sedangkan Taehyung hanya terkekeh menertawakannya. Jimin tersenyum di sela-sela napasnya yang kepayahan, setidaknya ia berhasil membuat Taehyung kembali ceria hari ini. Jimin rela badannya remuk hanya untuk melihat senyuman manis di wajah sahabatnya
"Jim, aku lapar" ucap Taehyung santai
"Mau kembali ke kedai halmeoni?" tanya Jimin setelah napasnya kembali normal
"Ehmm...aku mau pizza!" jawab Taehyung antusias
"Tae, pizza hanya ada di kota. Jalanan pasti sangat macet di jam makan siang seperti ini, pasti akan lama sampai jika kita naik bus"
"Tapi...tapi....aku mau pizza Jiminie...aku mau makan itu..." Taehyung kembali mengeluarkan jurus aegyo nya pada Jimin
"Berhenti menggunakan cara itu Kim Taehyung, kau curang" Jimin kesal. Siapun tau jika dia tidak bisa menolak Taehyung jika sudah ditembaki aegyo seperti itu
"Ayolaaah...Jiminie....kita bisa jalan-jalan di kota juga...ayolah..sekaliiiiiiii ini..." Taehyung masih tidak mau berhenti berusaha
Jimin menatap Taehyung dan menghela napas
"Jangan berlari sendirian, tetap disampingku, jika kau butuh sesuatu bilang padaku, jangan berbicara pada orang lain, janga-
"Jimin kau cerewet." potong Taehyung
"Yasudah tidak jadi ke ko-
"Akutidakakanberbicarapadaorangasing akuakanselaluadadisampingmu akutidakakanberlarisendirisehinggamerepotkanmu AKUJANJI."
Jimin menaikan alisnya sebelah, Taehyung mulai berbicara dengan bahasanya sendiri
"Yah, walaupun aku tak mengerti apa yang kau katakan, kuanggap kau setuju. Ayo"
"Jimin yang terbaik!"
"Aku ingin kau menyebutku seperti itu setiap hari, Tae.. setiap kau bahagia ataupun terpuruk...hanya aku Tae..sebut namaku.." batin Jimin
Ia tersenyum hangat menanggapi segala ocehan Taehyung saat mereka berjalan menuju halte bus di dekat pantai tersebut
Tak berapa lama, bus menuju kota datang. Taehyung masih sangat antusias Jimin mengekorinya di belakang, mereka duduk di kursi belakang bus. Jimin mengeluarkan ponselnya dan memberi kabar Tuan dan Nyonya Kim jika dia mengajak Taehyung ke kota, dan dibalas pesan hati-hati. Dia juga mengirim pesan permintaan maaf pada Ryuji yang berkerja di kedai neneknya sendiri karena ia harus pergi ke kota, dan dibalas Ryuji dengan senang hati akan mengcover kerjaan Jimin hitung-hitung uang gajinya bertambah
Disepanjang perjalanan mereka ke kota Taehyung tidak berhenti bercerita. Jimin sesekali menanggapinya, bukan karena malas atau kesal mendengar ocehan Taehyung yang hampir mirip dengan ocehan balita belajar berbicara. Ia hanya terlampau senang melihat sahabatnya itu bahagia
KAMU SEDANG MEMBACA
I Call You Best Friend
Fanfiction||COMPLETED|| Aku akan menjaga kalian.. Janji? Janji.