"Ayo kita belajar mencintai seperti yang kau inginkan."
"Uhuk!"
Jinyoung langsung tersedak dan Guanlin cepat cepat mengambil gelas dan menuangkan air kedalamnya lalu menyerahkannya pada Jinyoung. Jinyoung langsung menerimanya dan menegak habis air tersebut. Wajahnya langsung memanas, entah karena efek tersedak atau memang karena perkataan Guanlin barusan.
"Tapi..."
Jinyoung menantikan perkataan Guanlin selanjutnya dengan jantung yang masih berdegup kencang.
"...aku belum pernah berpacaran. Jadi...ya begitulah."
Rasa gugup Jinyoung perlahan hilang dan digantikan dengan suara kekehan pelan. Jinyoung merasa lucu melihat Guanlin yang terlihat gugup dan menundukan kepalanya sambil mengambil sumpitnya lalu memakan makanannya.
"Kenapa kau tertawa?"
"Tidak. Hanya saja kau terlihat lucu." Jawab Jinyoung jujur lalu menyantap makanannya lagi.
"Seumur hidupku, belum pernah ada orang yang mengatakan aku lucu."
"Kalau begitu aku yang pertama."
"Ya, dan kuharap juga yang terakhir."
Mendengar Guanlin berkata seperti itu, membuat Jinyoung semakin gencar ingin menggodainya. Maksudnya, ia ingin tau reaksi Guanlin. Ia hanya ingin membuktikan saja kalau Guanlin itu sebenarnya orang yang hangat dan mudah bergaul.
"Aigoo, lucunya uri Linlin~"
Guanlin terlihat terkejut dan ingin bertanya kenapa Jinyoung bisa mengetahui nama kecilnya, tetapi ia urungkan karena ia ingat kalau tadi ia melihat kamarnya sudah rapi. Jinyoung pasti melihat fotonya yang berada di nakas.
"Itu nama masa kecilku."
"Kalau begitu, aku boleh memanggilmu Linlin?"
"Tidak."
"Kenapaaa~?" Tanya Jinyoung dengan nada seperti sedang merajuk.
"Tidak."
"Tapi Linlin nama yang lucuuu~"
"Tidak, Bae Jinyoung."
"Tapi-"
"Terimakasih."
Jinyoung mengernyitkan dahinya. Kenapa Guanlin sering sekali mengatakan kata kata yang random?
"Untuk?"
"Semua yang kau lakukan untukku hari ini."
"Lagipula itu sudah tugasku sebagai-" Jinyoung menghentikan perkataannya dan langsung merutukinya. Hampir saja ia mengatakan sebagai 'istri'. Iya, Jinyoung tau kok kalau dia yang lebih pantas di pihak bawah.
"Sebagai?"
Jinyoung kelabakan menjawab pertanyaan Guanlin, ia tidak mungkin melanjutkannya. Jadi, dibandingkan menjawab pertanyaan Guanlin lebih baik ia mengalihkan pembicaraannya.
"C-Cepat makan, nanti kita terlambat."
Tanpa Jinyoung sadari, Guanlin tersenyum melihat tingkah dan gelagatnya.
☆☆☆
Jinyoung hanya menatap Guanlin yang sekarang sedang mengeluarkan motornya dari dalam bagasi yang sepertinya baru diantarkan kemarin. Guanlin yang sudah memakai helmnya menatap Jinyoung, menunggu lelaki itu untuk menaiki motornya. Tetapi yang dilakukan Jinyoung hanya memeluk helm yang sudah Guanlin berikan tanpa berniat menaiki motor Guanlin sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Marry You ~pandeep
RomansaSemua bercerita tentang Guanlin, Jinyoung, dan perjalanan cinta mereka yang terjalin karena sebuah perjodohan. ⚠ bxb ⚠ dilarang salah lapak ⚠ mpreg