"Kami berkencan."
Daehwi menghelan nafasnya, padahal Guanlin tau maksud pertanyaan dia bukan jawaban seperti itu.
"Oke, kita tau kalian berkencan. Anggap saja begitu. Maksudku, bagaimana bisa? Bukankah saat Jinyoung datang kau malah pergi?"
"Takdir, kedepannya siapa yang tahu?"
Mereka merotasikan bola matanya dan merasa percuma jika bertanya pada Guanlin. Tatapan mereka langsung menghadap Jinyoung yang sepertinya akan menjelaskan.
"Jinyoung?"
"Y-Ya?"
"Kami menaruh harapan padamu, Jinyoung. Jelaskan pelan pelan ya?" Pinta Daehwi.
Jinyoung belum menjawab, dia melirik ke arah Guanlin yang ternyara juga dia sedang melirik ke arahnya yang berarti semua orang yang berada di meja sana sedang memusatkan perhatiannya pada Jinyoung.
"A-Aku-"
Ucapan Jinyoung terhenti saat Guanlin memegang tangannya dan menyelipkannya diantara celah celah jarinya. Jinyoung beralih menatap Guanlin dan Guanlin membalasnya dengan anggukan tanda ia boleh memberitahukan semuanya.
"Guan, kau yakin?"
"Eum. Aku percaya pada mereka."
"Baiklah."
Jinyoung perlahan membalikkan wajahnya dan menatap teman temannya kembali. Sementara tangannya masih digenggam oleh Guanlin.
"Aku dan Guanlin akan menikah-"
"..."
"-bulan depan."
"APAAA?!"
☆☆☆
Selepas penjelasan Jinyoung tadi, akhirnya mereka semua mengerti. Pada awalnya, Daehwi yang bersikeras protes karena merasa kasihan dengan Jinyoung yang harus dijodohkan dengan Guanlin si balok es berjalan. Tetapi saat mendengar perkataan Guanlin yang menurut dia bahkan semua teman temannya sangat bukan Guanlin sekali, ia percaya kalau Guanlin bisa membuktikan perkataannya dan membahagiakan Jinyoung.
"Aku akan belajar mencintainya dengan benar. Dan aku pastikan tak ada setetespun air mata yang keluar dari matanya kecuali air mata bahagia."
☆☆☆
Guanlin, Samuel, dan Woojin berjalan sambil sesekali bersenda gurau. Pakaian mereka sudah berganti menjadi pakaian basket karena hari ini jadwal mereka latihan. Saat ini mereka sedang menuju kelas Daehwi, Jinyoung, dan Jihoon.
"Oi Guanlin, kau yakin Jinyoung akan kuat denganmu?"
Woojin langsung meringis saat Guanlin memukul kepalanya.
"Memang aku seburuk apa?" protes Guanlin.
"Sangat buruk. Bahkan aku tidak pernah sekalipun mendengar kalau kau suka dengan seseorang." Kali ini Samuel yang membalas dan Guanlin sudah bersiap akan memukul kepala Samuel sebelum Samuel berlari sambil tertawa karena kelas Daehwi sudah berada didepan mata. Sementara Woojin menepuk pundaknya pelan.
"Sialan."
Guanlin melihat Jinyoung masih ada disana, duduk bersama Jihoon dan sedang asik memainkan handphonenya. Sepertinya mereka sedang memainkan game sampai tidak sadar kalau Guanlin dan teman temannya sudah disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Marry You ~pandeep
RomanceSemua bercerita tentang Guanlin, Jinyoung, dan perjalanan cinta mereka yang terjalin karena sebuah perjodohan. ⚠ bxb ⚠ dilarang salah lapak ⚠ mpreg